dua puluh

98 9 2
                                    

Taeyong menyenggol lengan Taeil membuat Taeil menoleh. Taeyong menunjuk Hyunsuk dengan dagunya dan Taeil langsung paham maksud taeyong.

" Kayaknya mereka mulai Deket " ucap taeyong yang melihat Hyunsuk sering mendekati Felly dan jarang mendekati Ryujin.

" Ngga tau juga, kalo ditanya dia diem. Tapi dari gelagatnya sih iya " jawab Taeil.

" Lah terus adek kita gimana Weh? " tanya taeyong terkejut.

Taeil menghela nafas, ia tidak selalu terkejut akan hal ini. Taeil adalah tempat curhat Hyunsuk setelah Jihoon jadi ia tau. Jika Hyunsuk sedang curhat kepadanya ia hanya memberi saran seperlunya saja.

Jihoon diam seraya terus menatap Hyunsuk dan Felly yang mulai menjauh. Wajahnya datar seperti menahan marah.

Baru saja kaki Ryujin melangkah keluar dari kantor, pemandangan yang kurang mengenakkan terlihat oleh kedua matanya membuatnya diam di depan pintu masuk. Ia menatap Hyunsuk dan Felly tanpa berkedip.

Terlihat Hyunsuk sedang mengusap kepala Felly seraya tertawa bersama.

Apa-apaan ini?

3 hari Ryujin tidak dilapangan mereka sudah dekat?

Ryujin menggeleng tidak percaya. Ia sudah memprediksi hal ini namun ternyata ini masih sangat tiba-tiba untuknya.

Dadanya terasa sangat sesak.

Untungnya Ryujin tersadar sebelum air matanya menetes. Ia segera melanjutkan pekerjaannya.

Taeyong, Taeil dan Jihoon, semuanya diam termasuk soobin yang baru saja dari kamar mandi dan tidak tahu apa yang terjadi.

" Ryujin, kamu sering dibanding-bandingkan ya? " tanya taeyong.

" Sama siapa? " Tanya Ryujin bingung seraya menulis.

" Sama Hyunsuk. Kamu dibanding-bandingkan sama Felly kan? "

Tangan Ryujin berhenti menulis, " engga " jawabnya singkat lalu kembali menggerakkan tangannya.

" Ngga papa, ngga usah sedih. Nanti kita main ya, makan diluar bareng semuanya. Nanti Hyunsuk sama Felly ngga usah diajak. Biar kita-kita aja " ucap taeyong berusaha menghibur Ryujin. Ia tau bagaimana perasaan perempuan itu.

" Ya kan taeil? Hyunsuk sama Felly ngga diajak kan? " Tanya taeyong.

" Iya ngga diajak. Kamu mau ya Ryu? "

Ryujin menatap keduanya, " jangan gitu lah. Mereka kan juga bagian kita, temen kita, diajak juga ngga papa " ucapnya. Akan terasa sangat jahat jika Hyunsuk dan Felly tidak diajak. Nanti terlihat seperti dikucilkan. Walaupun mungkin ia tak akan kuat melihat mereka bersama, namun ia tidak boleh egois.

Jihoon sengaja menjatuhkan penggaris besi ke lantai membuat suara sangat nyaring. Ia berusaha membuat Hyunsuk menatap kemari. Agar melihat, disini ada gadis yang sudah ia baperi dan sudah ia kasih harapan lebih. Kini sahabat brengseknya itu sedang berjalan berdua dengan Felly. Bagaimana bisa anak itu melakukan itu didepan Ryujin? Ia tau Hyunsuk bukanlah laki-laki setia, namun ini sudah keterlaluan. Ia sayang kepada Ryujin dan sudah menganggapnya sebagai adik. Jelas ada perasaan tidak terima Ryujin di perlakukan seperti itu.

Hyunsuk menoleh sejenak lalu kembali menatap depan. Lihatlah, wajahnya terlihat sangat tidak perduli.

Dan Felly juga, apa perempuan itu tidak punya hati? Tidak mungkin ia belum tau jika Hyunsuk dan Ryujin dekat.




***




Hyunsuk duduk di dekat Celin. Ia mencuri-curi pandang ke arah Felly.

HTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang