LEMBARAN 10

1 2 0
                                    

Sepulang dari mall alisha terkejut, bagaimana tidak ia bertanya ada apa hari ini mengapa rumahnya bersih sekali dan mengapa sang mama memasak banyak?dan mengapa kakaknya Yuna membantu sang mama,oh ayolah ia jadi merasa bersalah kalau begini

“Ma ada apa sih?kok kayanya mama Sama ka Yuna sibuk banget,malah rumah bersih lagi”tanya alisha yang masi belum  mengerti

“Nanti ada acara sayang,sebaiknya kamu ganti baju kamu terus bantuin mama sama kakak”tutur sang mama

Alisha langsung pergi ke kamarnya mengganti bajunya dan langsung bersiap membantu sang mama dan kakaknya

“Mana yang mau alisha kerjakan ma?”

“Oh,potong aja sayuran yang ada di meja”titah sang mama alisha langsung mengerjakan nya ia memotong bawang,seledri dan sayuran lainnya

“Ramai yah ma?”tanya alisha ia melihat bahwa mamanya masak banyak sekali seperti nya pestanya bakal ramai

“Iya sayang,ini seperti acara reunian nya papa”ucap Yeni

“So,where is papa? “Tanya alisha yang tidak melihat batang hidung sang papa

“Papa lagi dekorasi di belakang rumah”ucap Yeni ia sangat sibuk memasak makanan

Alisha hanya ber-oh dan kembali memotong sayuran dengan 100% konsentrasi

“Ma acaranya jam berapa?”tanya sang kakak yang sibuk memasak makanan lainnya

“Sekitar pukul sembilan malam sayang”ucap Yeni


“Papa yakin nanti Wira malu maluin kalau papa ajak keluar”ucap Wira

“Siapa bilang,kamu itu jagoan papa,papa bangga sama kamu dengan kekurangan ini kamu juga mendapat kan banyak kelebihan sayang”ucap Malvin ia tidak ingin putra sulung nya ini merasakan minder apa anak nya ini tidak merasakan bahwa ia sering mengikuti lomba lomba bahkan cerdas cermat tingkat internasional

“Tapi pa-

“Kakak rela biarin Dian sendiri?”

Baiklah Wira nyerah, kelemahan seorang Wira hanya pada Dian adiknya yang sangat ia cintai itu,ia tidak akan membiarkan Dian merasa kesepian

“Baiklah,Wira akan ikut”

“Gitu dong kak”ucap Dian senang Malvin dan Suji yang melihat itu juga turut senang
Wira termasuk anak yang jarang bergaul dan keluar rumah,hanya karena kekurangan nya itu Wira banyak merasa minder dengan manusia lainnya

••••

Malam mulai datang dan bulan serta bintang sudah hadir menerangi malam di rumah alisha sudah banyak tamu berdatangan diantara nya ialah teman teman papanya dan juga mamanya
Ia baru tahu ternyata papanya dan papa jendral teman semasa SMA begitu juga dengan kedua ibu mereka

Alisha yang mengenakan dress berwarna merah maroon dengan hiasan dan motif di bagian atasnya menambah kesan menawan,rambut yang ia biar kan di gerai dengan rambut yang sedikit bergelombang di bagian bawah nya sepatu Heels putih yang melekat di kakinya tak lupa dengan perhiasan yang terdapat pada kedua telinganya, lehernya juga tangannya sangat pas untuk nya

Alisha kini sedang menikmati minuman nya di temani dengan satu potong cake red Velvet, sebenarnya ia cukup bosan karena tak ada pun orang yang ia kenal disini kecuali jendral,sejauh ini ia hanya melihat jendral dan teman temannya yang ternyata orang tuanya merupakan teman sang mama nya sewaktu SMA

Alisha berjalan kesana kemari,dan tak sedikit orang yang berkumpul meliriknya, bagaikan seorang putri yang memasuki istana.

“Lo gak liat alisha?”tanya Jean

“Belum keliatan orangnya kenapa?”tanya jendral

“Gila,kalau tuh anak bukan tunangan Lo udah gue gondol”ucap Jean

“Sama gue aja kagak mau,apalagi Ama Lo!”tukas Jendral itu fakta kan,alisha belum membukakan hati untuk nya dan malah membukakan hati nya untuk Wira

Alisha yang tengah berjalan tak sengaja melihat Dian yang tengah berbincang dengan Hardian dan Zidan,alisha mendatangi Dian jika ada Dian mungkin ada Wira

“Dian!”panggil alisha

“Eh kakak”balas Dian

“Kalian juga ada”ucap alisha yang menyadari kehadiran Hardian dan Zidan

Jangan tanya mereka sedang meleyot karena tampang seorang alisha

“Kakak makin Cantika aja sih”puji Hardian

“Kak!kalau gak bisa dimiliki jangan cantik-cantik dong kak,kasian akunya”ucap Zidan

“Apasih kalian”ucap alisha diselingi tawa geli nya

“Pasti nya di bang Wira kan?”tanya Dian

Alisha mengangguk seperti nya dian peka mengapa ia mendatangi nya”Dimana dia?”tanya alisha

“Tadi dia minta di antarkan ke halaman belakang”ucap Dian seadanya

“Oh,oke makasih Dian”

“Iyah kak”

Alisha mencari Wira ke halaman belakang dimana di sana hanya terdapat beberapa orang anak muda yang mungkin seumuran nya,begitu ia lewat banyak sosok pasang mata melihat kearahnya


Disinilah Wira sekarang tengah menikmati semilir angin malam yang berhembus sepoi-sepoi yang menyegarkan kulitnya,Wira memejamkan matanya ia membayangkan bagaimana dunia ini ia rindu dengan pemandangan dunia ini yang sudah lama tidak ia lihat

Puk puk

Jari manis alisha mengetuk pelan pundak Wira yang tengah memejamkan matanya
“Iya kenapa?”tanya nya

“Kamu gak takut duduk sendiri?”tanya alisha sembari meletakkan kedua tangan nya di pundak milik wira

Wira langsung tahu,ia sudah jelas mengingat suara khas sosok gadis yang menjadi penyemangat nya akhir akhir ini setelah sang adik

Wira memegang tangan lembut ini dengan sayang,ia tersenyum”kamu kok bisa ke sini?”tanya wira

Alisha tertawa geli, bagaimana bisa Wira berkata seperti itu,jelas ini rumahnya ah...ia lupa Wira tidak bisa melihat karena kekurangan nya “ini rumah aku Wira”ucap nya lembut

“Oh,maaf aku gak tahu”ucap Wira

“Gak papa”ucap alisha sembari mengusap puncak kepala Wira dengan sayang

“Kenapa disini?”tanya alisha

“Gak apa,enak angin malam nya”ucap nya

“Ayo ke dalam nanti kamu sakit”ucap alisha

“Gak apa disini aja”ucap Wira

“Oke,but ayo kita ke bagian sana aku cape berdiri terus”ucap alisha

Wira tertawa lalu mengiyakan permintaan gadis tersebut,alisha mendorong kursi roda yang Wira kenakan,Wira sengaja meminta untuk duduk di kursi roda bukan karena manja tetapi agar ia tidak menyusahkan anggota keluarga nya yang lain,dengan itu ia bisa duduk dan menikmati dunianya sendiri

Alisha memberhentikan dorongan nya ia memarkirkan kursi roda itu tepat di sebelah nya lalu ia duduk di samping Wira

“Aku duduk sebelah kamu boleh kan?”tanya Wira

“Loh?emang kamu bisa?kaki kamu bukannya sakit?”

Wira tertawa geli,jangan bilang kalau alisha mengiranya ia sedang cedera “gak liat nih buktinya aku bisa berdiri”ucap Wira

Alisha tersenyum ia pun segera membantu Wira untuk duduk di kursi taman yang berada di belakang mereka

“Hati-hati”ucap alisha

“Iya lisha”ucap Wira lembut,gadis ini selalu mengkhawatirkan nya ia ingin saat ia sudah menjadi lelaki sempurna ia akan melindungi alisha apapun itu rintangan nya

“Sha”

Alisha membalas dengan dehaman ia menatap langit malam yang di hiasi dengan bintang yang berkelip dan bukan yang terus memancarkan sinar nya

“Gue takut”ucap Wira,alisha melihat ke arah Wira mengapa dan apa yang laki laki ini katakan

“Kenapa?”tanya alisha,ia masih memandang wajah Wira penuh tanya

“Aku takut,suatu saat aku gak bisa ngebalas perbuatan baik kamu,aku takut aku gak gak bisa selalu ada buat kamu”ucap nya

Alisha menyender kan kepala nya di pundak Wira,mengapa lelaki ini berpikiran seperti itu?

“Kamu bisa ngelakuin itu,dan hanya ada satu cara buat balas semua kebaikan aku ke kamu”ucap alisha

“Apa?”

“Kamu harus sembuh kamu harus semangat untuk bisa melihat lagi dan kamu harus bisa melihat aku tersenyum,itu kan yang kamu mau melihat senyuman ku”ucap alisha

“Emang aku bisa sembuh sha?”

“Wira,this modern era”

“Aku gak yakin,aku takut buta aku permanen”ucap Wira

“Kalau kamu berusaha,pasti tidak akan sia-sia Wira”

Wira mengangguk baiklah ia akan sembuh demi Gadis ini,gadis yang membuatnya lupa akan pahitnya dunia yang pernah ia alami dulu



Jendral mengepal kan tangannya,jika saja angkasa tidak mencegah nya ia Pastikan lelaki bernama Wira itu sudah habis babak belur di tangan nya

“Kalem bro,Lo gak bisa kaya gitu ngambil keputusan sendiri”ucap angkasa

“Lo gak liat suasana nya?Lo mau image Lo buruk di depan semua orang?”sahut angkasa lagi

Jendral merenggangkan kepalan nya,ia berjalan entah kemana yang penting tidak melihat dua insan yang tampak mesra di sana,angkasa ia menyusul jendral yang melenggang pergi begitu saja

“Dasar egois!”

••••

Mentari yang mulai naik dan memancarkan cahaya nya kini telah membangunkan gadis cantik yang masih berkutat dengan selimut nya ia terbangun ketika alarm nya berbunyi

Ia mematikan alarmnya dan segera bangkit untuk mandi dan berpakaian,ia harus sekolah karena hari ini ada ulangan harian matematika dan ia harus siap segera dan mengulangi pelajaran yang sudah di pelajari




Wira sedang sarapan menikmati roti selai dan segelas susu putih membuat nya lebih semangat dan bertenaga, selesai sarapan ia dan Dian segera pergi di antar oleh ananta

“Kamu hari ini ada ujian yah?”tanya ananta ia melihat Wira yang sedang merapalkan hafalan hafalan dan rumus yang ia dengar dari ponsel pemberian alisha

“Saya kak?”ulang Wira,ia rasa ananta sedang berbicara kepadanya

“Kamu ada ujian yah?kakak liat kamu sibuk bener menghafal nya”

“Hehehe,iya kak”

Ananta tersenyum lalu menyemangati Wira,ia juga menanyakan kabar sekolah adiknya wira-dian

“Kamu gak ujian?”tanya ananta yang fokus mengahadap depan

“Gak kak,Minggu semalam udah”ucap Dian

“Bisa jawab ujiannya?”tanya nya

“Bisa dong,bang Wira juga bantuin Dian untuk ngehafal beberapa rumus dan rumus yang Wira hafal masuk semua ke dalam ujian”

“Wah hebat, Abang bangga punya kalian berdua”

Setelah menempuh jarak beberapa kilometer akhirnya mereka bertiga sampai di depan sekolah Wira dan Dian, seperti biasa ananta akan mencari alisha terlebih dahulu

Tumben gadis itu tidak ada hari ini ah.. mungkin saja sedang belajar karena mereka kan akan ujian ulangan harian

“Dian duluan yah bang,bye”pamit Dian sopan

“Iya,hati hati”ucap ananta dan ia lanjut menuntun Wira untuk ke kelas.













TUNAWIRA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang