BAB 22

5.3K 431 12
                                    

Mereka berjalan mencari jalan keluar dengan Winter yang semakin melemah, ini salah Winter juga menariknya masuk kedalam hutan ditengah salju lebat seperti ini.

"Istirahatlah dulu" ucap Karina.

Mereka duduk menyandar pada sebuah batu besar, Winter menyandarkan tubuhnya pada baru itu dan menghela nafasnya dalam.

Karina menatap Winter, wajah winter sangat pucat sekarang. Seperti mayat, dia khawatir jika terjadi sesuatu yang dia pikirkan sekarang.

"Apakah ini sakit?" Ucap Karina.

"Tidak, ini tidak sakit" ucap Winter.

"Kau berbohong, pasti sakit" ucap Karina.

Winter terkekeh mendengar itu. Dia memegang tangan Karina yang berbalut sarung tangan tebal dan merematnya erat.

"Jangan khawatir, aku akan melindungimu apapun yang terjadi" ucap Winter sembari tersenyum dengan bibir pucatnya.

"Kenapa kau berbicara seperti itu" ucap Karina.

Jujur, dia ingin menangis sekarang. Kondisi winter sungguh tidak bagus dan cuaca semakin memburuk. Jika mereka diam disini maka mereka akan terjebak badai salju nanti.

Karina memberikan mantel bulu yang dipakainya dan menyelimuti seluruh tubuh Winter. Sarung tangannya juga diberikan pada winter untuk menghangatkan tubuh Winter.

"Pakai lagi, kau akan kedinginan" ucap Winter.

"Dasar bodoh, kau yang lebih membutuhkannya" ucap Karina.

Karina memegang leher Winter dan dia bisa merasa seberapa dinginnya tubuh Winter sekarang. Sangat dingin hingga membuatnya kaget.

Apakah Winter akan mengalami hipotermia?!

"Aku tidak akan mati seperti ini, Karina. Tenang saja" ucap Winter.

"Bagaimana bisa aku tenang! Kau terluka parah seperti ini! Dasar brengsek!" Teriak Karina dengan mata berkaca-kaca.

Winter memegang wajah Karina dan menempelkan keningnya pada kening Karina lalu terkekeh.

"Jika aku mati, kau harus hidup" ucap Winter.

"Kita harus hidup" ucap Karina bergetar.

Sialan, ada apa dengannya?

Karina memeluk Winter dan menangis pelan. Dia sangat takut jika Winter mati, meskipun Karina sangat tidak suka dengan Winter tapi dia tidak ingin Winter mati...

Winter terjatuh kesamping, tak sadarkan diri.

Membuat jantung Karina berhenti.

"W-winter?" Ucap Karina.

"Winter!!!!!!!!" Teriak Karina keras.

.

.

.

Alam bawah Winter...

Dia berdiri didalam kamarnya dan dia masih berumur 12 tahun disana. Dengan wajah yang penuh luka dan perban dimana-mana, dia menatap kearah jendela.

Lalu ada seorang wanita yang masuk kedalam kamarnya dan langsung menodongkan pistol kearahnya.

"Maafkan aku, kau harus mati"

Kali ini adalah pengurus rumah? Orang yang akan atau disuruh seseorang membunuhnya lagi?

Orang itu tidak tahu jika Winter memegang sebuah cutter di tangannya dan menyembunyikan cutter itu dibalik tubuhnya.

Winter sudah tahu ini akan terjadi, dia sudah melakukan persiapan sebelumnya.

Dengan cepat dia berlari kedepan dan menghindari peluru yang dilepaskan orang itu lalu menyayat lehernya.

Winter menatap kosong kearah mayat orang tadi yang ada didepannya. Dia melemparkan cutter itu dan duduk di lantai sembari menatap mayat itu.

Dia lelah...

Dia sudah tahu jika ini tidak akan berhasil, bertahan hidup tanpa rasa lelah...

Kali ini juga sama, dia bertahan hidup.

Mungkin, suatu hari dia akan....

"Winter!!!!!!!!!!!!"

Winter langsung membuka matanya dan dia sedang berbaring pada Karina. Saat membuka matanya, dia bisa melihat Karina yang sedang menangis disana.

"Kau sudah gila!!! Bagaimana bisa kau seperti itu! Huwaa~"

Winter duduk dan melihat ke sekelilingnya, dia meras ada seseorang yang datang kearah mereka.

Sekarang dia bisa melihat siapa yang datang. Winter langsung menggeratakkan giginya, sialan.

Winter membawa pistolnya dan melihat peluru yang tersisa di pistolnya itu, dan hanya ada 1 peluru.

"Apakah kau baik-baik saja?" Ucap Karina.

Winter tersenyum dan memeluk Karina. Winter sangat menikmati pelukan itu dan menepuk-nepuk punggung Karina pelan.

"Kau... Ayo kabur selagi kau sadar" ucap Karina.

Tapi Winter menggelengkan kepalanya. Dia mencium leher Karina beberapa kali dan berbicara.

"Aku mencintaimu" ucap Winter.

Karina terdiam mendengar itu.

"Aku ingin hidup bersamamu dan memiliki anak yang lucu bersamamu. Jikapun itu terwujud" ucap Winter.

"A-apa..."

"Stay strong" bisik Winter.

Winter mendorong Karina hingga dia terlempar jauh. Bagaimana bisa winter melakukan itu?!

Saat Karina berdiri, dia melihat Winter yang tengah membidik sesuatu didepan sana.

Dan terdengar rentetan peluru yang mengarah para Winter, tapi winter tetap berdiri dan mengarahkan pistolnya ke suatu arah.

Disaat Karina akan mendekat, winter melepaskan tembakannya dan rentetan peluru itu berhenti. Dia bisa melihat Winter tersenyum puas dan terjatuh kembali keatas salju sembari menutup matanya.

"Winter!!!!!" Teriak Karina.

Karina memangku kepala Winter dan mencoba menyadarkan Winter disana tapi Winter tidak mau bangun.

"Bangun... Kenapa kau menutup matamu... Brengsek, bangun"

Tapi winter tetap menutup matanya dengan tubuh yang sudah dingin dan kaku.

Seperti mayat.

.

.

.

TBC

WINTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang