LEMBARAN 3

1 3 0
                                    

“lo suka sama si buta itu?”





Pintu terbuka keras, menampakkan sosok jendral devano yang tiba-tiba datang

“Kamu dari tadi kemana aja sih?cape tau nungguin nya”

“Yang nyuruh Lo nungguin gue siapa?gak ada kan?”

“Kamu kok berubah sih?apa karena dia?”

“Apanya yang berubah,dari dulu gue gak pernah mau terjerat di pertunangan ini”ucap nya

“Gue gak mau tau, pokok nya Lo pulang sama gue”

“Enak aja”ucap alisha tak terima,dia kan ingin mengantar kan Wira ke rumahnya, tujuan ia membawa mobil kan agar ia bisa mengantar Wira kerumah nya

“Gue mau ngantar Wira ke rumah nya”sambung nya lagi

Jendral tertawa,bukan tertawa  terhibur atau senang melainkan tertawa remeh

“Emang kamu tau ,rumahnya dimana?”

Alisha terdiam benar juga,ah mengapa tadi pagi ia tidak meminta alamat Wira ke bapak yang tadi

“Lagian percuma Lo nanya alamatnya dimana,ya mana dia tahu kan di buta,iya kan wir”ucap jendral yang mengundang amarah seorang alisha,Wira hanya tersenyum lagian apa yang dikatakan jendral benar.

••••

Setelah perdebatan panjang yang dialami alisha dan jendral akhirnya,jendral lah yang mengantar kan Wira pulang sementara alisha kembali ke rumah nya

“Lo suka sama alisha?”tanya jendral to the point

“Gak kok,aku tahu kalau kamu pacar nya alisha”

Jendral tertawa remeh,apa pacar katanya?

“Gue bukan pacar nya,gue tunangan nya”ucap jendral menekankan pada kata tunangan

“Oh, beruntung yah kamu,alisha orangnya baik banget”puji Wira

Jujur,ia sedikit cemburu dengan posisi seorang jendral devano,pasti ia bisa melihat alisha tertawa dan tersenyum

“Iya, beruntung banget jadi makannya mulai dari sekarang Lo harus jauhi alisha”

“Maaf,tapi aku gak bisa”

“Kenapa?Lo mau dia jadi pacar Lo juga?”

“Bukan gitu jendral,tapi dia adalah sosok perempuan yang ingin aku lindungi”

“Gue ada,gue lebih becus jagain dia,mata gue masih berfungsi,gak kaya Lo!”

Wira hanya tersenyum setidaknya ia bisa membuat alisha tertawa, walaupun hanya bisa mendengar tawanya Wira sangat beruntung di pertemukan dengan sosok gadis seperti Adoria Alisha.

Sepulang dari sekolah alisha langsung mandi dan mengganti bajunya dengan baju rumah nya,baju sehari hari yang biasa ia pakai setelah itu alisha langsung berjalan menuju balkon hendak menelpon lelaki yang baru saja ia jumpa kemarin

Panggilan masih menghubungkan,sembari menunggu alisha berjalan menuju dapur hendak mengambil beberapa Snack untuk ia makan sebagia camilan

Alisha berjalan menuju dapurnya lalu membuka lemari es nya dan mengambil beberapa Snack dengan hp yang masih terpegang di tangan kanannya

“Tadi jendral nyariin kamu tadi pagi”ucap Yeni

“Iya tau,tadi dia marah marah gak jelas”ucap alisha yang masih sibuk menuangkan jus mangga ke gelasnya

“Wajar,dia kan tunangan kamu mungkin dia khawatir”ucap Yeni yang sedari tadi sibuk memasak makanan untuk makan malam

“Ma...aku gak mau and i don’t love with
Him “

Yeni hanya bisa tersenyum mendengar nya,ya memang ini bukan yang Yeni mau ia mau putri bersanding dengan lelaki yang ia cintai namun mau bagaimana pun ini demi usaha sang suami yang akan berkembang

Kalian tahu kerja sama, perusahaan keluarga Cakra dan perusahaan keluarga devano akan berkembang jika perusahaan terbesar itu bekerjasama

“Mama tahu,mama harap kamu bisa mengerti kan papa”ucap Yeni

Alisha tidak ingin larut dalam kesedihan lagi ia memilih untuk pergi ke kamar nya

Alisha mengecek handphone nya, panggilan yang ia tujukan kepada Wira belum terjawab

“Apa Wira belum pulang?”

Pikiran alisha langsung beralih ke jendral,lelaki itu bisa saja melukai Wira.

Alisha langsung menekan satu nama ‘Jendral Devano’

Tidak butuh waktu lama panggilan itu terjawab suara jendral langsung masuk ke Indra pendengar alisha

“Halo sha?kenapa tumben nelpon kangen yah?”

“Dih najis,mana Wira?”

“Lah?ya dirumahnya lah,masa tanya gue harusnya pun Lo tuh nanyain kabar gue,gue itu calon suami Lo”

“Sampai gue di kumpulin di Padang Mahsyar pun gue gak akan mau nikah Ama Lo!”

“Kamu kok gitu sih”

“Udah ah,bye this waste my time “

“Bye baby “

Sambungan dimatikan secara sepihak oleh alisha,ia langsung menghubungi Wira lagi

“H-halo?”

“Halo Wira”

“Siapa yah?”

“Alisha,masak kamu gak li-

“Ha?”

“Masa kamu gak tanda sih suara aku”

Wira tertawa,tawa yang di sukai alisha,tawa lembut dan sangat menenangkan hatinya

“Maaf,kenapa nelpon?”

“Rindu”

Wira tertawa,menurutnya gadis satu ini lucu,mengapa ia harus rindu dengan dirinya?

“Kenapa rindu?”

“Rindu aja,soalnya kan kita Cuma bisa jumpa di sekolah”

“Iya yah,aku juga rindu”

“Besok datang cepat yah,biar aku gak rindu”

“Siap”

“Yaudah,aku mau ngerjain tugas dulu bye Wira”

“Bye alisha”

Sambungan terputus,alisha akan mengerjakan tugasnya dan besok pagi ia akan menuliskan nya untuk Wira,agar Wira bisa mendapatkan nilai dan tidak di hukum
























“Bang,ajarin dong Dian gak ngerti bagian ini”

“Mana coba bacain soalnya”tanya Wira yang sedang asyik mendengarkan lagu yang ada di gadget pemberian alisha

Dian Handrawan, merupakan adik Wira yang selama ini selalu ada untuknya,Dian menyayangi abangnya karena baginya abangnya adalah penyemangat nya

Dian selalu berpikir bahwa ia harus lebih semangat dari Wira,Dian selalu berpikir seperti “abangnya saja bisa tetap semangat walau ia seorang tunanetra,masa dirinya yang terlahir sempurna tidak semangat seperti sang Abang?”

Setelah membacakan soal,yang ia tidak mengerti Wira langsung menjelaskannya secara detail lewat perkataan nya,Dian langsung segera mencatat dan mencoba apa yang dibilang sang Abang

“Bisa?”

“Bisa bang,makasih yah”

“Gak papa,gimana keadaan sekolah kamu?”

“Seru bang,tadi aku belajar main basket, kapan kapan aku ajarin Abang yah”

“Oke,oh ya Dian bisa gak bukain di hape ini di bagian perekam suara cari judul namanya ‘ matematika 200419 ‘

“Oke nih bang”

“Makasih yah”

“Iyah bang”

Wira mendengar kan bahan pembelajaran tadi, sementara Dian hanya memandang heran sang Abang yang terlihat asik mendengarkan penjelasan guru

Ada satu hal yang terlintas di kepalanya,dari mana abangnya memiliki dua gadget?apa ia membeli yang baru?

Selesai menyelesaikan tugas nya,Dian memutuskan untuk bertanya kepada sang Abang

“Oh ya bang,ini hp nya dari siapa?”tanya Dian

“Oh,dari teman Abang”

“Cewe?cowo?”

“Cewe, namanya alisha orangnya baik”

“Wahh,pasti cantik yah bang”

Wira menggeleng,boro-boro tahu mukanya,melihat saja dia tidak bisa

“Abang gak tahu”

“Nih yah bang,biasanya orang baik itu cantik,karena hatinya”

“Adik Abang pintar banget sih”ucap Wira sembari mengusap rambut sang adik

“Tunggu yah bang,mau kembaliin buku dulu,nanti adik kesini lagi”ucap dian lalu berlari menuju kamarnya

“Hati-hati jangan lari”peringat Wira karena derap langkah sang adik begitu terasa


















“Kenapa sih Lo nelpon?”tanya alisha pasalnya ia baru saja ingin menghubungi Wira tadinya ingin bercerita,alih alih menghibur cowok itu

“Gue kangen”ucap seorang di sebrang sana

“Dih,najis Lo”

“Ishh,ko gitu sih pacar Lo ini kangen tahu sha”

“Heh,kutu Kumamon! Sampai ayam beranak itik pun gue gak akan suka sama Lo”

“Pasti kamu sukanya sama si buta itu kan?”

“Jendral! Watch your mouth! “

“Really? Wah aku gak percaya”

“Apasih Lo,nelpon gak jelas malah ngatain Wira gak baik”

“Ya habisnya-

“Thinking this! If you were in his position and people said that and then you heard them say that, wouldn’t you be offended? “
Tanya alisha,pasalnya alisha tahu jika jendral tidak suka di bentak,jadi alisha memberi tahu nya lewat perkataan halus

“Aku tahu,pasti sangat but you look like fall in love with him “

“Lo tahu dari mana?selama ini kita tuh gak dekat dekat amat?jangan menyimpulkan opini Lo sendiri jendral”ucap alisha

“Udah lah gue cape,mau tidur”

“Besok gue jemput loh

“Gausah gue ada tugas!”

Setelah itu alisha menutup panggilan,mengapa ia harus di jodohkan dengan jendral yang jelas jelas masih labil?

Namanya saja jendral namun kelakuan tidak seperti jendral.



TUNAWIRA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang