Malam semuanya, sehat? Gimana kabarnya? Hari ini ada cerita apa? Moodnya gimana?.Baik atau buruknya kejadian hari ini dan seterusnya, jangan lupa untuk selalu bersyukur yaa...
Terimakasih untuk yang sudah berkenan membaca dan memberi komentar untuk diriku agar segera cepat update 😍 love you.
"Apaan sih, Gar. Gue lihatin senyum mulu daritadi. Serem tahu nggak! Gue takut lo jadi gila setelah ditabrak Romeo kemarin”
Gara mendengus, ia menatap tajam Gino. Sahabatnya itu sudah berhasil merusak pagi yang indah ini.
Cuaca cerah, ia sudah kembali pulang setelah semalaman penuh berada di rumah sakit yang begitu terasa menyesakkan.
Selain itu juga karena hatinya yang amat sangat senang membuat bibirnya tak henti henti menerbitkan senyuman.
“Lo yang gila”
Kali ini Gara harus berangkat ke sekolah bersama Gino. Sebab motornya yang memang masih diperbaiki dan kondisi tubuhnya yang dikhawatirkan terjatuh lagi jika mengendarai motor. Ia naik di jok belakang memukul pelan helm sahabatnya sebelum mengatakan, “Jalan sekarang”
“Cih, lo pikir gue tukang ojek” gerutu Gino sembari menjalankan motornya meninggalkan pekarangan rumah Gara.
Sepanjang jalan menuju sekolahan, Gino sampai melotot karena melihat Gara masih saja tersenyum melalui spion motor. Pasti ada sesuatu yang telah ia lewatkan terjadi.
Tetapi, sudah lama ia tak melihat raut wajah Gara yang seceria ini. Apalagi sejak peristiwa dimana Sari telah kehilangan penglihatannya, dan Gara selalu terlihat rapuh saat itu.
Namun tidak sejak akhir akhir ini bertemu gadis manis, polos dan mudah sekali dibodohi seperti Soya. Jika ia jadi Gara, pasti sudah memanfaatkan kesempatan dengan membawa gadis itu kabur dari rumah. Membayangkannya membuat Gino jadi teekikik pelan,
“Ck, lo beneran nggak mau bilang kenapa lo senyum terus daritadi, Gar?”
“Emang kelihatan banget ya?”
“Iyalah! Lo kelihatan kayak baru aja dapet gadis perawan aja. Bahagia banget kayaknya”
Gara berdecak keras, “Mulut lo!” emang Gino pikir ia cowok seperti apa?.
Memang benar ia mendapat gadis perawan, namun bukan dalam arti yang mengarah ke hal hal yang negatif. Ia sudah berhasil memiliki Soya.
Apakah ia terlihat sebahagia itu sampai sahabatnya terheran heran karena melihatnya tersenyum seperti ini?. Wajar saja Gara tersenyum, tadi malam ia bermimpi menikahi Soya. Gadis itu sangat bangga menjadi istrinya. Gara juga membayangkan bagaimana wajah anak anaknya jika sudah menikah dengan Soya, selucu apa mereka?.
“Heh, malah ketawa sendiri. Udah gila beneran nih orang!” ucap Gino bergidik ngeri karena mendengar Gara yang tiba tiba tertawa pelan.
Gara terkekeh pelan, “Gue ketawa karena mikirin hal yang menyenangkan, nggak kayak lo. Ketawa karena lihat konten dewasa di hp”
KAMU SEDANG MEMBACA
18+ : When We Were Young
Teen Fiction"Aa' ihh. Pelan pelan nyusunya! masih banyak kok" Siapa yang tidak kenal dengan Aan Sandi Negara, sosok lelaki yang gagah, tampan, dan perkasa. Kisah ini menceritakan perjalanan hidup Aan Sandi Negara, ketika usianya menginjak delapan belas tahun...