LEMBARAN 25

1 2 0
                                    

“bagaimana ini kita harus mencari pendonor nya dalam seminggu ini Yeni...”

“Tapi mas kita belum juga jumpa”

“Kamu gak boleh panik gitu,kita cari pelan pelan yah demi Wira kamu mau kan?”

“Baiklah mas”

Keributan kecil itu membuyarkan lamunan Martin,ia jadi tertegun mendengar hal itu dia sudah banyak bersalah kepada Wira harus nya ia tidak melakukan hal sekeji ini kepada Wira yang jelas tidak bersalah.

“Sejak kapan Wira punya penyakit ginjal?”tanya Martin pada dirinya sendiri

“Udah lama bang”

Martin sontak melihat ke arah pintu,ah Dian rupanya mengapa anak ini sering muncul tanpa di duga seperti setan saja tiba-tiba ada

“Apa sekarang parah?”tanya Martin

“Ya,gue sempat dengar katanya udah stadium 5, padahal waktu gue nemenin dia cuci darah katanya udah mau sembuh boong banget dia”ucap Wira

“Lo, jadi Lo tau?”

Dian mengangguk “gue bahkan yang Nemani dia check up tiap hari,Nemani dia cuci darah di bantu bang ananta dan gue yang pertama kali tahu kalau dia terkena gagal ginjal”jelas Dian

“Udah ah Lo makan dulu,Lo belum makan kan”ucap Dian

“Jadi itu makanan dari rumah sakit nya?”

“Lo suka?”

“Enggak sih”ucap Martin,ia memang tidak menyukai makanan yang dibuat oleh rumah sakit rasanya hambar

“Ya udah makan gih”

“Terus lo?”

“Gue udah tadi di kantin”ucap Dian tentu dia jujur tidak ada bumbu kebohongan sedikit pun

Martin menikmati makanan yang dibawa Dian,rasanya ia ingin tinggal lebih lama lagi di dunia sebelum ia harus pergi menyusul kedua orang tua nya di sana.

••••

“Sumpah Lo juga kuliah di sana?”tanya alisha antusias kini mereka sedang berada di salah satu cafe

“Iya,gue ngambil jalur mandiri makannya lebih cepat kesini buat nyiapin beberapa persiapan”ucap lelaki itu ia menyesap kopinya

“Dengar dengar Lo jadi ngambil beasiswa itu lagi”

“Ia dong,sesuai saran Lo beasiswa nya gak gue tolak”ucap alisha sembari memasukan sepotong strawberry cake ke dalam Mulutnya dan mengunyah nya

“Makasih yah sa”ucap alisha

“Santai aja”ucap lelaki itu

“Lo tinggal dimana?”tanya alisha

“Selisih dua kamar itu kamar apartemen gue”

“Dekat dong,Lo tau kan jalurnya mana aja,jadi kita bisa berangkat bareng dong”alisha tampak bahagia sekali lelaki di depan nya yang melihat nya jadi tidak tega

“Oke deh”ucap angkasa

Iya angkasa satu kampus dengan alisha,dan angkasa tentu tahu kabar tentang Wira dari jendral angkasa berniat menjelaskan yang terjadi sebenarnya namun melihat alisha yang senang dan sudah melupakan Wira membuat nya jadi tidak tega untuk mengajak kembali alisha kedalam lukanya

“Maaf wir “lirih angkasa dalam hati,ia tidak ingin alisha merasa sedih

Mereka pun pulang setelah melakukan perbincangan ringan,alisha dan angkasa kembali ke apartemen masing-masing dan melakukan persiapan untuk besok.


Wira masih nyaman tidur dan bermain di alam mimpi sana, sementara Dian masih setia menunggu Wira untuk membuka matanya walaupun dirinya yakin Wira tidak bisa melihat nya

“Kapan sih Lo bangun kak?”

“Gak pegel apa?”tanya Dian

“Biasa nya Lo marah kalau gue kerjaan nya tidur terus,masa Lo gitu sih Lo sendiri yang bilang kalau kebanyakan tidur itu gak bagus tapi Lo udah dua hari Lo gak bangun kak”ucap Dian

Jika bisa ia ingin dirinya lah yang berada di posisi kakaknya agar kakak nya bisa mengejar cita-cita nya yang ia impikan

Dari dulu Dian masih ingat bahwa Wira ingin sekali ke Korea,katanya negara sana cocok untuk belajar karena suasananya yang sangat tenang

Martin kini tengah melamun,entah apa yang ia lamunkan,saat makan tadi Martin memikirkan perkataan yang sempat ia dengar dari luar,rasa bersalah bertambah besar ketika mengetahui bahwa orang yang hampir ia rebut nyawanya bertahan dengan kondisi hidup

“Disaat dia susah bertahan dengan kondisi nya,Lo malah mau ngehancurin pertahanan nya”ucap Martin pelan namun Mimi yang berada disampingnya masih mendengar ucapan nya walau tidak jelas

“Apa kak?”

“Ha?gak ada”ucap Martin

Mimi pun kembali melanjutkan kegiatan nya yaitu mengechat teman teman nya

“Mi”panggil Martin

“Iya kak?”Mimi menghentikan aktifitas nya dan menatap seseorang yang memanggil namanya tadi

“Gue ngantuk gue mau tidur”ucap Martin

“Oh bentar yah”Mimi beranjak bangkit dari tempat duduknya dan membantu Martin untuk membaringkan tubuhnya

“Makasih yah”

“Iya kakak”ucap Mimi

“Mi-

“Kakak mau tidur kan?tidur yah kak,aku mau ke kantin bentar beli makanan lapar”pamit Mimi

“Iya,gak papa kan kak kalau aku tinggal bentar?”tanya Mimi

“Engga apa,yaudah cepat gih kamu sih lake acara gak makan tadi”ucap Martin

“Heheh,yaudah aku permisi dulu yah kak”ucap Mimi ia bangkit dari duduknya dan mencium pucuk kepala Martin dengan sayang 

“Selamat tidur kakak,tidur yang nyenyak yah”ucap Mimi lalu beranjak pergi ke kantin untuk membeli makanan

Sial,Martin jadi tidak tega meninggalkan gadis satu ini,Gadis itu memang sangat menyayangi nya ia memandang gulungan kertas yang ada di nakasnya dan setelah itu ia menyamankan posisinya dan tertidur

Mimi kini tengah berada di kantin ia menunggu makanan nya datang, sembari menunggu pesanan nya ia membuka media sosial nya

“Alisha sama angkasa di Jepang?apa mereka satu kampus juga?”tanya Mimi karena ia melihat alisha dan angkasa foto di sebuah taman

Mimi mengetuk foto alisha dua kali lalu menggulir kan ke bawah untuk melihat foto foto yang lain

“Kak ini pesanan nya”

“Oh ini uangnya yah, terimakasih”ucap Mimi

“Sama sama”

Mimi segera pergi ke ruangan di mana tempat Martin di rawat,ia sempat melihat ruangan Wira yang terbuka

Disana terdapat jendral yang tengah menemani Wira yang masih menutup matanya

Mimi masuk ke ruangan bernuansa putih tersebut,ia tersenyum tatkala melihat Martin yang benar benar nyenyak dalam tidur nya

Mimi segera menikmati makanan nya, sesekali ia melihat ke arah Martin yang masih menutup matanya wajah damai Martin menjadi perhatian Mimi saat ini

Seketika Mimi tersenyum ia jadi mengingat kenangan dimana ia dan Martin masih akur akur nya, selesai makan Mimi langsung membuang sampah nya dan minum

Atensi Mimi langsung tertuju pada gulungan kertas yang berada di nakas,Mimi berjalan dan mendekati kertas tersebut ia mengambil nya dan membaca tulisan yang berada pada kertas tersebut

Mi ini kamu kan?kamu kan yang baca kertas ini kalau kamu aku bersyukur banget
Aku Cuma mau bilang terima kasih dan minta maaf sama kalian terutama kamu dan Wira karena ulah ku Wira menjadi seperti itu

Dan makasih banget udah rawat dan selalu ada buat aku yah,aneh banget sebenarnya pake bahasa aku kamu tapi gak apa biar romantis heheheh

Oh ya hampir lupa kamu jangan lupa makan yah,sehat selalu jaga kesehatan kamu dan jangan diet diet aku gak suka
Dan terakhir bilang sama Wira jagain mata dan ginjal ku baik baik yah,iya aku donorin buat dia anggap aja ini permintaan maaf ku karena aku gak bisa minta maaf secara langsung

“Apaan sih kak,orang jelas jelas Lo udah sehat gini”ucap Mimi merasa surat yang ia baca mulai menyayat hati nya

Dan untuk kamu Mimi jangan sedih yah makasih udah buka surat ini karena ini permintaan terakhir aku,dan jika kamu baca surat ini berarti aku udah tenang di alam sana udah bahagia bersama kedua orang tua ku

“Ini kak Martin lagi galau atau apa sih waktu nulis surat,udah sehat gini malah di bilang-

Tiiiiitttttttt........

Atensi Mimi beralih pada Elektrokardiograf di samping bangsal Martin,Mimi menyimpan surat itu ke saku celananya dan segera berlari menuju bangsal Martin

Mimi memencet alarm beberapa kali

“DOKTER!!!”

“DOKTER!!!”panggil Mimi,ia panik karena dokter tak kunjung datang,baru saja Mimi ingin melangkah kakinya keluar untuk memanggil perawat dokter yang menangani Martin dan beberapa perawat kini masuk melihat Elektrokardiograf Martin yang hanya  menampilkan garis lurus

Sang dokter pun bersiap-siap untuk melakukan hal ini,salah satu perawat kini sudah mengeluarkan Defibrillator dan memulai tahap pertahap untuk kembali membuat jantung Martin kembali berdetak

Mimi tak tinggal diam, setelah ia di suruh menuggu di luar Mimi segera menelepon beberapa temannya untuk mengabarkan keadaan Martin

Yudis,Jean dan Leon lah yang pertama kali datang di susul oleh jendral dan Dian yang baru menjemput Dian pulang sekolah dan Jihan Jinan yang baru pulang ngampus juga Salsabila yang baru saja pulang ngampus sama seperti pasangan dua ‘J’ tersebut

“Gimana keadaan Martin dek?”tanya Yudis

“Lagi di tangani dokter kak hiks”Mimi tak kuat membendung air matanya

“Gue tadi habis makan dan buang sampah hiks...dan setelah itu gue jumpa surat ini dan baca hiks...awalnya gue biasa aja dan gue Kira kak Martin bercanda tapi....hiks... tapi...”Mimi tak kuat membendung air matanya ia langsung menangis kencang di pelukan Dian yang kini juga

Menerima pelukan mendadak dari Mimi, mau bagiamana pun juga Mimi butuh pelukan hangat yang menenangkan

(Untungnya author sabar jadi pacar nya dian.g canda)

Leon langsung saja mengambil kertas yang sempat Mimi tunjukan,ia membaca sederetan huruf tersebut

“ARGHHH!!!!!”

Bumb!!!!!

Tanpa pikir panjang Lagi Yudis dan Jean menahan Leon, menenangkan sahabat mereka yang sedang emosi karena sahabat yang paling dekat dengannya kini tengah berada di ambang kematian

Dian memungut kertas tersebut setelah ia meletakkan Mimi yang sudah tenang di bangku tunggu

Dian membaca tulisan indah itu dengan perlahan,hati dia tersayat begitu saja bahkan air matanya siap turun

“Kak Martin”lirihnya

Walaupun Dian belum mengenal Martin lebih jauh namun hatinya merasa sedih jika harus kehilangan lelaki tersebut entah lah tak tahu kenapa padahal sebelumnya Dian ingin lelaki itu tiada di dunia ini.

Pintu ruangan Martin terbuka,semua yang ada di situ mendekat kan diri mereka ke arah dokter

“Bagaimana keadaan teman saya dok?”tanya Leon matanya kini merah menahan Agar air matanya tak keluar

“Maaf kami sudah berusaha sebaik mungkin namun Tuhan berkehendak lain”ucap sang dokter

“GAK! DOKTER BOHONG KAN DOK?TEMAN SAYA MASIH HIDUP DIA ANAK YANG KUAT GAK MUNGKIN DIA NYERAH GITU AJA,LAGIAN SEBELUM NYA DIA SEHAT KOK DOK!”emosi Leon membludak ia benar-benar belum siap jika harus kehilangan sahabat nya

“Maaf saya permisi”ucap sang dokter untuk mengurus pasien yang lain tak lama setelah itu ruangan Martin terbuka menampilkan wajah pucat Martin

“Kak Martin!!”jerit Mimi ia masih tidak percaya dengan hal ini, terlalu tiba-tiba baginya

Mimi berlari menuju Martin yang kini menutup Matanya untuk selamanya

“Gue gak nyangka kak kalau yang Lo maksud ngantuk itu kaya gini”

“Tau gitu gue gak akan ngizini Lo tidur”

Mimi langsung di tarik menjauh,Dian tidak ingin Mimi lebih histeris lagi para perawat kini memasukan Martin menuju ruang jenazah

Jihan yang menangis kini tengah di tenangi oleh Jinan, Salsabila yang mati Matian menahan tangisnya,begitu juga dengan yang lain

“Gue permisi mau ke administrasi”ucap Leon

“Gue ikut”ucap Yudis

“Gue juga”ucap Jean lalu mereka bertiga menuju administrasi untuk mengurus pemakaman Martin

“Kak Martin Dian!dia rela ninggalin gue!”ucap Mimi di iringi dengan sesegukan tangisnya

“Iya kak,ini mungkin jalan yang terbaik buat kak Martin”ucap Dian menenangkan Mimi


Dian memandangi surat operasi tersebut,surat yang menyatakan Wira akan beroperasi ginjal dan beroperasi mata, awalnya Dian tidak ingin menyetujui hal ini namun Mimi ia terus saja memohon agar Wira dioperasi dengan alasan bahwa ini permintaan maaf dari Martin secara tidak langsung

Dian menghela nafas nya sang kakak belum juga terbangun, orang tua Dian tentu saja sudah tahu dengan kabar ini mereka sedih sekaligus bersyukur atas perlakuan Martin yang mau memberikan kedua matanya dan satu ginjal nya untuk Wira agar putra sulung nya bisa kembali hidup normal

•••


Alisha baru saja selesai mandi ia segera memakai pakaian nya dan mengambil beberapa peralatan kuliahnya setelah itu ia segera keluar dari apartemen nya,kartu yang berada di dekat pintu tersebut ia ambil dan seketika listrik kamar apartemen yang ia tempati padam ia segera menyimpan kartu tersebut di dompet nya dan segera berjalan keluar

“Sha!”panggil angkasa,ia berlari kecil menuju alisha  yang baru keluar setelah memastikan pintu nya terkunci

“Ayo”ajak angkasa,alisha mengangguk dan segera berjalan menuju kampus mereka di sepanjang perjalanan mereka bercerita cerita

“Oh ya sha,Lo tahu gak kak Martin?”tanya angkasa mereka kini sedang menunggu bus

Alisha mengangguk mengisyaratkan bahwa ia tahu orang yang di cerita kan angkasa”kak Martin temannya kak Yudis kan?”tanya alisha

“Iya”

“Kenapa?”tanya alisha,alisha menoleh ke arah angkasa di samping nya saat ini

“Kak Martin..”angkasa menarik nafasnya dalam dalam sebelum melanjutkan perkataannya,alisha juga memberi waktu untuk angkasa melanjutkan perkataannya

“Kak Martin meninggal dunia semalam”ucap angkasa tampak raut sedih mau bagaimana pun Martin pernah membantu nya

Alisha terkejut pasalnya terakhir ia melihat Martin sehat sehat saja tidak ada sakit.

“Ya Tuhan, kenapa?kok bisa”ucap alisha ia menutup mulutnya tak percaya Martin adalah sosok lelaki yang sangat peduli terhadap nya, walaupun jarang bertemu tapi saat Martin dan alisha bertemu di rumah jendral Martin selalu menjaganya tentu saja berita kematian Martin sedikit menyayat hatinya

“Gak tahu kenapa”ucap angkasa bohong ia juga sempat berpikir untuk jujur namun mengingat Wira yang juga tersangkut di situ membuat angkasa tidak ingin mencari masalah, apalagi hubungan alisha dan Wira sedang tidak baik baik saja

Alisha murung ia memikirkan mengapa teman temannya tidak ada yang memberitahu nya biasanya kedua temannya itu akan sibuk membahasnya di grup,angkasa yang melihat itu pun segera menghibur alisha ia tahu alisha pasti sedang memikirkan yang tidak tidak

“Lo kenapa sih sedih amat keknya?kak Martin udah tenang jadi jangan buat di sedih dan gak bisa pergi dengan tenang”ucap angkasa sementara alisha yang di samping nya masih memandang jalanan kota Jepang yang terlihat indah

“Gue heran aja gitu kenapa Jihan sama Salsabila gak ngabarin gue,biasanya tuh pada heboh di grup”ucap alisha seadanya

“Coba lihat dulu,mana tahu ada”titahnya

Alisha baru saja ingin mengecek hp nya namun pemberhentian mereka sudah sampai dan mereka tinggal berjalan beberapa meter lagi dari sini

Alisha dan angkasa berjalan, angkasa kini tengah berusaha untuk melupakan Alisha tentang kabar tersebut angkasa terus mengajak alisha berbicara tanpa ada topik pembicaraan mengenai Wira dan yang lain

“Eh,btw ruangan nya mana yah?”tanya alisha matanya juga sedang mencari keberadaan peta kampus

“Tanya dia aja”usul angkasa melihat sosok perempuan yang jika di lihat seperti nya dia adalah warga asli Jepang

“Permisi”ucap angkasa sopan begitu juga alisha yang di samping

Perempuan itu sontak menoleh ke arah mereka dan tersenyum “iya ada yang bisa saya bantu?”tanya nya lembut

(Ini chia bikin pakai bahasa Indonesia aja yah kalau pakai bahasa Jepang takutnya bersalahan)

“Fakultas kedokteran dimana yah?”tanya angkasa sopan

“Oh,kalian mahasiswa beasiswa kedokteran yah?”

“Hanya dia saja”ucap angkasa menunjuk ke arah alisha dengan sopan

“hanya dia penerima beasiswa oh ya kenalin nama ku aeri uchinaga”ucapnya sopan

“Oh,halo aeri aku angkasa Sanjaya”balas angkasa sopan

“Aku Adoria alisha,salam kenal”ucap alisha riang

“Oke alisha dan angkasa, ngomong ngomong kalian mau ke mana tadi? Fakultas kedokteran yah?”

Alisha dan angkasa mengangguk bersama
“Sama,aku juga anak fakultas kedokteran mari aku antar”ucap nya antusias sementara alisha dan angkasa berada di belakang murid bernama aeri uchinaga tersebut

“Kalian dari mana?”

“Ah kami berdua dari Jakarta”ucap alisha

“Oh,Jakarta kalian kakak adik atau saudara an gitu?”

“Tidak,aku dan alisha hanya teman semasa SMA”ucap angkasa

“Oh gitu,nah ini dia”setelah menempuh beberapa jalanan alisha, angkasa dan aeri itu sampai di sebuah gedung tinggi bernuansa putih

“Ngomong ngomong kalian jurusan apa?”tanya aeri yang kini sudah mengahadap ke mereka berdua

“Oh aku dan angkasa sama-sama jurusan dokter bedah dalam kok”ucap alisha sembari tersenyum

“Wah sama dong”ucap aeri

“Kalian harus duduk di dekat ku sini”ajak aeri yang mulai masuk ke dalam ruangan tersebut

“Terimakasih”ucap angkasa dan Alisha bersamaan

“Bagaimana kalau kita bertiga jalan jalan sekaligus kita ngenali letak kampus ini”ajak aeri

“Oke”final mereka,mereka pun berjalan mengelilingi kampus besar tersebut


•••

TUNAWIRA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang