Lora menatap Ryujin yang sedang bekerja seperti biasa. Yah, pekerjaannya kini dikerjakan oleh Ryujin yang merupakan asistennya. Ia hanya menerima jadi.
Mengenai Hyunsuk, Lora tau semuanya. Namun ia memilih diam agar tak menyinggung Ryujin.
Dari dalam kantor ia menatap Felly yang juga tengah bekerja. Lora menghela nafas lirih. Ia sudah sangat sering mendapati hal yang semacam ini pada karyawannya dari dulu sampai sekarang. Jadi ia tidak terkejut sama sekali.
Telfon kantor berdering, ia segera mengangkatnya.
" Halo, selamat pagi " ucapnya.
" Oh, iya baik pak "
" Iya sama-sama "
Ia mengambil map berwarna putih lalu beranjak dari duduknya.
" Ryujin, saya ke depan dulu sebentar ya " pamit Lora.
" Iya Bu "
Tak lama kemudian, Ryujin ke lapangan untuk mengecek semuanya lalu Ia kembali lagi ke kantor.
Untung saja Lora memang benar sebentar karena kini Lora sudah duduk manis di kursinya.
Tok tok tok
Ryujin mendongak begitupun Lora, menatap junkyu yang tengah berdiri diambang pintu.
" Junkyu, silahkan masuk " ucap Lora menyambutnya ramah.
Junkyu memberikan secarik kertas dari Sehun kepada Lora lalu Lora langsung menandatanganinya.
" Hari ini kamu boleh langsung bekerja. Bawa bekal kan? " Tanya Lora.
" Bawa Bu "
" Oke, silahkan ke Soobin. Orang yang kemaren nge orientasi kamu "
" Baik Bu, terimakasih banyak "
Junkyu melirik Ryujin. Lagi-lagi perempuan itu tetap fokus pada pekerjaannya dan tidak melihatnya sama sekali. perempuan itu sangat judes. Padahal Ryujin hanya tidak kepo dan junkyu itu urusan Lora bukan urusannya.
***
Junkyu mulai bekerja dengan tenang. Baru hari pertama bekerja, ia sudah menjadi idaman para wanita disini. Bagaimana tidak terpesona? Wajah junkyu sangat tampan, tubuhnya tinggi sangat proporsional, kulitnya putih dan mempunyai senyum manis. Banyak wanita yang menatapnya tanpa berkedip. Mereka merasa tidak terlalu sedih Hyunsuk resign karena penggantinya tak kalah jauh menawan." Hati-hati Jun, awas jarimu kejepit " ucap Soobin mengingatkan junkyu.
" Iya bang " jawab Junkyu.
" Kalo capek, istirahat dulu ngga papa "
Junkyu menggeleng, ia belum merasa lelah. Mungkin karena semangatnya sangat membara.
" Santai aja kali. Semua barang udah diambil juga. Duduk dulu sana "
Mau tak mau junkyu menurut. Ia memilih duduk di dekat Alen. Sudah pasti Alen akan mengajak junkyu mengobrol. Sudah seperti di interogasi.
***
Setelah jam makan siang, keadaan sepi karena semuanya sedang mengistirahatkan tubuhnya begitu juga dengan junkyu. Satu Minggu ia bekerja disini, Sudah terasa pegalnya namun belum seberapa. Ia meregangkan tubuhnya untuk menghilangkan sedikit rasa pegal.
Ia tak sengaja melihat ke dalam kantor, Ryujin masih saja berkutat dengan pekerjaannya di jam istirahat. Tidak ada Lora didalam karena sedang pergi entah kemana. Dinas mungkin.
Wajah Ryujin terlihat lelah. Ia salut melihat Ryujin yang fokus dan serius dalam bekerja. Tapi apa pekerjaannya sebanyak itu sampai waktu istirahat pun tersita?
Ia masih memperhatikan Ryujin sampai tak sadar jika perempuan itu tengah membereskan dokumen-dokumen karena telah berhenti mengerjakan pekerjaannya dan akan dilanjut nanti. Setidaknya nanti ia tidak kerepotan untuk menyelesaikannya. Lagi pula, saat jam istirahat ia tidak terbiasa untuk tidur dan akan gabut, jadilah ia lanjut bekerja.
Ryujin menatap junkyu karena sedari tadi merasa sedang diperhatikan. Junkyu langsung memalingkan pandangan. Tatapan datar Ryujin membuatnya takut. Ia tak pernah menyangka diantara karyawan-karyawan disini yang sangat ramah ada satu orang yang sangat judes. Bahkan sudah satu Minggu ia disini belum pernah saling sapa bahkan berkomunikasi dengan Ryujin.
Ryujin tak menghiraukannya, " aneh " gumamnya setelah menatap junkyu.
" Junkyu, nongkrong disana kuy " ajak Taeil seraya menunjuk taeyong dan kawan-kawan yang sedang asik duduk di dekat kantor.
Junkyu mengangguk dan segera menghampiri mereka.
" Gimana seminggu disini? Betah? " Tanya taeyong.
" Betah bang "
" Syukurlah kalo gitu, walaupun agak berat, tapi nyantai kan. Atasan juga baik, ngga galak banget " ucap taeyong.
Junkyu mengangguk mengiyakan.
Taeil memperhatikan junkyu yang melirik Ryujin.
" Udah kenalan belum sama dia? " Tanya Taeil.
" Dia? "
Taeil mengangguk, " itu yang didalem kantor, yang dari tadi Lo lirik terus. Naksir ya? "
Junkyu gelagapan, " engga bang. Gue salut aja sama dia, anaknya pekerja keras "
Semua tersenyum, " iyalah, Ryujin gituloh. Makanya Bu Lora ngangkat dia jadi asistennya "
Taeyong menyenderkan tubuhnya, " Ryujin itu anaknya baik, penuh semangat, pekerja keras, ceria juga "
Junkyu merasa aneh dengan ucapan terakhir taeyong. Ceria? Ceria apanya judes banget begitu.
" Dia dulu Dateng kesini sendirian. Masih kecil, walaupun sekarang juga masih kecil, tapi dulu lebih kecil " lanjut taeyong, junkyu mendengarkan.
" Jadinya disini dia paling kecil, paling muda. Anak bontot. Makanya dia disini udah disayang sama semuanya, udah dianggep adek sendiri "
Taeil terkekeh melihat ekspresi junkyu, " Lo pasti mikir kalo Ryujin judes, galak ya? "
Junkyu mengangguk membuat taeyong, Taeil bahkan soobin tertawa, " emang anaknya begitu sama orang asing. Tapi kalo udah kenal bakal beda jauh, dia humble banget anaknya "
" Kenalan gih biar tau sendiri " ucap Soobin.
Junkyu meringis canggung.
Ryujin yang bosan di dalam kantor akhirnya keluar dan menghampiri mereka. Ia ingin ikut nongkrong.
" Nah gitu dong, keluar dari kantor, refreshing otak sebentar diluar " ucap Taeil.
Ryujin menyenderkan tubuhnya ke kursi. Posisi duduk mereka melingkar dengan meja ditengah.
Seketika suasana menjadi hening. Taeyong dan Taeil mulai membuka ponsel dan Soobin menyenderkan kepalanya diatas meja. Sedangkan junkyu menunduk melihat sepatunya. Entah baru atau apa yang pasti ia sedang mengalihkan pandangan agar tidak terus-terusan melirik Ryujin.
" Kamu umur berapa? "
Junkyu mendongak. Ryujin sedang menatapnya, berarti pertanyaan tadi untuknya.
" 18 "
Ryujin mengangguk, " kita seumuran. Santai aja sama aku "
" Suka ikut organisasi disekolah ya? " Tanya Ryujin.
" Iya, kok tau? "
Ryujin tertawa kecil, " keliatan "
Baru kali ini junkyu melihat Ryujin tertawa. Sepertinya benar apa kata taeyong dan kawan-kawan tadi. Ia jadi merasa lebih santai sekarang.
Taeyong, Taeil dan Soobin memilih diam agar tidak menggangu perkenalan antara Ryujin dan junkyu.
Keduanya lanjut mengobrol, menanyakan hal-hal random satu sama lain. Obrolannya nyambung, seperti sudah kenal lama.
Fix sih, Ryujin memang orangnya humble.
KAMU SEDANG MEMBACA
HTS
RomanceTadinya hubungan tanpa status hanya berada di bayangan Ryujin saja. Namun siapa sangka ia malah mengalaminya dan itu sangat berbeda dari bayangannya. Percayalah, menjalani hubungan tanpa status itu tidak enak.