dua puluh tujuh

69 8 0
                                    

Ryujin menjalani hari-harinya seperti biasa. Hampir satu bulan ia tidak bertemu dan bertukar kabar dengan Hyunsuk rasanya biasa saja. Karena ia sudah merenungkannya. Ia tidak salah menyukai Hyunsuk begitu juga sebaliknya. Hanya saja, dari awal mereka tidak ada hubungan apapun kecuali 'teman'. Jadi, selagi keduanya dekat mereka itu bebas. Keduanya tidak ada hak untuk melarang satu sama lain terutama masalah dekat dengan seseorang. Terbukti dengan Hyunsuk yang tiba-tiba berpacaran dengan Felly, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Sakit memang melihatnya dengan yang lain. Nyatanya, ketika kita dekat dengan seseorang, melakukan hal-hal bucin setiap hari tapi tanpa ada hubungan apapun, ketika dia menghilang atau sudah ada yang lain rasa nyeseknya berkali-kali lipat dan itu biasanya salah satu hal yang membuat gagal move on!

Jujur, ia mengalami itu. Terkadang, ia sedih mengingat Hyunsuk tapi kadang ia bersikap bodoamat.

Seiring berjalannya waktu, ia benar-benar sudah menerima semua yang terjadi. Yang lalu biarlah berlalu. Siapa tau nanti cepet dapet pengganti, wkwkwk.

Saat ini ia sedang berjalan menuju kantor setelah mendatangi kantor Suho untuk mengantar laporan bulanan. Ia berhenti sejenak di gedung yang dipimpin Sehun. Dari lantai dua, Ia melihat banyaknya karyawan yang tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Sesekali mengulur waktu sebentar berdiam diri disini di jam kerja tidak masalah kan?

Tapi baru lima detik ia berdiri seraya melihat kebawah, ia terkejut bukan main karena kedua matanya langsung menangkap bos besar dengan dua asistennya sedang berkeliling. Ia langsung buru-buru pergi sebelum bos besarnya itu melihatnya. Ternyata alam pun tidak merestui ia untuk membolos walau hanya sebentar. Lagian, kenapa tidak ada pemberitahuan jika bos besar akan datang ke lapangan hari ini? Atau ia nya saja yang tidak tahu akan pengumumannya.

Setelah sampai dikantor ia mengelus dadanya karena merasa aman. Ia melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.

Lora juga sedang sibuk dengan kertas-kertas di hadapannya. Entah apa itu ia tidak tahu.

Tidak lama kemudian, Sehun mengetuk pintu kantor. Ia masuk bersama dengan laki-laki bertubuh tinggi yang memakai baju hitam putih.

Anak baru.

Ryujin berhenti sejenak untuk menyapa Sehun. Lalu ia menatap anak baru yang terlihat sangat malu-malu masuk ke dalam kantor. Anak itu pasti baru lulus sekolah.

" Ini pengganti Hyunsuk, Bu Lora "

Lira menatap calon karyawannya, seperti mengamati lalu mengangguk-angguk.

" Yaudah, silahkan orientasi dulu ya Bu, saya tinggal dulu. Mau ke kantor Bu Irene. Mari Bu Lora, Ryujin "

" Iya, terimakasih banyak pak Sehun "

" Namanya siapa? " Tanya Lora setelah Sehun pergi.

" Kim Junkyu "

" Lulusan tahun ini? "

" Iya " jawab Junkyu.

" Sebelumnya pernah kerja? Dimana? "

" Sebelum ngelamar disini saya bekerja jadi barista di kota sebelah Bu "

" Berapa lama disana? "

" Sekitar 4 bulan "

" Okey, pertama saya kasih tau kamu kalau pekerjaan yang bakal kamu kerjakan disini akan sangat berbeda dengan pekerjaan kamu sebelumnya. Disini nanti kamu akan berurusan dengan angkat-mengangkat yang pastinya lumayan berat, gimana kira-kira, sanggup ngga? " Tanya Lora.

" Sanggup Bu " jawab Junkyu yakin.

" Kalo begitu, kita coba dulu. Mari ikut saya " Lora berdiri lalu keluar diikuti Junkyu dibelakangnya.

" Soobin " panggil Lora. Soobin mendekat lalu Lora memberikan nya tugas untuk mengetes Junkyu apakah ia memenuhi kriteria untuk bekerja disini apa tidak. Tanpa ba-bi-bu soobin menjalankan tugas dari atasannya itu. Ia mengajak Junkyu ke lapangan langsung.

Lora masuk kembali ke kantor lalu melihat jam.

" Ryujin, saya harus ke kantor utama karena ada bos besar datang. Junkyu di orientasi sekitar satu jam. Kamu tolong awasi dari sini ya. Saya tinggal dulu " ucap Lora. Bukannya ia meragukan kemampuan soobin untuk mengetes anak baru, tapi ia butuh 2 orang untuk mengetesnya. Apakah nanti pendapatnya akan sama atau berbeda.

Lewat jendela kaca, Ryujin mengamati Junkyu yang tengah di ajari soobin. Ia rasa junkyu mampu. Ia bisa menggantikan Hyunsuk. Semangat kerjanya juga terlihat tinggi.

Semoga dia betah disini, lumayan susah mencari pengganti soalnya.


***


" Kuat juga ternyata " batin soobin ketika melihat junkyu. Ia mengangguk-angguk lalu mengajak junkyu duduk di dekat Celin.

" Ngelamar disini sendiri? " Tanya soobin.

" Sama temen bang, dia masuk departemen sebelah " jawab junkyu.

" Berarti yang ke departemen ini cuma Lo doang? "

Junkyu mengangguk.

" Ngga papa tenang aja, disini orang-orangnya baik kok. Kerjanya juga lumayan nyantai walaupun agak berat "

Mereka pun mengobrol saat 15 menit orientasi selesai. Soobin memutuskan menghabiskan waktu untuk mengobrol karena ia sudah yakin junkyu bisa untuk bekerja disini.

" Udah pas satu jam. Ayo ke kantor " ajak soobin. Mereka berdua menuju kantor yang hanya ada Ryujin karena Lora ternyata belum kembali dari kantor utama.

" Duduk disini dulu nunggu Bu Lora. Gue mau lanjut kerja " ucap Soobin.

" Oke bang, makasih banyak ya "

" Iya sama-sama "

Soobin keluar. Tinggallah Ryujin dan junkyu yang sedang duduk di depan meja Lora.

Keduanya tak mengatakan apapun. Ryujin masih fokus dengan pulpen dan buku tebalnya.

Junkyu melihat-lihat ruangan kantor yang tidak terlalu besar namun nyaman untuk ditempati. Sesekali ia melirik Ryujin karena merasa suasana terasa canggung dan sepi. Ingin mengajak ngobrol namun takut mengganggu.

Ryujin bekerja seolah tidak ada orang lain disini. Ia benar-benar tidak ada niat untuk mengajak junkyu ngobrol.

Junkyu di cuekin guys.

Keheningan sirna saat Lora datang. Ia langsung menerima junkyu dan memintanya untuk bekerja mulai besok. Lora mengantar junkyu ke kantor Sehun untuk di urus lebih lanjut.










HTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang