Selamat malam, masih semangat bacanya kan?.
Kali ini aku cuma mau bilang kalo cerita 18+ ini hanya terdapat di aplikasi wattpad. Selain itu, cerita ini sudah pernah dipublish sampai bab terakhir dan mengulang dipublish untuk direvisi. 😉
Saat jarum jam menunjuk angka tujuh, Gara segera membawa Soya pulang kerumah gadis itu sebelum larut malam. Dia ingin Soya segera istirahat karena sempat tidur di rumah Geo. Gadis itu terlihat kelelahan karena diajak Maura menanam bunga.
Dengan kecepatan sedang Gara melajukan motor Crf kesayangannya menyusuri jalanan yang sudah gelap dan sepi. Ia mengeratkan pelukan Soya pada perutnya agar gadis itu tidak merasa ketakutan.
Gara terdiam sejenak, sebenarnya apa tujuannya berlaku manis kepada Soya. Seperti yang Geo bilang, apakah dirinya benar menyukai Soya?. Atau karena ini memang tugasnya sebagai seorang bodyguard.
“Aa!”
“Hah, kenapa?”
Soya menatap punggung Gara dengan mulutnya yang sudah maju beberapa senti, “Soya panggil daritadi nggak di jawab”
Barusan itu Gara sungguh tidak mendengar jika Soya memanggilnya. Apa mungkin ia terlalu fokus dengan apa yang ia rasakan saat ini ketika bersama Soya?.
“Maaf” ucap Gara keras agar Soya mendengar suaranya dengan jelas.
“Kenapa? Kamu ngantuk? Sabar ya, bentar lagi sampai kok” lanjutnya.
Soya menggeleng pelan, ia meletakkan dagunya di pundak Gara. “Bukan itu, A’ ”
“Terus apa?”
“Soya mau bilang terimakasih sama Aa’ karena udah diajak ke rumah Kak Geo. Soya seneeng banget ketemu sama mereka!” dirinya juga suka mendapat lebih banyak teman.
Apalagi akhir pekannya tidak merasa sendirian di rumah. Soya tersenyum senang. Ia mengeratkan pelukannya saat dirasa dinginnya angin malam menusuk kulitnya.
“Emang kamu nggak seneng kalo ketemu aku?” tanya Gara penasaran, ia sendiri tak pernah mendengar Soya mengatakan secara langsung bahwa gadis itu sangat senang sekali saat bertemu dengannya.
“Soya lebih senenggg banget kalo ketemu Aa’!” teriaknya dalam satu tarikan nafas. Membuat Gara tertawa.
Soya terpaku menatap wajah tampan itu dari kaca spion. Baru kali ini dia melihat ekspresi Gara saat tertawa lepas seperti itu. Membuat jantungnya kembali berdetak tak menentu.
Soya memegangi dadanya sendiri dengan kedua tangan. “Aa’ berhenti ketawa!”
“Hah, kenapa?” tentu saja Gara terheran heran, ada apa dengan Soya. Ia sampai menyempatkan diri untuk menengok ke belakang meski hanya dapat menatap wajah Soya sekilas.
“Kamu nggak apa apa?”
“Soya deg deg an lihat Aa’ ketawa”
Diam diam sudut bibir Gara terangkat membentuk senyuman yang sangat tipis. Ia tentu tahu apa artinya. Lelaki itu menarik kembali tangan Soya agar memeluknya. Ia tidak mau jika tiba tiba Soya jatuh, atau kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
18+ : When We Were Young
Teen Fiction"Aa' ihh. Pelan pelan nyusunya! masih banyak kok" Siapa yang tidak kenal dengan Aan Sandi Negara, sosok lelaki yang gagah, tampan, dan perkasa. Kisah ini menceritakan perjalanan hidup Aan Sandi Negara, ketika usianya menginjak delapan belas tahun...