Empat

211 11 2
                                    

Malam harinya, Ryujin sudah bersiap untuk keluar bersama Hyunsuk. Ia menunggunya di dalam kamar. Jika nanti Hyunsuk sudah mengabari jika dirinya sampai di gerbang, baru ia akan keluar.

Ini pertama kalinya ia keluar dengan Hyunsuk setelah Hyunsuk menyatakan perasaannya waktu itu. Entah apa yang terjadi nanti, Ryujin merasa biasa saja namun malu. Mungkin karena ia juga menyukai Hyunsuk? Ia tidak pernah menyangka, ia merasakan cinta di kota orang.

Ponsel Ryujin berdering dan menampilkan nama Hyunsuk. Ryujin segera mengangkatnya. Hyunsuk mengatakan dirinya sudah sampai di depan gerbang.

Ryujin keluar kamar dan tidak lupa mengunci kamarnya. Saat ia keluar ia langsung melihat laki-laki dengan motor Scoopy yang menyala berada didepan gerbang.

" Hai " sapa Ryujin.

" Haiii " jawab Hyunsuk. Ia memberikan helm kepada Ryujin yang langsung dipakai oleh Ryujin.

" Udah? " Tanya Hyunsuk.

" Udah " jawab Ryujin yang sudah duduk di belakang Hyunsuk.

" Kita ke timur ya "

Ryujin mengangguk. Ia tidak tahu daerah sekitar, ia akan mengikuti Hyunsuk saja.

" Kamu udah makan? " Tanya Hyunsuk.

Ryujin sedikit mencondongkan badannya ke depan agar mendengar apa yang Hyunsuk katakan.

" Udah "

" Bener? "

" Iya bener, kenapa emang? "

" Ya kalo belum nanti mampir makan dulu "

" Aku udah makan "

" Yaudah kalo gitu. Pegangan, nanti jatoh " ucap Hyunsuk seraya sedikit menoleh ke samping.

Ryujin mengulurkan tangannya dengan ragu. Ia malu.

Akhirnya ia berpegangan pada samping Hoodie Hyunsuk.

" Pegangan bocil nanti jatoh "

" Udahhh " ucap Ryujin yang mati-matian menahan malu.

Hyunsuk menunduk melihat dua tangan mungil meremas Hoodie nya. Bukan ini yang Hyunsuk inginkan tapi mengapa menggemaskan?

Tanpa pikir panjang Hyunsuk menarik tangan Ryujin agar memeluk pinggangnya. Ryujin menahan nafas. Ia menatap Hyunsuk  dari belakang, bisa-bisanya laki-laki itu membuat jantungnya berdebar. Tubuh Ryujin kaku dan ia merasa canggung sendiri.

Bukan hanya itu, Hyunsuk juga menggenggam dan mengusap kedua tangan Ryujin yang berada didepan perutnya dengan tangan kiri sedangkan tangan kanannya memegang stang motor.

Tolong Ryujin mau mampus aja :)

" Dingin ya? " Tanya Hyunsuk.

" Engga "

Hyunsuk percaya karena tangan Ryujin tetap hangat walaupun terkena angin malam.

" Tadi siang ngapain sama soobin? "

" Hah? " Ryujin memajukan sedikit badannya. Kini ia terlihat benar-benar memeluk Hyunsuk.

" Tadi siang ngapain sama soobin? " Ulang Hyunsuk.

" Owh, kak soobin bantuin aku mindah kotak gara-gara aku ngga kuat mindahin sendiri " jelas Ryujin.

" Kenapa ngga minta tolong ke aku? " Tanya Hyunsuk sebal. Ia tidak rela melihat Ryujin berdua-duaan dengan laki-laki lain, ralat, berinteraksi dengan laki-laki lain.

" Kamu tadi ngga ada "

" Lain kali kalo ada apa-apa minta tolongnya ke aku aja "

" Iyaaa " lirih Ryujin.

HTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang