BAB 68

3.2K 341 12
                                    

Harap untuk vote bab 67 terlebih dahulu ya, anggap saja sebagai bayaran hari ini wkwkwk

.

.

.

Di suatu tempat...

Terlihat tiga orang anak dan seorang pria yang bersembunyi di gang sempit dengan pria yang sudah terluka parah karena tembakan yang bersarang di perutnya.

"Jangan menangis, Jaz. Daddy akan menemukan kita" ucap Kay pada Jaz yang terus menangis sedari tadi.

Kay memeluk adiknya agar lebih tenang disana. Jaz pun sedikit tenang dan duduk ditanah bersama Kay yang terus mengobrol agar Jaz tidak takut lagi.

"Jay, periksa paman itu" ucap Kay.

"Dia baik, hanya saja tidak bisa bergerak" ucap Jay.

Jay membawa pistol yang dipegang oleh Diaz, melihat isi peluru yang tersisa didalam pistol itu.

"Hanya tinggal 3" ucap Jay.

Serasa ingat jika paman mereka ini memiliki ponsel, Jay membawa ponsel Diaz dan membuka ponsel itu dengan sidik jari Diaz.

"Panggilan dari Mommy" ucap Jay.

"Angkat, beritahu lokasi kita" ucap Kay.

"Mommy" ucap Jay.

"Sayang! Jayden! Kau baik-baik saja? Bagaimana dengan Kayden dan Jazlyn?! Kalian ada dimana sekarang?!" Ucap Karina dengan paniknya.

"Aku, Kay dan Jaz baik-baik saja, mom. Kami ada di gang yang ada di jalan XXX, paman Diaz terluka parah. Orang-orang bajingan itu terus berkeliaran diluar sana, membuat kami tidak bisa pergi dari sini" ucap Jay.

"Tunggu disana! Jangan kemana-mana! Mommy dan Daddy akan sampai sebentar lagi" ucap Karina.

Saat akan menjawab, ponsel yang sedang dipegang oleh Jay ditembak oleh seseorang. Membuat sambungan telepon dengan ibunya itu terputus.

"Cih, sialan" ucap Jay saat melihat tangannya berdarah karena terkena goresan peluru.

Jay dan Kay berdiri didepan Jaz.

"Bocah ingusan ini membuatku kerepotan saja, sialan"

"Daddy akan membunuhmu dan atasanmu" ucap Kay.

Lelaki itu tertawa mendengar ucapan Kay disana, dia mendekat kearah mereka dengan menenteng sebuah pistol.

Kay berbalik dan melihat Jaz yang sedang menutup wajahnya sembari terus menangis dengan pelan. Dia berbalik dan mencium puncuk kepala Jaz dengan pelan.

"Tak apa, bro Jay dan aku akan melindungimu, adik" ucap Kay.

Anak itu membawa serpihan kaca yang ada di sebuah tong sampah dan memberikan 1 pada Jay secara diam-diam.

Jay melirik Kay yang menyeringai. Membuatnya ikut menyeringai juga.

"Bro, sudah lama tidak menyentuh darah bukan?" Ucap Kay.

"Selesaikan ini dengan cepat sebelum Daddy datang, jika mommy melihat maka semuanya akan rumit" ucap Jay.

"Okay, bro" ucap Kay.

Saat laki-laki tadi mendekat, Kay maju lalu memukuk titid pria itu dengan sangat kuat hingga pria itu menjerit kesakitan. Kay memegang pergelangan tangannya lalu mengambil alih pistol yang dipegangnya.

"Jay!" Ucap Kay.

"Alright" ucap Jay.

Jay berlari kearah pria itu dan melompat sembari mengangkat tangannya yang memegang serpihan kaca yang tajam itu, Jay langsung menyayat leher pria itu lumayan dalam hingga membuat darah muncrat kemana-mana.

WINTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang