BAB 36

3.6K 334 8
                                    

Sorry baru up, banyak kegiatan soalnya wkwk;v

.

.

.

Setelah itu, Karina menjadi lebih diam dan tidak mau berbicara sama sekali kepada siapapun termasuk winter sendiri.

Winter sudah berusaha untuk mengajak Karina berbicara dan menghibur Karina tapi tetap saja.

Tatapan Karina sangat kosong.
Wajahnya pucat.
Air matanya terus turun dari matanya tanpa suara.

Dokter datang bersama dokter psikolog. Winter menyuruh kedua dokter itu untuk datang dan memeriksa kondisi Karina ini.

"Apakah ada hal yang membuat pasien mengalami guncangan hebat terhadap mentalnya?" Ucap dokter psikolog.

"Putri kami meninggal saat lahir, istriku baru saja mengetahuinya dan menjadi seperti ini" ucap winter.

Dokter itu mengajukan pertanyaan kepada Karina secara perlahan dan itu bisa menentukan kondisi mental Karina sekarang.

Setelah beberapa lama, dokter selesai.
Dokter itu mengajak winter untuk mengobrol lebih jauh dari Karina.

"Pasien mengalami PTSD atau Gangguan stres pascatrauma"

*PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang bersifat traumatis atau sangat tidak menyenangkan.

Winter menggepalkan tangannya.

"Apakah bisa sembuh?" Ucap Winter.

"Tentu saja bisa, tapi harus perlahan. Pasien terguncang karena bayinya mati dan anda serta keluarga lainnya harus ada disamping pasien dan menghiburnya. Jika anda berkenan, kami akan memberikan terapi dan psikoterapi untuk pasien"

"Lakukan apapun untuk membuat istriku sembuh, dok. Aku akan menghubungi dokter keluargaku untuk berbicara denganmu" ucap Winter.

Setelah itu dokter keluar dan tinggal mereka berdua didalam ruangan itu. Winter menatap Karina yang masih diam dengan tatapan kosong itu.

"Sayang, makan ya? Kau belum makan apapun" ucap Winter.

"Jelly... Jellyku..." Ucap Karina pelan.

Winter terdiam.
Mendengar itu, dia ingin menangis.
Teringat dengan mahluk kecil yang dia letakkan kedalam peti mati dan melihatnya dikubur didalam tanah.
Hatinya sakit mengingat itu.

"Karina" ucap Winter.

Dia duduk disamping Karina dan memeluk Karina dengan erat. Saat itu juga Karina langsung menangis dengan keras dalam pelukan winter.

"Huwaaa!! Anakku! Winter, anak kita sudah pergi! Jelly...." Ucap Karina.

Winter hanya diam sembari mengelusi kepala dan punggung Karina.

Karina terus saja menangis dengan keras hingga anak buah Winter yang berjaga diluar bisa mendengar suara tangisan Karina dengan jelas.

Tak lama, Karina diam.

"Karina?" Ucap Winter.

Ternyata Karina tertidur.
Baguslah, Karina bisa beristirahat dan tidak terus menangis.

Setelah menidurkan Karina, Giselle masuk dengan tergesa-gesa dan memberikan sebuah ponsel padanya.

"Aidan" ucap Giselle.

Dengan cepat dia langsung membawa ponsel itu dan menempelkan telpon itu pada telinganya, dia bisa mendengar suara tawa Aidan.

"Aku tak menyangka jika bayi kalian akan mati, tapi bagus bukan? Rasanya enak bukan?"

WINTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang