Bab 38

3.6K 327 3
                                    

Sorry baru update, di real life sedang banyak urusan jadi jarang buka wattpad wkwk. Sorry yeah..

Jangan lupa vote dan enjoy bacanya~

.

.

.

Keesokan harinya...

Winter masih tidur diatas ranjang mereka, masih nyaman dengan posisinya itu hingga tak sadar jika sang istri sudah tidak ada disampingnya.

"Karina?" Ucap Winter pelan.

Dia meraba-raba tempat yang kosong disampingnya, kenapa Karina tidak ada disampingnya?

Winter membuka matanya dengan cepat dan menatap sampingnya. Ternyata memang kosong, tidak ada Karina disampingnya.

Kemana Karina?

Dengan cepat dia turun dari ranjang. Mungkin karena belum sadar sepenuhnya, dia tersandung kaki meja hingga terjatuh disana.

"Dasar brengsek! Kenapa itu ada disana! Shit, sakit sekali" ucap Winter.

Dia membawa mantelnya dan turun kebawah, mungkin Karina pergi ke taman. Biasanya saat Karina masih fase ini, Karina selalu pergi ke taman saat bangun tidur.

Tapi Karina tidak ada di taman.

"Kemana Karina" ucap winter yang sudah mulai panik itu.

"Bos, anda mencari sesuatu?"

"Dimana istriku?" Ucap Winter.

"Nyonya sedang ada di dapur"

Dapur?

Kenapa Karina ada disana?

Dengan cepat dia berjalan kearah dapur untuk melihat apakah benar Karina ada disana, dia hanya sedikit heran kenapa Karina ada disana?

Dan benar, ada Karina yang sedang memasak didalam dapur.

Para maid sudah khawatir dan menyuruh Karina duduk saja karena khawatir jika Karina kelelahan nantinya. Tapi Karina tersenyum dan mengatakan dia baik-baik saja.

Mereka semua belum menyadari keberadaan winter yang sedang berdiri di pintu ruangan dapur.

"Winter? Kau sudah bangun?" Ucap Karina saat berbalik badan.

"Sayang... Apa yang kau lakukan disini" ucap Winter.

"Duduklah, sarapan sudah siap" ucap Karina.

Karina memasak sarapan?

Winter hanya menurut saat Karina menyeretnya ke ruang makan dan Karina kembali ke dapur untuk membawa makanan yang baru saja dia buat untuk Winter tadi.

"Semoga enak" ucap Karina.

Winter diam dan menatap makanan yang ada dihadapannya itu. Dia membawa sendok dan memakan makanan yang dibuatkan oleh Karina.

Dia langsung menaruh sendok itu dan menutup wajahnya dengan cepat. Membuat Karina panik disana.

"Ada apa?! Apakah tidak enak?" Ucap Karina.

Winter menggelengkan kepalanya.
"Tidak, ini enak sekali. Aku merindukan masakanmu dan ini membuatku sedikit emosional. Astaga, maafkan aku. Sudah lama aku tidak memakan makanan buatan mu dan sekarang baru makan lagi jadi..." Ucap winter.

"Aku kira tidak enak" ucap Karina.

Karina tersenyum lalu memeluk Winter dari belakang. Dia menaruh dagunya diatas kepala winter.

"Maaf, aku sudah lama tidak masak untukmu. Setelah kemarin, aku menjadi lebih baik dan sudah bisa kembali" ucap Karina.

"Syukurlah jika begitu. Aku senang mendengarnya, selamat datang kembali " ucap Winter.

Pagi ini, mereka makan sarapan perdana. Dengan Karina yang memasak sarapannya!

Orang-orang tersenyum melihat itu. Karina sudah menjadi dulu lagi dan tidak seperti 1 bulan yang lalu. Keceriaan Salvatrucha seperti sudah kembali lagi. 

"Aku ingin bertemu Ningning" ucap Karina.

"Aku akan menghubungi Giselle untuk membawa wanita itu kemari" ucap winter.

Tak berapa lama kemudian, sebelum Winter menghubungi Giselle untuk membawa Ningning ke mansion, wanita berkebangsaan Cina itu sudah datang sembari membawa makanan dari luar.

"Eonni?!" Ucap Ningning kaget.

"Annyeong Ningningie" ucap Karina.

Ningning melepaskan kantong kresek yang dipegangnya dan berlari kearah Karina. Dia langsung memeluk Karina erat sembari menangis.

"Kenapa menangis" ucap Karina sembari tertawa.

"Eonni, kau sembuh. I miss you so much, eonni! Huwaaa" ucap Ningning.

Karina terkekeh dan memeluk Ningning kembali.

"Ningningie, berhenti menangis" ucap Karina.

Ningning menatap Karina dengan air mata yang terus mengalir, dia menyeka air matanya dengan kasar sembari berbicara.

"Jika saja waktu itu aku bisa menahan orang jahat itu, kau tidak akan seperti ini" ucap Ningning.

"Tidak, ini bukan salahmu. Ini sudah takdir Tuhan, aku sudah menerima semuanya dan melanjutkan hidupku" ucap Karina.

"Nee, baguslah" ucap Ningning.

Setelah acara tangis menangis, Ningning duduk disamping Karina. Gadis itu terus berbicara tentang bagaimana dia dirawat dan pemulihan setelah tertembak serta menunggu Karina bangun dan pulih seperti sekarang.

Winter tersenyum pelan melihat itu, akhirnya setelah sekian lama dia mendengar suara tawa Karina yang dia rindukan itu dan senyuman manis Karina.

Dia sangat senang melihat itu, Karina kembali seperti dulu lagi.

.

.

.

TBC

WINTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang