Motor besar berwarna hitam itu melaju kencang dan menerjang tubuh lelaki manis itu begitu saja sampai yang di terjang terhempas begitu saja sedangkan sang pengendara masih melaju kencang untuk melarikan diri
“Mampus Lo!”
TIN!!!TIN!!!!!
BRUM!!!!!!
BRUAGH!!!!!!!!
Motor hitam besar itu terpental jauh di ikuti sang pengendara yang terseret,truk yang melaju kencang dari arah kanan tersebut menerjang sepeda motor berwarna hitam yang tengah melaju kencang juga
Sang pengendara bersimbah darah hidung nya mulai mengeluarkan cairan berwarna merah pekat, sedangkan pelipis nya begitu banyak mengeluarkan cairan serupa badannya yang penuh luka luka di tambah hujan deras mengguyur badannya
Kecelakaan itu disebabkan jalanan yang licin dan kedua kendaraan tersebut sama sama mengebut di jalanan tersebut
Yudis yang barusan saja ingin menuju rumah tak sengaja melihat motor yang tergeletak begitu saja
“Kak itu bukannya motor punya kak Martin yah?”tanya jendral yang duduk di samping Yudis
“Gak tahu gue,coba periksa yuk”Yudis langsung saja mengarahkan mobil nya ke arah dimana sepeda motor hitam itu tergelak begitu aja
Yudis keluar di ikuti jendral,keduanya memegang payung karena hujan sangat deras
“Kak Martin?!”sontak jendral membuang payung nya ke sembarang arah, beruntung nya Martin masih sadar dengan kondisi yang cukup mengenaskan di bawah derasnya hujan dan jalanan juga sepi dari pengendara dan pejalan kaki
Jendral mengangkat tubuh lemas itu masuk ke dalam mobil,Yudis membantu untuk membukakan pintu mobil jendral memangku teman kakaknya itu
Yudis langsung masuk ke bangku kemudi, mobil melaju dengan kecepatan penuh
“Iya pak jangan lupa pak keretanya”
“.....”
“Oke makasih pak”
Setelah melakukan panggilan telepon tersebut Yudis menaikkan kecepatan mobilnya,
“Kak Lo gak harus sadar oke,sabar bentar lagi kita sampai kok”ucap Jendral sambil menepuk nepuk pelan pipi Martin yang berada di pangkuan nya
“Lo kok bisa kek gini sih tin!?”tanya Yudis ia masih fokus mengendarai agar lebih cepat sampai
“G-gue nabrak orang karena emosi,dan gak tahunya truk besar melaju kencang dari arah kanan gue..uhuk....uhuk...”
“Mungkin ini karma buat gue”Martin berusaha untuk berbicara walaupun rasanya sakit
“Siapa yang Lo tabrak goblok?!”
“Wira”
Jendral dan Yudis sempat tak percaya dan diam meminta penjelasan dari Martin
“Gue cemburu sama Wira gara gara dia lebih dekat sama pacar gue Mimi,gue ... termakan emosi gue sendiri......gue gak tahu kebenaran nya karena gue betul betul emosi....kalau Mimi ada ngejelasin sesuatu kasih tahu gue yah ke gue”ucap Martin
“Datang aja ke makam gue”
“Ngomong apa sih loh kak,Lo harus tetap sehat Lo bisa sembuh”ucap jenderal
“Sebagai permintaan maaf gue ke Wira kasih kata gue ke Wira yah,kalau Wira butuh organ lain pake aja setidaknya gue bisa nembus kesalahan gue dengan cara itu”lirihnya lagi seperti nya Martin tidak tahan dengan rasa sakit yang ia rasa sekarang semakin di tahan semakin perih rasa sakitnya
“Kak!kak Martin!”jerit jendral beruntung nya mereka sudah sampai di rumah sakit Yudis langsung memanggil dokter sementara jenderal menggendong Martin dan meletakkan nya di bangsal yang sudah di bawa oleh perawat rumah sakit
“Kak Yudis, jenderal?”tanya Mimi,matanya sembab
“Mimi?”
“Kamu ngapain disini?”tanya Yudis
“Wira kak
Yudis dan jendral menganga tak percaya mereka kira Martin berbohong ternyata
“Wira di tabrak orang kak”
“Kenapa gak hubungi alisha?pasti dia khawatir”jendral baru mengeluarkan ponselnya namun di tahan oleh Mimi
“Mereka sudah putus”
“Kenapa?”
“Kita cerita di kantin aja,sekalian kesan teh kasihan Lo pada habis hujan hujanan”ucap Yudis
Keduanya mengangguk dan berjalan mengikuti Yudis.
Kedua orang tua Wira dan Dian kini berada di depan ruangan,dimana Wira di tangani
Dian menghubungi alisha namun nomor yang ia tuju tidak kunjung menjawab Suji yang menangis di pelukan Malvin kini makin menjadi mengingat keadaan putra sulung nya dalam kondisi mengenaskan.
Di sisi lain alisha tertidur pulas,ponselnya ia matikan daya dan ia cas agar baterai penuh untuk besok,hujan yang deras menambah kenyamanan nya untuk tidur
Sehabis menangis alisha langsung tertidur pulas tanpa mengganti bajunya,atau mencuci muka terlebih dahulu
Besok ia harus ke Jepang tanpa ada Wira, beruntung nya ia masih mempunyai tiga temannya yang selalu ada.
“Jadi gitu ceritanya kak”ucap Mimi jujur ia merasa bersalah disini secara tidak langsung ia lah penyebab mengapa Wira seperti ini
Dan ia juga menjadi penyebab mengapa Martin melakukan hal ini
“Ini bukan salah Lo”ucap jendral yang melihat raut wajah Mimi
“Tapi jen-
“Ini takdir tuhan,Lo gak bisa nyalahin siapa siapa disini termasuk diri Lo sendiri”ucap Jendral
“Kalian pulang saja untuk berganti baju,biar gue yang ngurus”
“Tapi kak wira-
“Orang tuanya udah datang nanti biar gue yang jelasin”
Jendral dan Mimi mengangguk jendral mengantarkan Mimi pulang ke rumahnya dulu baru ia pulang.
“Gimana keadaan anak saya dok?”sontak Malvin dan Suji berdiri tatkala melihat dokter yang baru keluar dari ruangan dimana Wira di tangani
Dian mengikuti langkah orang tua nya dan berdiri tepat di samping sang mama
“Anak anda baik baik saja,luka luka di tubuh nya syukurlah hanya luka kecil saja,namun akibat benturan keras di kepala nya mengakibatkan pasien koma untuk waktu yang lama dan”
“Kenapa dok?”tanya Suji melihat dokter yang tiba-tiba menggantung kan ucapan nya
“Mari ke ruangan saya sebentar”
Malvin dan Suji pergi ke ruangan sang dokter sementara Dian ia tidak sengaja bertemu dengan Yudis
“Kak Yudis?”
“Dian?”
“Kakak ngapain disini?”
Yudis menceritakan kejadian secara terperinci kepada Dian,Dian yang awalnya emosi mendadak menjadi ikutan sedih setelah mendengar pesan terakhir teman Yudis Martin yang sudah membuat kakak nya seperti ini
“Gue harap keduanya baik baik tanpa harus ada yang pergi”
“Gue juga kak”ucap Dian menatap kosong pintu ruangan Wira yang masih tertutup
••••
“Jadi dok anak saya menderita gagal ginjal stadium 5?”tanya malvin tidak percaya
“Gak mungkin dok”ucap Suji
“Pasien seperti nya sudah lama mengalami penyakit itu,saya tidak tahu kapan pasien terkena penyakit itu namun gagal ginjal pasien memang sudah stadium akhir”
“Apa itu bisa sembuh Dok?”tanya malvin
“Bisa dengan tranplantasi ginjal”
“Kita hanya perlu mencarikan pendonor ginjal yang cocok buat pasien,saya tahu banyak efek samping dari tranplantasi ginjal bagi pendonor dan bagi penerima nya namun jika di biarkan begitu saja penyakit anak ibu akan lebih parah dan berujung dengan maaf, kematian lebih parah nya”
“Baiklah dokter saya akan mencari pendonor ginjal secepatnya”ucap Malvin
_
Jam menunjukkan pukul setengah enam dan jam delapan nanti pesawat nya akan lepas landas,alisha baru saja siap mandi dan memakai baju nya setelah itu ia membawa barang-barang turun ke bawah beberapa koper dan buku buku sudah ia siapkan,
“Sayang ayo makan dulu”ucap Yeni
“Iya ma”
Wajah alisha terlihat lesuh, Matanya sembab Yuna tentu tahu apa yang sedang adiknya alami
Putus cinta,kata Yuna itu adalah hal yang wajar saat remaja,si kembar nazla dan Nazmi kini menatap kakak mereka dengan tanda tanya besar di kepalanya
“Kenapa kakak keliatan sedih?”tanya Nazmi
“Mana ada kakak sedih”elak alisha
“Boong”ucap nazla dan Nazmi bersamaan keluarga harmonis itu langsung saja menikmati sarapan mereka setelah selesai mereka naik ke mobil
Alisha naik ke mobil yang akan di supir oleh sang papa dan di samping sang papa juga ada sang mama yang terus menasihati nya
Di mobil satunya lagi ada keluarga kecil sang kakak dan di mobil satunya lagi ada temannya lengkap ditambah Raihan dan jendral
Hanya satu yang kurang Wira.
Sementara di rumah sakit,Wira terbaring tak sadar diri alat Elektrokardiogram terus saja berbunyi tanpa henti mengisi keheningan ruangan Wira
Tubuh Wira kini di penuhi dengan alat alat rumah sakit, seperti infus yang tiada henti nya tetap terpasang dan mengalir masuk ke dalam tubuh Wira,alat pernapasan yang tepasang sempurna di bagian wajah Wira tidak semua hanya dari hidung sampai mulut
Membuat Dian yang melihatnya ingin menangis saja,sudah beberapa kali sang kakak masuk rumah sakit inilah yang paling parah bahkan sampai banyak perban yang melilit di bagian kepala Wira juga bagian tubuh yang lain,
Mata Wira tertutup sempurna,Wira di kabarkan koma panjang dan Dian harap kata panjang itu hanya beberapa bulan tidak sampai bertahun-tahun seperti di film yang sering ia tonton.
“Kak bangun kek,Lo gak kasihan liat gue nangis terus”racau Dian ia masih memegangi punggung tangan sang kakak mengusapnya dengan halus dan penuh kasih sayang
Belum ada yang tahu tentang ini, bahkan alisha sendiri belum tahu kondisi Wira sekarang.
Sementara Yudis tengah berada di ruangan sebelah sama seperti keadaan Wira,Martin teman Yudis sejak SMP kini terbaring lemah di bangsal rumah sakit
“Tin,kenapa sih Lo bisa seceroboh itu?”ucap Yudis ia masih mengusap Surai hitam milik Martin
••••