delapan belas

84 8 2
                                    


Semakin hari perubahan Hyunsuk semakin terlihat. Ryujin yakin Hyunsuk hanya butuh hiburan. Dan ia yang menjadi hiburannya. Apalagi akhir-akhir ini Hyunsuk sering menceritakan mantannya. Membuatnya panas. Seperti saat ini, Hyunsuk sedang bercerita dengan Yoan dan Celin mengenai mantannya. Sungguh membagongkan.

Fokus pada pekerjaanmu Ryujin, jangan dengarkan pembicaraan itu jika membuatmu panas!

" Ryujin " Lora memanggil Ryujin seraya mendekat bersama seorang perempuan yang berjalan mengikuti Lora.

" Ini ada anak baru yang bakal gantiin kamu, tolong kamu training dia sampai bisa ya " ucap Lora.

" Siap bu " ucap Ryujin. Kemudian ia mengajak anak baru itu untuk segera ia latih.

Ryujin melirik Hyunsuk yang sedang menatap kearah si anak baru. Apa anak baru ini sasaran barunya? Ryujin tertawa miris.

" Namanya siapa? " Tanya Ryujin.

" Felly "

Ryujin mengangguk mengerti. Ternyata mereka seumuran tapi Ryujin merasa lebih dewasa karena ia memasuki dunia kerja lebih dulu. Aneh memang tapi begitulah hahaha.

Ryujin mulai mengajari Felly ini dan itu. Tidak ada yang terlewat semua ia ajarkan. Ryujin berharap Felly dapat dengan cepat menyerap apa yang ia sampaikan. Ia harus hati-hati dalam mengajarinya karena jika tidak bisa fatal.

" Istirahat dulu fel " ucap Ryujin setelah melirik jam tangannya.

" Ayo cuci tangan, habis itu makan siang " lanjutnya.

Felly hanya mengangguk.

Mereka berdua berjalan menyusul Yoan, Celin dan Alen ke kamar mandi.

" Sholat ngga? " Tanya Ryujin.

" Engga, lagi halangan " jawab Felly dengan tertawa kecil.

Ryujin mengangguk mengerti. Ia segera memakai mukenanya lalu melaksanakan kewajibannya.

Setelah selesai ia kembali ke ruang istirahat untuk makan siang. Ia melihat Felly tidak bergabung dengan yang lain membuatnya memutuskan untuk mendekat.

" Ayo gabung sama yang lain " ajaknya kepada Felly.

Felly diam sejenak, seperti mencari jawaban yang tepat.

" Ngga usah sungkan, gabung aja yuk " Ryujin kembali mengajak.

Akhirnya Felly mengiyakan lalu ikut bergabung dengan yang lain walau hanya diam.

***

Sudah hampir satu Minggu ia melatih Felly agar bisa bekerja sendiri tanpa didampingi. Ryujin agak lega karena Felly mudah untuk diajari.

Ryujin pergi menuju gerombolan Taeil, Taeyong, Jihoon dan Soobin. Ia ingin mengambil sesuatu di sana.

" Minta tali ya kak " izin Ryujin kepada Taeil.

" Iya, ambil aja "

" Itu si anak baru umur berapa? Udah punya anak ya? " Tanya Taeil.

Ryujin menatap Taeil tak percaya. Punya anak apaan? Umurnya sama kaya aku Weh😭

" Kayaknya belum nikah, umur aja baru 17, lebih muda 6 bulan dari aku. Dia baru lulus sekolah tau " ucap Ryujin dengan raut wajah heran.

Taeil terlihat membulatkan matanya, " masa sih? Tapi keliatannya kek udah punya anak. Dia sama kamu kelihatan muda kamu loh "

Ryujin kembali menatap Taeil tak percaya, " masa sih? "

" Iya bener "

" Mukanya boros itu " ucap Taeyong.

" Kaya tante-tante " ucap Taeil.

Ryujin diam tak menyahut lagi. Ia bingung ingin merespon apa.

" Udah deh, aku mau balik, makasih tali nya " ucap Ryujin.

" Sama-sama Ryujin ayangnya Hyunsuk " ucap Taeyong yang diakhiri dengan senyum menggoda.

" Siapa yang ayangnya Hyunsuk? " Tanya Ryujin.

" Halah, pake nanya segala. Ngga usah malu lah "

" Aku bukan pacarnya Hyunsuk kok " ucap Ryujin jujur.

" Kalo bukan pacar kenapa waktu itu cemburu sampe segitunya? "

Ryujin diam lalu mengendikkan bahunya tanda tidak tahu. Ia memilih segera pergi agar pembicaraan tidak semakin melebar dan ia juga tidak bisa menjawabnya.

***

Selama di tempat kerja, terlihat Sekali Hyunsuk mencuri-curi pandang kepada Felly. Ryujin menjadi sadar diri. Apapun yang akan terjadi ia akan pasrah.

***

Sepulang kerja. Ryujin mengunjungi kamar Fika dan Friska. Dua orang itu adalah sahabatnya walaupun ia baru mengenalnya beberapa bulan tapi mereka merasa klop dan mengerti satu sama lain.

" Tau ngga sih? " Ucap Fika tiba-tiba.

Bau-bau perghibahan di mulai.

" Tau apa anjrot, cerita belum udah nanya tau apa engga " ucap Friska. Saking ia menunggunya.

" Sabar anak anjing " Fika memukul paha Friska.

" Hyunsuk ternyata Deket sama temen ku " ucap Fika. Sebenarnya ucapan itu ia tujukan kepada Ryujin.

" Hyunsuk siapa sih? " Tanya Friska.

" Lo ngga akan tau " ucap Fika.

" Udah lama deketnya. Dan ngga cuma sama temenku aja, tapi hampir semua karyawan cewek lama atau baru semuanya dideketin "

Ryujin diam, ia memilih mendengarkan apa yang ingin Fika sampaikan.

" Aku tau kamu Deket sama Hyunsuk, tapi sebelum terlanjur lebih jauh, aku harus ngomong ini ke kamu. Dia cowok Playboy, Ryu. Rayuannya beeeeehhhh, ngga ada tandingan "

Ryujin merasa apa yang Fika katakan benar. Walau ia tidak tahu aslinya seperti apa.

" Temenku itu sering di ajak jalan keluar, dijajanin terus sering di transferin uang sama Hyunsuk, padahal temenku udah punya pacar. Dua-duanya sama sama sakit sih "

" Parah amat tuh cowok. Temen lu juga, gila udah punya pacar juga " ucap Friska.

" Iya makannya, dia emang ganteng. Aku akuin dulu aku juga suka sama dia, tapi abis tau kelakuannya, ih ilfeell aku " Fika bergidik ngeri.

" Kakak bilangnya telat sih, aku udah terlanjur suka, gimana dong " ucap Ryujin frustasi.

" Mending berhenti dari sekarang dari pada keterusan nanti akhirnya ngerasa sakit ngeliat dia sama yang lain " ucap Fika serius.

Saran Fika memang benar, tapi apakah Ryujin bisa? Ia merasa sudah terlalu jauh menyukai Hyunsuk.

" Tapi... " Ucapan Ryujin terhenti.

" Aku tau itu pasti sulit, tapi yakin deh, kamu ngga akan nyesel ngelepas dia " ucap Fika seraya mengusap pundak Ryujin.

" Iya bener, mending nyari cowok di gedung ku aja, ganteng-ganteng " ucap Friska.

" Pikiran lo mah cowok Mulu "

Friska terkekeh.

Ryujin menarik nafas palu menghembuskannya perlahan.

" Oke, aku bakal coba " ucapnya tidak yakin.










HTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang