Malam ini double update yaaa. Terimakasih untuk yang sudah membaca dan menambahkan komentar.
Tetap semangat bacanya 😉
"Yakin, nggak mau di urut?"
"Hmmm"
"Beneran?"
Gara menghembuskan nafasnya pelan, "Iyaa"
Lagipula tidak terlalu parah. Cukup hanya dengan dioleskan hot in cream pasti sudah sembuh.
Pasrah membujuk Gara, Geo mengambil duduk di samping sahabatnya itu. Sekarang ini anak CM dan juga THREE G sedang berada di UKS setelah mereka selesai berkelahi dengan Gochar. Beruntung bel masuk belum berbunyi, hanya saja sedikit semburan amarah dari guru karena sudah datang dengan tampilan yang tidak rapi.
Rambut acak acakan, seragam lusuh, ada banyak lebam yang pasti ada disetiap orang. Tentu saja tidak ada guru yang membiarkan hal seperti itu berlalu begitu saja. Banyak begitu nasihat dan wejangan positif yang disampaikan sebelum sampai disini.
"Gue harap, Gochar nggak akan ngawur mau nyerang sekolahan kita" ucap Azor menatap satu persatu lelaki yang berada di tempat ini.
Geo melotot, "Emang biasanya begitu?!"
"Nggak tahu sih, kita baru first time tawuran sama mereka"
"Sorry, kayaknya ini salah gue"
Azor menggeleng, ia tidak menyetujui ucapan Geo. “Nggak usah minta maaf. Gue juga nggak terima karena Romeo udah sengaja nabrak Gara waktu balapan kemarin. Kalo mereka sampai berani nyerang lagi, kita lawan bareng bareng”
Semua orang mengangguk, tidak akan merasa takut jika saja Gochar belum ingin menyerah. Hanya karena Gochar terkenal memiliki banyak anggota bukan berarti menjadi alasan untuk merasa takut dan menyerah begitu saja.
"Menurut gue mereka akan nyerang lagi sih. Tadi kan kita semua berhenti di tengah pertarungan" ucap Jio mengingatkan.
Gaga berdecak, "Gara gara lo nih, Gar. Pake teriak segala. Semuanya jadi gagal fokus"
"Heh! Nggak usah nyalahin my best friend dong! Lo pikir Gara nggak kesakitan apa?!" merasa sahabatnya di pojokkan, Gino jadi tak terima. Coba saja kalau yang berada di posisi Gara digantikan oleh Gaga. Memang cowok itu mau?
Azor menghembuskan nafasnya kasar, "Jangan berantem! Lagipula tadi juga ada warga yang datang ngancem panggil polisi. Makannya kita bubar"
"Tuh! Dengerin!"
"Disini nggak ada salep yang bisa cepet ngilangin luka nggak sih?” ucap Bily mencairkan suasana. Ia tidak suka jika sesama sahabat tapi harus berdebat seperti itu.
Jio berdecak pelan, mena ada salep yang seperti itu didunia ini. kalaupun ada mugnkin bukan salep, tapi dilaser aja sama dokter.
“Minta sama Doraemon"
KAMU SEDANG MEMBACA
18+ : When We Were Young
Teen Fiction"Aa' ihh. Pelan pelan nyusunya! masih banyak kok" Siapa yang tidak kenal dengan Aan Sandi Negara, sosok lelaki yang gagah, tampan, dan perkasa. Kisah ini menceritakan perjalanan hidup Aan Sandi Negara, ketika usianya menginjak delapan belas tahun...