Bab 41

4K 314 6
                                    

2 bulan kemudian...

Waktu berlalu dengan cepat. Tak terasa bulan demi bulan sudah berlalu, tapi mereka belum dikaruniai kembali oleh Tuhan.

Membuat mereka cukup kecewa.

Karina dan Winter sedang ada di rumah sakit sekarang. Vasya dilarikan ke sana karena jantungnya kembali kambuh, membuat ayah mertua Karina itu harus mendapatkan penanganan medis.

Soal pertengkaran Vasya dan winter, mereka sudah berbaikan dengan bantuan Karina. Karina sendiri tidak menyalahkan Vasya karena dia tahu Vasya hanya mencoba menyelamatkan putrinya, yang salah itu Jennie tapi dia sudah memaafkannya juga.

Untuk apa menyimpan dendam kepada orang lain? Hidupmu tidak akan bisa bahagia jika memiliki dendam di hati, kau akan mudah marah dan hidupmu tidak akan nyaman.

"Kenapa kau masih ada disini" ucap Vasya yang baru saja bangun..

Karina tersenyum lalu memberikan minum dengan sedotan agar lebih mudah diminum oleh ayah mertuanya.

"Kami tidak akan meninggalkan papa sampai papa sembuh, sekarang makan ya? Papa belum makan" ucap Karina.

"Pahit, Karina. Papa tidak ingin makan" ucap Vasya.

"Hanya beberapa suap, papa. Tolong, demi aku" ucap Karina.

Vasya menghela nafasnya, dia mengangguk. Karina tersenyum lalu menyuapi Vasya sembari terus mengajak ngobrol agar ayahnya itu tidak bosan.

"Dimana winter?" Ucap Vasya.

"Dia ada disini tadi, tapi ada pekerjaan mendadak dan dia pergi bersama Giselle" ucap Karina.

"Bilang padanya untuk tidak terlalu giat bekerja, biarkan anak buahnya yang mengerjakan semuanya" ucap Vasya.

Karina tertawa mendengar itu.
"Aku sudah sering mengatakan itu padanya, papa. Tapi anakmu itu sungguh luar biasa keras kepalanya" ucap Karina.

"Bagaimana dengan tes waktu itu?" Ucap Vasya hati-hati.

Karina yang tadinya tersenyum menurunkan senyumannya itu, dia menatap Vasya lalu tersenyum kembali.

"Masih negatif" ucap Karina.

"Tak apa, pelan-pelan saja. Pasti akan positif, sabar Karina" ucap Vasya.

Karina hanya mengangguk.

Beberapa waktu lalu dia merasa jika dirinya menunjukkan tanda-tanda orang hamil, seperti waktu itu. Karina sangat senang hingga dia membeli beberapa testpack untuk memastikannya tapi hasilnya negatif.

Karina tidak hamil.

"Bisakah kau memberitahu orang didepan untuk membelikan papa eskrim? Papa ingin itu" ucap Vasya.

"Eskrim?" Ucap Karina kaget.

"Kenapa? Papa boleh makan itu kan?" Ucap Vasya.

"Tentu saja tidak, papa! Makan yang lain saja, jangan itu" ucap Karina.

"Baiklah, semangka jika begitu" ucap Karina.

Karina tersenyum, dia berjalan kearah lemari es yang ada didalam ruang inap ayahnya itu. Dia mengernyitkan keningnya saat melihat stok buah-buahan didalam sana sudah habis.

"Buah-buahannya sudah habis, aku akan turun dan membeli beberapa" ucap Karina.

"Suruh orang saja, Karina" ucap Vasya.

"Tak apa, sekalian jalan-jalan. Baiklah aku pergi sekarang, papa" ucap Karina.

"Hati-hati, bawa beberapa orang bersamamu. Jika winter tahu kau pergi sendirian, maka papa akan habis" ucap Vasya.

Dia keluar dengan 2 orang yang ikut dengannya, toserba cukup dekat dengan rumah sakit hingga dia tidak perlu naik mobil.

Saat berjalan, dia bertemu dengan teman Ningning yang bernama Yiren. Dia tahu karena Karina pernah bertemu dengan wanita itu saat mereka makan di sebuah restoran.

Yiren adalah seorang wanita panggilan.

"Yiren?" Ucap Karina.

Yiren yang sedang menunggu seseorang itu tersentak dan tersenyum melihat Karina.

"Halo Karina, sedang apa kau disini?" Ucap Yiren.

"Aku ingin membeli beberapa buah, dan kau? Apa yang kau lakukan disini?" Ucap Karina.

"Biasa" ucap Yiren.

Karina mengangguk mengerti.
"Baiklah, aku harus pergi. Kapan-kapan kita makan bersama lagi bagaimana?" Ucap Karina.

"Terdengar bagus, aku akan mengabarimu setelah ada waktu luang" ucap Yiren.

"Baiklah, aku pergi" ucap Karina.

Dia kembali berjalan kearah toserba yang sudah ada didepan matanya, dia masuk kedalam dan membeli beberapa buah-buahan serta camilan sehat untuk ayah mertuanya itu.

"Akan saya bawakan nyonya"

Karina tersenyum lalu memberikan keranjang belanjaan itu padanya. Dia menunggu dengan 1 orang lainnya sementara 1 lagi ke kasir untuk membayar semua yang dia beli tadi.

Saat dia keluar toserba, dia melihat Yiren yang masih berdiri dipinggir jalan disana.

Kenapa Yiren masih ada disana?

Saat dia akan mendekat dan menyapa wanita itu lagi, datang sebuah mobil mewah dengan plat khusus. Karina mengernyitkan keningnya melihat itu, apakah pelanggan Yiren orang-orang pemerintahan?

Karina menggelengkan kepalanya, kenapa dia ingin tahu urusan orang?

Dia langsung kembali ke rumah sakit, saat dia sampai dia bisa melihat Winter yang sudah ada disana dan sedang mengobrol dengan Vasya.

"Untung aku membeli beberapa makanan berat untukmu, makan dulu" ucap Karina.

"Apa yang kau beli? Banyak sekali" ucap Winter.

"Papa ingin semangka, aku membeli itu sembari membeli beberapa buah buahan lain" ucap Karina.

Karina memberikan semangka yang sudah dipotong itu kepada Vasya dan memberi gimbap yang dibelinya tadi. Untung dia membeli itu karena ingat jika Winter belum makan lagi setelah sarapan tadi.

"Papa sangat senang bisa makan bersama seperti ini, papa berharap jika kita akan selalu makan bersama seperti ini" ucap Vasya.

"Tentu saja akan selalu makan bersama, papa. Kan winter?" Ucap Karina.

"Hm" ucap Winter.

Tapi siapa sangka jika itu adalah makan bersama terkahir mereka sebelum puncak masalah terjadi?

.

.

.

TBC

WINTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang