dua puluh sembilan

89 6 2
                                    


Junkyu baru saja keluar dari kamar mandi setelah buang air besar membuatnya telat keluar gedung. Perutnya tadi mulas sekali. Ia mengambil dompet dan ponselnya di dalam ruang istirahat lalu keluar. Benar saja, suasananya sudah sepi karena ia yakin teman-temannya sudah keluar terlebih dahulu. Kakinya segera melangkah keluar namun terhenti saat ia tak sengaja melihat Ryujin masih di dalam kantor sedang berkutat dengan komputernya. Ia lupa jika hari ini Lora tidak berangkat maka dari itu Ryujin berani melanjutkan pekerjaan saat jam pulang sudah lewat 30 menit yang lalu. Jika Lora ada, ia tak mungkin membiarkan Ryujin tetap bekerja di saat jam kerja sudah selesai. Memang ryujin nya saja yang kelewat rajin.

Akhirnya ia mendekati kantor lalu berdiri di ambang pintu. Lihatlah, saking fokusnya Ryujin sampai tak menyadari ada orang berdiri di ambang pintu.

" Ryujin "

Yang dipanggil menoleh dengan kedua alis terangkat. Tumben junkyu ke kantor.

" Ngga mau pulang? " Tanya junkyu.

Ryujin reflek menatap jam dinding. Ia menepuk jidatnya. Padahal niatnya tadi hanya menggunakan waktu 5 menit untuk memasukkan data tambahan tapi malah kelewat sampai setengah jam. Ini karena data tadi ada yang geser membuat Ryujin melupakan jam pulang.

Junkyu menatap Ryujin datar, " kebiasaan "

" Ayo buruan pulang " lanjut junkyu.

Ryujin segera mematikan komputer lalu keluar dibarengi junkyu. Mereka sudah satu Minggu kenal. Menurut junkyu, Ryujin anak yang asik begitu juga sebaliknya.

Saat melewati gedung Fika, Ryujin langsung menyadari beberapa perempuan menatap junkyu kagum. Ryujin tidak terkejut lagi. Ia melirik junkyu yang sepertinya tidak sadar jika dirinya sedang di perhatikan oleh banyak kaum hawa.

Ryujin menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Nasib jadi cogan dimana-mana dilirik Mulu.

Ryujin tersentak kaget saat junkyu tiba-tiba menggenggam tangannya membuatnya berhenti melangkah. Saat ia menatap kedepan ia langsung paham. Didepannya ada troli besar yang sedang lewat. Untung junkyu peka dan langsung menahan Ryujin. Jika tidak, Ryujin pasti sudah tertabrak.

" Kamu kok pendek banget sih? " Tanya junkyu setelah keluar dari gedung.

Ryujin mendongak, " kamu yang ketinggian "

Junkyu menggeleng, " engga, kamu yang kependekan "

" Engga ish, kamu yang ketinggian! " Ucap Ryujin ngotot. Membuatnya terlihat imut.

" Males olahraga pasti " ucap Junkyu menahan tawa. Satu Minggu ia mengenal Ryujin, membuatnya memiliki hobi baru yaitu menggoda dan menjahili Ryujin.

" Enak aja! Tapi iya juga sih " ucap Ryujin lesu.

Junkyu menatap Ryujin dari samping dengan gemas. Ia mengacak-acak rambut Ryujin dan seperti biasa Ryujin marah.

Junkyu melirik kumpulan laki-laki departemen sebelah yang memandang kagum Ryujin. Ia reflek mendekat sampai tangannya bersentuhan dengan tangan Ryujin saat berjalan. Tanpa sadar ia sudah bersikap posesif.

Mereka berdua menuju ke parkiran karena mereka akan mengunjungi rumah Alen. Taeyong dan yang lainnya sudah lebih dulu kesana. Tinggal mereka berdua yang belum menyusul.

Junkyu memakai Hoodie nya dan helmnya. Ia juga menyerahkan satu helm yang sengaja ia bawa untuk Ryujin. Junkyu menjalankan sepeda motornya setelah Ryujin menaikinya.

Perjalanan dari tempat kerja menuju rumah Alen lumayan jauh, mungkin hampir setengah jam.

Entah taeyong dan yang lainnya melajukan sepeda motornya dengan pelan atau memang junkyu yang mengebut. Didepan terlihat rombongan taeyong. Junkyu pun memutuskan untuk mengikutinya dari belakang.

HTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang