CHAPTER 20

88.8K 2.2K 29
                                    

Terimakasih untuk yang sudah berkenan menunggu cerita ini di update. Terimakasih sudah semangat membaca, love you all

Hari berlalu begitu cepat. Buktinya baru saja bangun tidur, sudah malam dan hendak tidur lagi. Tepat pada pukul 8 malam, Gara diberi izin oleh Agung untuk pergi kencan bersama Soya.

Cowok itu menatap Soya yang menggunakan celana jeans panjang oversize, yang dipadukan dengan cardigan lengan panjang berwarna putih. Rambutnya dibiarkan tergerai indah dengan bando yang berada di kepala Soya.

"Makasih ya A'. Bajunya bagus, Soya suka!"

Gara senang Soya mau memakai baju pemberiannya. Sementara cowok itu memakai celana jeans panjang, yang dipadukan dengan kaos pendek berwarna sama dengan Soya. Sengaja memang, agar mereka terlihat serasi.

"Cantik"

Soya tersenyum malu, "Siapa yang cantik?"

"Kamu yang cantik. Aku suka lihatnya" ucap Gara sambil menghadiahkan kecupan dipipi Soya. Membuat rona merah terlihat seketika di pipi gadisnya.

Gara terkekeh pelan, "Ayo berangkat, biar nggak terlalu malam pulangnya"

Tempat yang hendak mereka berdua tuju pertama kali adalah di museum seni. Selain karena Soya suka sekali dengan hal hal yang berbau seni, Gara sangat senang sekali saat mendengar binaran mata gadisnya pada sesuatu yang disukai. Ia merasa lelaki yang paling diandalkan oleh Soya.

Gara tersenyum senang saat Soya melingkarkan tangan diperutnya. Bersender dipunggungnya. Cowok itu menatap gadis yang memakai helm berwarna biru dari spion.

Seperti biasa, sangat menggemaskan dan sangat imut. Sampai sampai Gara ingin mencium seluruh wajah Soya sekarang juga.

"Soya, jangan mulai" Gara berusaha memperingati Soya dengan lemah lembut.

Gadis itu menyusupkan tangannya kedalam kaos Gara. Padahal sudah lama Soya tidak lagi memainkan perut atau dadanya yang kekar sekali itu.

"Tangan Soya dingin, A' "

Gara hanya bisa pasrah, "Jangan dicubit"

Tentu Gara sangat merasa waspada sekali jika suatu saat Soya mencubit perutnya. Mereka sudah dalam perjalanan saat ini. Gara hanya berusaha meminimalisir hal buruk yang akan terjadi jika Soya sampai mencubit perutnya.

Yang pertama tentu karena sakit. Selain itu Gara tidak mau jika tiba tiba di tengah jalan memekik keras. Hingga membuat pengendara lainnya terkejut. Tentu saja ia yang akan menanggung malu.

"Iya, nanti Soya usap usap deh"

Gara melotot, "Jangan diusap juga!"

Ibaratnya keluar kandang harimau, masuk kedalam kandang buaya. Dua duanya baik itu dicubit ataupun diusap tetap saja membuat Gara merasa geli. Apalagi kulit perutnya sudah bersentuhan langsung dengan tangan Soya.

18+ : When We Were YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang