CHAPTER 17

86K 2.6K 29
                                    


Tadi aku baca komentar klean di tiap bab ceritanya. Dan terimakasih sudah mengirim banyak komentar yg membuatku semangat untuk update. Love you all.

Terus semangat menjalani hari!

Terus semangat menjalani hari!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Saya percaya sama kamu, tolong jaga adik saya. Jangan buat dia kecewa, atau kamu akan tahu akibatnya”

Begitulah interaksi antara Gara dengan Bang Agung. Saat menjemput Soya untuk dibawa kesini, Gara sudah memberitahu Agung bahwa mereka berdua berpacaran. Agung tak melarang, tak juga menghina Gara yang notabenya hanya seorang yang sederhana.

Gare tersenyum senang. Sangat senang. Apalagi saat mendengar Soya sedang tertawa dengan ibunya. Gadis itu sangat menghormati ibunya.

Cowok yang sedang merebahkan diri di ranjang itu membuka ponselnya yang terus bergetar. Padahal hanya ada kontak Geo, Gino, ibunya, Soya, dan Agung.

MESSAGE FROM : THREE G

Gino :Malam malam gini enaknya ngapain?

Geo :Berduaan sama istri

Gino :*mencoba bersabar sebelum menghajar

Geo :*mencoba biasa saja menghadapi orang jomblo

Gino :Ayolah, guys! @Geo@Gara yuk nongkrong!

Geo :Lain kali aja, hari ini gue bener bener nggak bisa

Gino :Lagi ngapain emang? Berkuda?

Geo :Nggak juga

Gino :Terus lagi ngapain sekarang?

Geo :Nggak usah kepo lo, kuyang!

Gino :@Gara, lo bisa nggak?

Anda :Malam ini full sama Soya

Gara tidak lagi lagi membuka ponselnya yang terus berdenting. Mungkin topik pembahasannya tidak jauh dari hal hal yang membuatnya mengelus dada sabar. Karena jika bukan tentang cewek, pasti topik lainnya yang ngalor ngidul tidak jelas.

Brugh..

Gara tersenyum memberi tempat untuk Soya yang tiba tiba datang memeluknya. Membiarkan Soya bersandar di tempat favorit, dada Gara.

Malam ini Soya akan kembali menginap dirumahnya. Sebab Agung sendiri masih harus kembali terbang ke Kalimantan karena urusan bisnis.
Gara bersyukur, tentu ia sangat senang karena memiliki lebih banyak waktu berduaan dengan gadisnya.

Astaga, gadisnya?. Sepertinya memang begitulah kenyataannya. Gara mengusap pelan kepala Soya, menunjukkan kasih sayangnya lewat sentuhan sentuhan ringan yang masih dalam batas wajar.

Sebenarnya sedikit rawan karena mereka sedang berada di dalam kamar Gara. Sekalipun pintunya terbuka, tidak menjamin bahwa tidak akan terjadi apa apa diantara mereka. Terutama pada Soya yang selalu usil dan tidak ingin membiarkan Gara tenang begitu saja.

18+ : When We Were YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang