Selamat malam semuanya, sebelumnya aku sendiri hendak minta maaf sebab sudah lama mungkin hampir satu minggu tidak mempublish cerita kelanjutannya.
Sebab ada beberapa alasan yang mungkin sebenarnya sedikit menganggu pikiranku, jadi aku memutuskan untuk tidak update karena aku sendiri tidak mau membuat tulisan ini menjadi tidak nyambung akibat dari perbuatanku sendiri.
So, selamat malam. Selamat membaca dan selamat istirahat.
Jangan lupa baca part kali ini dengan mendengarkan musik yang sudah tertera diatas 😉
Soya menyenderkan kepalanya dimeja belajar. Gadis itu terus menatap ponselnya daritadi.
Menunggu sosok lelaki yang menjadi pacarnya untuk menghubungi dirinya.
Sudah satu minggu berlalu setelah mereka kencan. Sudah satu minggu ini pula ia sangat merindukan Gara. Mereka hanya bertemu ketika hendak berangkat sekolah. Ketika pulang, Soya selalu dijemput oleh Mia.
Lagi lagi helaan nafas terdengar keras saat Soya sudah beranjak untuk turun ke bawah. Gadis dengan rambut yang dikuncir dua itu mengusap lengannya pelan.
Ia merasa kedinginan karena sedang mengenakan hotpants dipadukan dengan kaos pink bergambar kucing.
Sepertinya Soya memang amat suka sekali dengan kucing, namun tidak dapat memelihara karena dirinya akan bersin bersin saat itu juga jika berinteraksi langsung dengan kucing.
Hal ini menjadikan kelemahannya sebagai pecinta kucing, tetapi tidak dapat menyentuh kucing hidup secara langsung. Itu sebabnya Soya mengadopsi boneka kucing yang begitu besar dan terlihat seperti nyata bernama Dante, atau biasa dipanggil dengan sebutan Tete.
"Duduk sini, Dek. Lihat nih kak Mia masak apa buat kamu" ucap Agung saat melihat adiknya datang ke ruang makan.
Entah bagaimana caranya, selepas Soya kabur saat pertama kali makan malam dengan Mia itu menjadi seperti ini.
Agung sangat berterimakasih dengan Gara yang sudah membuat Soya menerima dengan senang hati keberadaan Mia di antara mereka.
Maka dari itu saat mendengar Gara telah menjadikan adiknya sebagai pacar, ia sangat setuju sekali. Selain sebagai ucapan terimakasih, ia juga sangat percaya dengan menitipkan Soya kepada Gara. Tidak tahu saja jika adiknya sering kali menggerayangi perut dan dada Gara yang atletis sekali itu.Kali ini Soya tidak begitu antusias saat melihat ayam kecap yang tersaji dimeja makan. Apalagi ayam kecap buatan Mia sama persis dengan ayam kecap buatan Sari. Membuat Soya jadi merindukan lelaki itu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
18+ : When We Were Young
Teen Fiction"Aa' ihh. Pelan pelan nyusunya! masih banyak kok" Siapa yang tidak kenal dengan Aan Sandi Negara, sosok lelaki yang gagah, tampan, dan perkasa. Kisah ini menceritakan perjalanan hidup Aan Sandi Negara, ketika usianya menginjak delapan belas tahun...