tiga puluh satu

91 8 3
                                    

Junkyu.

Laki-laki itu sudah membuatnya merasakan jatuh cinta lagi dan membuatnya melupakan Hyunsuk sepenuhnya.

Ia berharap junkyu cepat menyatakan perasaan kepadanya jika memang menyukainya.

Ia berjalan ingin mengambil ponselnya yang tertinggal di ruang istirahat namun langkahnya terhenti saat ia mendengar junkyu sedang mengobrol dengan Celin.

" Terus ngapain Lo deketin Ryujin kalo Lo belum move on dari mantan Lo?! " Tanya Celin dengan nada agak membentak.

" Lo udah ngasih harapan ke Ryujin, Jun. Kalo dia tau Lo deketin dia cuma buat pelampiasan doang dia bakal kecewa banget sama Lo " lanjut Celin.

" Tapi gimana lagi kak, gue suka sama Ryujin tapi gue belum bisa ngelupain mantan gue. Gue dapetin mantan gue susah payah, dulu banyak yang pengen dapetin dia tapi cuma gue yang dapet, 3 tahun gue pacaran sama dia, kita ngga ada masalah terus tiba-tiba dia ngilang tanpa kabar dan sekarang dia balik lagi ketika gue udah nyoba lupain dan Ryujin Dateng ke hidup gue " ucap junkyu.

" Gue fikir perasaan gue ke dia udah hilang, tapi ternyata belum. Gue harus gimana? " Tanya junkyu frustasi.

" Tinggalin Ryujin " ucap Celin tegas.

Junkyu menggeleng, " ngga bisa, gue suka dia "

" Kalo Lo suka Ryujin lepasin mantan Lo, buang jauh-jauh fikiran Lo tentang dia "

" Lo harus milih Jun, Lo ngga bisa serakah dengan milih dua-duanya, Lo bakal nyakitin mereka  "

Ryujin melemas di tempat. Hatinya Bagai ditusuk jarum raksasa setelah mendengar itu. Jadi dirinya hanya pelampiasan?

Oh, mungkin alam tak membiarkannya sembuh secara total di dalam percintaan.

Entah mengapa Ryujin tak pergi tapi malah melangkah maju menuju mereka. Junkyu dan Celin tentu terkejut dengan kedatangan Ryujin di saat mereka sedang membicarakan hal yang rahasia. Gelagat mereka seperti orang yang ketakutan ingin dipukul. Ryujin bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Ia mengambil ponselnya dan berlalu pergi.

" Ryujin " panggil junkyu setelah menahan nafasnya selama beberapa saat.

Ryujin berhenti, ia menarik nafas perlahan. Sumpah, rasanya sangat sesak didada.

" Ya? " Jawab Ryujin seraya menoleh ke belakang.

Junkyu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Maaf Jun, kalo mau ngajak ngobrol nanti aja, aku lagi buru-buru, ada urusan sama kak Fika " ucap Ryujin saat junkyu berdiri dari duduknya dan ingin mendekat. Ia tak mau tiba-tiba air mata kekecewaannya jatuh di depan mereka. Ia tak mau dibilang lemah, lebay dan sebagainya.

Junkyu menjambak rambutnya frustasi. Perasaan takut Ryujin pergi langsung menghantamnya.

" Ck, gimana nih kak?! " Tanya junkyu. Celin diam tak tau harus apa.


Ryujin menaiki tangga atap gedung yang jarang dilewati orang. Ia ingin menangis tanpa ada orang yang tau.


***

" Taehyun "

Yang dipanggil menoleh lalu menaikkan kedua alisnya tanda bertanya. Tumben sekali junkyu menyapanya. Sebenarnya bukan karena junkyu sombong tapi jarang bertemu dan tidak dekat juga.

" Liat Ryujin ngga? "

Diam sesaat, Taehyun menggeleng, " hari ini gue belum liat Ryujin. Ada apa emang? "

HTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang