BAB 11

6K 429 2
                                    

Sorry telat wkwk

.

.

.

Beberapa hari kemudian...

Karina masih tertidur karena ini masih pagi sekali, berbeda dengan Winter yang sudah bangun sedari tadi dan sedang berolahraga di gym yang ada didalam mansion.

Winter selalu berolahraga saat pagi hari, biasanya dari pukul 5 sampai 7 pagi sebelum dia berangkat untuk bekerja.

Dan hubungan mereka...

Bisa dibilang sudah mulai membaik, biasanya mereka akan bertengkar karena hal-hal sepele tapi sekarang tidak. Mereka mulai berbicara dengan canggung tapi Karina tetap membatasi diri dengan Winter.

Winter kadang-kadang marah dan membentaknya karena kesal pada Karina tapi Winter tidak pernah memukulnya.

Karina membuka matanya, dia diam sebentar dan duduk diatas kasur. Sekarang sudah pukul 7 pagi, waktu biasa dia bangun.

Saat sedang diam diatas kasur, pintu kamar terbuka dan masuklah Winter yang baru saja selesai berolahraga. Karena sedang memakai pakaian olahraga, otot-otot tubuh Winter terlihat sangat jelas oleh Karina.

'Wih, bagus juga tubuhnya' batin Karina.

"Morning" ucap Winter.

"Hm"

Winter duduk di sofa dan minum botol air yang dia bawa di tangannya itu. Hari ini dia cukup banyak berolahraga karena sudah lama juga dia belum berolahraga lagi karena banyaknya pekerjaan.

"Nanti Ningning akan kemari untuk menemanimu" ucap Winter.

"Ningning? Kekasih anjingmu itu?" Ucap Karina.

"Giselle. Namanya Giselle, Karina" ucap Winter sembari menghela nafasnya.

"Dia seperti anjing yang mengikuti apapun yang dikatakan majikannya bukan? Jadia aku tidak salah" ucap Karina.

Fine, Karina menang.
Winter tidak mau memperpanjang.

Karina melihat lengan Winter yang ada luka sayatan pisau yang lumayan besar, sepertinya itu baru karena lukanya masih sedikit basah.

"Kau terluka?" Ucap Karina.

"Aku? Tidak" ucap Winter.

"Ck, dasar bodoh" ucap Karina.

Dia turun dan membuka laci bawah. Karina membawa kotak obat dan berjalan kearah Winter yang sedang duduk itu.

"Lukamu masih basah dan kau berolahraga? Kau gila? Dasar tidak waras" ucap Karina.

Winter kicep karena Karina. Tunggu, apakah Karina khawatir padanya?! Dia menatap Karina yang sedang membersihkan luka yang dia dapatkan kemarin karena suatu insiden saat berada di lapangan.

"Lihat ini, bagaimana jika infeksi? Kau ketua mafia tapi kau sangat bodoh dengan tidak membersihkan lukamu sendiri. Jika kau malas setidaknya pergi ke dokter" ucap Karina.

"Dokterku sudah ada di hadapanku" ucap Winter.

Dan Karina berhenti disana. Sekarang tersadar dengan apa yang dia lakukan, Karina berdehem dan membereskan kotak obat itu.

"Aku belum memberikan obat merah dan perban, kau lakukan saja sendiri" ucap Karina.

Saat dia akan pergi, Winter menarik tangannya hingga Karina terjatuh dan duduk di paha Winter disana.

Blush...

Karina langsung memerah karena wajah mereka hampir saja bertemu. Dia melotot dengan lucu karena kaget.

"A-apa yang kau lakukan, lepaskan aku" ucap Karina sembari berusaha pergi dari pangkuan Winter.

"Kau yang harus memberikan obat merah dan perban untukku" ucap Winter.

"Manja sekali! Apakah kau tidak punya tangan?" Ucap sinis Karina.

"Tiba-tiba tanganku hilang entah kemana" ucap Winter.

Hah, dengar itu!

Dasar!

"Lepaskan aku! Kau bau! Iyuuuhhh!" Teriak Karina.

Dengan sengaja winter mengarahkan tangan Karina pada lehernya yang sedang berkeringat banyak itu.

"Hey!! Oh my God!!!!" Teriak Karina.

Entah kekuatan dari mana, Karina berhasil berdiri dan berlari kearah kamar mandi. Dia langsung menutup pintu dengan sangat keras.

Winter tertawa melihat itu. Dia menatap kebawah, dimana juniornya bangun disana.

"Kenapa kau bangun?" Ucap Winter.

Mungkin karena Karina bergerak liar saat duduk pahanya tadi dan menggesek juniornya.

Winter berdiri dan membawa handuk. Dia akan mandi di kamar sebelah sekaligus menuntaskan juniornya ini.

.

.

.

Karina turun setelah selesai mandi, dia langsung mandi tadi. Dengan bersih hingga menggunakan banyak sekali sabun.

"Halo~!!" teriak seseorang saat Karina turun kebawah.

Tunggu...

Bukankah itu....

"Ningning?" Ucap Karina.

Ningning mendekat kearah Karina lalu menatapnya dengan senang.
"Kau mengingatku? Astaga, aku sangat senang sekali! Aku adalah kekasih Giselle dan temanmu hehe" ucap Ningning.

Karina mengerutkan keningnya. Kenapa Ningning seperti anak kecil?

Mereka berjalan kearah ruang makan dan duduk untuk sarapan. Dia tidak tahu jika Ningning akan datang sepagi ini, dia pikir Ningning akan datang siang atau sore hari.

"Kau sangat cantik sekali" ucap Ningning sembari menatap Karina.

Karina tersenyum mendengar itu.
"Terimakasih, kau juga cantik. Dan imut" ucap Karina.

Entah kenapa Karina merasa senang mengobrol dengan Ningning. Apakah Karana  dia kurang berbicara selama ini? Atau karena Ningning bisa membuatnya merasa memiliki teman di mansion besar ini?

Winter dan Giselle melihat mereka dari kejauhan, Winter tersenyum kecil melihat Karina yang sedang tersenyum dan tertawa itu.

"Lihat? Istrimu butuh teman" ucap Giselle.

Winter hanya berdehem.

"Aku sudah mendapatkan informasi tentang pemakaman ibu Karina" ucap Giselle.

"Dimana?" Ucap Winter.

"Sevastopol" ucap Giselle.

"Kita kesana sekarang" ucap Winter.

.

.

.

TBC

WINTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang