" Ryujin, tolong anter ini ke pak Sehun ya " ucap Lora seraya menyerahkan dua berkas kepada Ryujin.
" Iya Bu " Ryujin menerima berkas itu lalu bergegas pergi menuju ruang kerja Sehun yang berada di gedung yang berbeda. Cukup menguras tenaga karena jaraknya cukup jauh untuk ukuran jalan kaki padahal masih di satu perusahaan.
Langkah Ryujin berhenti saat memasuki bagian Fika. Dari kejauhan, ia melihat bagaimana Hyunsuk yang terlihat sangat akrab dengan perempuan lain.
Ryujin menghela nafas, ia sadar diri ia bukan siapa-siapa Hyunsuk. Ia melanjutkan jalan dan berpura-pura tidak melihat mereka.
Sesampainya di ruang kerja Sehun. Ia menyerahkan berkas titipan Lora. Kebetulan disana ada Suho dan Irene. Wah, para petinggi perusahaan sedang berkumpul.
Btw, Suho dan Irene sangat cocok. Ryujin pribadi nge-ship mereka dan berharap mereka bisa menikah. Lagipula mereka juga terlihat dekat di tempat kerja. Tidak tahu kalo diluar.
" Kerjaan lagi longgar? " Tanya Sehun kepada Ryujin.
" Longgar pak "
Sehun mengangguk lalu melihat jam tangannya.
" Ngga usah balik, disini aja, bentar lagi istirahat juga " ucap Sehun.
" Iya, lagian jauh juga, di luar panas. Tadi ngga naik sepeda? " Tanya Suho.
Ryujin menggeleng. Di sini menggunakan sepeda sebagai alat transportasi di lapangan memang biasa dan diperbolehkan. Namun tadi semua sepeda sedang terpakai. Jadi ia jalan kaki.
" Makan siang disini aja yah? " Tawar Irene.
Ryujin menggaruk tengkuknya canggung. Ingin mengiyakan tapi mereka semua petinggi perusahaan, tapi kalo menolak juga tidak enak.
Akhirnya ia mengangguk malu-malu.
" Ngga usah sungkan. Kamu kan asistennya Bu Lora jadi sama kita-kita santai aja " ucap Sehun setelah terkekeh melihat Ryujin.
Ryujin mengangguk-angguk seraya tertawa kecil.
Asisten katanya.
Emang iya?
Ryujin tidak tahu. Tapi banyak orang luar yang mengatakan ia sebagai asisten Lora.
Suho segera memesan makan siang untuk 4 orang. Tenang, ia yang traktir.
" Ryujin Suka ice cream ngga? " Tanya Suho.
" Suka "
" Aku pesenin ya. Kamu mau rasa apa yang? " Tanya Suho kepada Irene. Seketika Ryujin tersenyum lebar penuh arti. Kapalnya berlayar.
" Coklat vanilla aja "
" Oke "
" Idih, yang yangan segala. Gue sama Ryujin aja kalo gitu " Sehun langsung duduk di samping Ryujin. Itu membuat Ryujin semakin canggung.
" Makanya cari pacar " ucap Suho meledek.
" Udah, nih Ryujin "
Irene mendecak, " kalo sama Ryujin Lo keliatan kek om-om pedo. Ryujin terlalu imut buat Lo "
Suho tertawa kencang mendengar ucapan irene, " om-om pedo "
" Bodoamat. Sugar daddy gue "
Mendengar itu tawa Suho bertambah kencang.
" Ryujin belum punya pacar kan? " Tanya Sehun. Ryujin menggeleng.
" Aman " ucap Sehun.
" Apa sih Lo hun, ngga gue restuin Ryujin sama Lo " ucap Irene.
" Ngga mendukung banget Lo jadi temen " Sehun mendecak kesal.
" Diem Lo " Sehun menendang kaki Suho agar orang itu berhenti tertawa.
Tak lama makanan datang. Ternyata Suho memesan cukup banyak makanan.
" Ini buat Ryujin, makan yang banyak biar sehat, biar gemuk, nanti kalo pulang orang tua seneng liat anaknya sehat " ucap Suho seraya memberikan nasi dengan ayam bakar, es teh, jus alpukat dan ice cream.
" Terimakasih banyak pak " ucap Ryujin.
Sehun berfikir sejenak, " kalo cuma ada kita panggil kak aja ya biar cepet akrab. Lagian umur kita ngga beda jauh-jauh amat " Sehun menolak tua.
" Matamu ngga jauh " sahut Suho.
Hampir saja Ryujin menyemburkan tawanya. Petinggi perusahaan ternyata bobrok juga.
" Tapi ngga papa panggil kak aja. Saya mau muda " ucap Suho.
" Ngga papa? " Tanya Ryujin tak percaya.
" Ngga papa " jawab Sehun, Suho dan Irene kompak.
Akhirnya mereka makan dengan sesekali mengobrol ringan. Ryujin tersenyum, ia sangat bersyukur bertemu dengan orang-orang baik disini.
Ryujin melihat jam dinding. Sudah hampir masuk jam kerja. Ia izin pamit kepada kakak-kakak barunya ini untuk kembali ke tempat kerjanya.
" Besok-besok makan siang bareng lagi ya dek " ucap Suho. Percayalah ia sangat ramah.
" Siap kak "
" Dadah, hati-hati calon istri " ucap Sehun yang langsung mendapat tabokan dari Irene.
Ryujin tertawa kecil lalu keluar dari ruang kerja Sehun.
Ia berjalan sendirian. Keadaan diluar sangat sepi, hanya ada beberapa satpam yang berjaga di pos.
Mungkin karena Ryujin berjalan sendirian di jam yang hampir memasuki jam kerja menjadikannya pusat perhatian para satpam. Terbukti dengan mereka yang kompak memperhatikan Ryujin.
Ryujin merasa agak risih dengan hal itu, ia tersenyum kaku seraya menganggukkan kepala untuk menyapa dan dibalas oleh mereka semua yang berjumlah 3 orang. Ryujin jelas sudah tidak asing dengan ketiga satpam itu terutama yang duduk di tengah. Satpam itu selalu menyapa nya setiap bertemu.
" Eh Ryujin "
Panggilan itu membuat Ryujin berhenti lalu mencari sumber suara yang ternyata berasal dari ruang kerja Taehyun.
Laki-laki itu menghampiri Ryujin, " abis dari mana? "
" Abis dari ruangan pak Sehun nganter berkas "
" Oh, aku mau ke tempatmu ini, bareng yuk " ucap Taehyun.
" Ayok "
Jujur akhir-akhir ini Ryujin merasa banyak yang memperhatikannya saat ia berjalan sendiri atau dengan orang lain terutama di bagian Fika. Ryujin takut merasa kegeeran tapi kelihatannya memang banyak yang memperhatikannya. Entah itu laki-laki atau perempuan.
Saat hampir masuk ke tempat Ryujin, Hyunsuk keluar membuat mereka berpapasan. Hyunsuk menatap Ryujin dan Taehyun sebentar lalu langsung membuang muka kemudian berlalu pergi.
Taehyun mengerutkan kening bingung, " lagi kenapa dah tuh anak? Tumben sombong amat "
Ryujin menatap perginya Hyunsuk lalu menggeleng pertanda ia tak tahu.
" Kalian Deket ya? " Tanya Taehyun.
Ryujin menatap Taehyun sejenak lalu mengangguk perlahan.
Taehyun mengangguk-angguk mengerti. Ia memang jarang kemari namun sekalinya kemari ia langsung tahu jika Ryujin dan Hyunsuk dekat. Malah ia pernah mengira mereka berpacaran.
" Terus, lagi berantem? " Tanya Taehyun lagi.
" Engga. Tapi akhir-akhir ini dia emang gitu "
" Hati-hati aja sih kalo kataku "
Ryujin menaikkan kedua alisnya bingung.
" Aku tuh cowok jin, tau lah gelagatnya cowok "
Ryujin diam.
" Udah, jangan dipikirin "
KAMU SEDANG MEMBACA
HTS
RomanceTadinya hubungan tanpa status hanya berada di bayangan Ryujin saja. Namun siapa sangka ia malah mengalaminya dan itu sangat berbeda dari bayangannya. Percayalah, menjalani hubungan tanpa status itu tidak enak.