BAB 63

3.4K 312 4
                                    

5 bulan kemudian...

5 bulan sudah berlalu dengan cepat, kandungan Karina sudah mencapai usia 7 bulan. Perutnya sudah besar.

Selama itu, banyak sekali hal-hal baru yang dia pelajari, seperti belajar makan sayuran dan buah-buahan, cara mengurus bayi dengan tutor dari Ningning serta lainnya.

Dan selama itu dia tidak mengalami pendarahan seperti awal kehamilannya dulu.

Puji Tuhan.

Kehamilan ini membuatnya seperti bayi kembali, sangat manja. Tidak ingin ditinggalkan sendirian oleh Winter meskipun winter memiliki banyak sekali pekerjaan.

Dan ngidam.
Karina sangat aneh saat ngidam.

Misalnya dia ingin makan nanas biru, ingin memakai senjata bazoka yang jelas-jelas dilarang oleh winter dan akhirnya tidak dituruti karena faktor keamanan, ingin membeli harimau, singa, black mamba, aligator, beruang dan binatang buas lainnya.

Membuat mansion seperti kebun binatang.

"Alister, come here boy!" Teriak Karina.

Lalu datanglah seekor serigala yang bebas berlalu-lalang tanpa diberi kalung pengikat. Serigala berbulu abu dan putih itu berlari kearah Karina lalu menduselkan kepalanya pada Karina dengan manja.

"Lihat, mama membawakanmu mainan baru! Sana, bermainlah dengan Alisa" ucap Karina.

Alisa adalah betina Alister.

"Astaga, aku belum melihat Alarick, Sya, Charlotte, Xie, Brian, Olivia, Vivi, Jhonson, Lyle, Coni, Blake, Rose, Dion, Tina dan Luke. Kenapa mereka sangat banyak, astaga" ucap Karina.

Nama-nama diatas adalah peliharaan buas yang dibeli Winter atas permintaan Karina sendiri.

"Biarkan maid dan pawangnya yang melihat mereka, duduk saja" ucap Winter yang baru saja turun.

"Aku harus melihat mereka, bukankah sudah seharusnya begitu" ucap Karina.

"Tapi kau sedang hamil besar, Karina. Biarkan orang lain yang melakukan itu, lagipula mereka baik-baik saja. Disini sangat aman dan tidak berbahaya bagi mereka" ucap Winter.

"Baiklah" ucap Karina.

Mereka duduk dan menonton tv bersama, menonton drama Korea kesukaan Karina tentunya.

"Kenapa kau mengganti chanelnya" ucap Karina kesal.

"Chanel tadi iklan, sayang. Aku ingin melihat pertandingan basket sebentar saja" ucap Winter.

"Tidak boleh! Kembalikan" ucap Karina.

Winter tersenyum sembari menghela nafasnya, sabar. Karina sedang hamil, wajar jika marah-marah seperti itu. Winter maklum, dia sangat maklum.

Dia mengalah dan terpaksa menonton drama Korea yang dia benci itu, semuanya demi Karina dan bayinya.

Beberapa saat kemudian, Karina menguap karena ini waktunya untuk tidur siang.

"Gendong" ucap Karina sembari merentangkan tangannya kepasa Winter.

Astaga, manja sekali.

Winter menggendong Karina ala bridal style, dia menaiki tangga dengan perlahan. Jujur saja, awalnya winter sudah memindahkan kamar mereka kebawah tapi Karina tidak mau.

Alasannya Karina ingin berolahraga dengan naik-turun tangga, alasan yang cukup aneh tapi benar bukan?

Winter menidurkan tubuh Karina diatas kasur dengan perlahan-lahan, dia memberikan bantal di kedua sisi tubuh Karina agar Karina bisa tidur dengan nyaman lalu menaikkan selimut hingga dada Karina.

"Tidurlah, 30 menit kedepan aku akan membangunkanmu" ucap Winter.

"Aku tidak ingin tidur" ucap Karina.

"Apa yang kau bicarakan, tidurlah" ucap Winter.

Karina bangkit dan menatap Winter.
"Bagaimana jika kita bermain permainan saja?" Ucap Karina.

Tidak...
Perasaan Winter tidak enak setelah mendengar ucapan Karina disana.

"Permainan apa? Sudahlah, kau tidur saja" ucap Winter.

"Ayolah, ini akan seru" ucap Karina.

Winter menghela nafasnya.
"Permainan apa?" Ucap Winter.

"Tes wawasan umum, yang kalah harus dicoret pakai spidol!" Ucap Karina.

Huh?
Terdengar mudah.

Karina membawa spidol yang ada didalam nakas kecil disamping kasur mereka dan menyuruh Winter untuk naik keatas kasur.

"Baiklah, aku yang pertama. Siapa presiden pertama Rusia?" Ucap Karina.

"Boris Yeltsin" ucap Winter.

"Kenapa kau tahu" ucap Karina.

"Itu sangat mudah, Karina. Mana mungkin aku tidak tahu siapa presiden pertama dari negara yang aku tinggali" ucap Winter.

Benar juga.

Sekarang giliran Winter.
"Sebutkan warna-warna primer" ucap Winter.

"Huh? Merah, kuning dan biru" ucap Karina.

Winter tersenyum disana.
Permainan terus berlangsung hingga ke tingkat yang paling sulit, keduanya belum ada yang pernah salah. Wajah mereka masih bersih dari coretan tinta spidol.

"Siapa orang yang menemukan pembalut pertama kali di dunia?" Ucap Karina.

Huh?

Winter tidak tahu siapa itu.

Karina tersenyum puas melihat winter yang kebingungan mencari nama orang yang menemukan pembalut disana.

"Kau menyerah?" Ucap Karina.

"Tunggu sebentar" ucap winter.

"1... 2... 3... Tetotttt! Kau gagal! Penemu pembalut pertama di dunia adalah Mary Beatrice Davidson Kenner" ucap Karina.

Dengan semangat Karina membawa spidol yang dari tadi tergeletak diatas kasur dan memegang kedua pipi Winter disana.

"Astaga, Karina. Jangan banyak-banyak" ucap Winter.

Karina menggambarkan kumis kucing pada kedua pipi Winter dan bulatan hitam di hidung Winter.

"Kau seperti kucing!" Ucap Karina senang.

Setelah winter kalah mereka mengakhiri permainan itu, Karina duduk sembari menyandar pada kepala kasur dan memainkan ponselnya.

Sementara Winter masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan wajahnya, dia harus cepat karena ada rapat penting sebentar lagi.

"Karina ada-ada saja" ucap Winter sembari terkekeh.

Dia menyalakan air di wastafel dan membasuh wajahnya, dia menggosok-gosok wajahnya dengan sabun agar tinta spidol itu hilang.

"What the fuck..." Ucap Winter.

Winter menatap cermin dan melihat wajahnya sendiri disana.

"Oh, shit. Ini permanen" ucap Winter.

.

.

.

TBC

WINTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang