CHAPTER 24

75.9K 1.9K 23
                                    


Malam ini double date, aku harap banyak kabar baik yang datang. Baik itu untuk kalian maupun diriku.

Karena sejujurnya aku hendak mengatakan bahwa aku tidak ingin lagi mendengar kasus plagiarisme pada hasil karyaku.

Pada dasarnya kita semua manusia, yang dimana memang tempatnya salah. Namun bukan berarti kita harus senantiasa berbuat salah. Baik itu pada diri sendiri ataupun orang lain.

Take care

Hari yang cerah, matahari bersinar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang cerah, matahari bersinar. Belum terlalu panas karena masih jam delapan.

Hari ini tak ada pelajaran yang terlalu serius, semua jam dikosongkan.

Hanya saja siswa dan siswi diwajibkan untuk berangkat. Untuk sekedar membersihkan kelas juga seluruh sekolahan. Atau juga disebut kerja bakti bulanan. Tapi berbeda dengan sepasang kekasih yang berada di rooftop. Tidak ikut membantu tapi memantau saja dari atas.

"Nanti kalo kita dihukum gimana A'? Soya takut" rengek Soya khawatir.

"Soya balik aja deh!"

Padahal tadi dirinya diajak Gara kesini. Tapi cowok itu malah diam saja dan tak mengatakan apa apa. Soya sudah berbalik hendak pergi.

"Jangan!" Gara menarik tangan Soya untuk kembali. Cowok itu memeluk gadisnya dari belakang. Membuat aroma minyak telon kembali tercium.

Soya mencebikkan bibirnya, "Mau ngapain sih A'!"

Sebenarnya Gara tidak ingin gadisnya kelelahan karena bersih bersih sekolahan ini. Begitu luas dan besar. Makannya cowok itu membawa Soya kemari. Memang dasarnya saja Gara yang terlalu protektif kepada Soya.

"Memangnya kamu enggak mau berduaan sama aku?" aku masih kangen.

Tentu saja ia masih merindukan Soya. Setelah kemarin belum sempat berduaan karena Soya terus terusan menguji iman dan taqwanya.

Jangan harap hari ini Soya bisa lepas dari sisinya. Kedua sepasang kekasih yang berpelukan sembari memakai seragam olahraga itu tidak peduli jika sewaktu ada guru ataupun murid lain yang memergoki mereka.

Ya meskipun hanya murni berpelukan, tapi tidak akan menampik fakta bahwa berita panas akan terbit begitu saja setelah melihat seorang Aan Sandi Negara yang di kenal cowok tampan, hot sekaligus kolot dan tidak laku tiba tiba memiliki pacar.

"Kemarin Kak Agung tanya loh A'. Kenapa bibir Soya luka" gadis itu menggeplak lengan Gara yang melingkar diperutnya. "Aa' sih nyebelin!"

Tubuh Soya dibalik agar menghadap dirinya. Ini semua ulah Gara. Andai saja ia bisa menahan diri, pasti bibir gadisnya tidak akan terluka seperti ini.

"Masih sakit?" tanya Gara khawatir sambil mengusap bibir Soya pelan menggunakan ibu jarinya.

Soya menggeleng, "Nggak. Kemarin Soya juga nggak nangis. Soalnya nggak terlalu sakit, Aa' jangan khawatir"

18+ : When We Were YoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang