Happy reading ❤
"Mau kemana?!" pekik Rena, saat melihat Andreas berpakaian rapi dan bau parfum yang menyengat.
Gadis itu mendelik, memelototi sang suami dari atas sampe bawah dengan style kemeje kotak-kotak serta jeans dan sepatu sneakers nya.
Andreas menyengir kaku, melihat istri nya hendak mengomel segera saja lelaki itu memotongnya.
"Eits, tenang sayangku.. Gue cuma mau ke café milik daddy, mau ngecek hehe." jelasnya takut-takut melihat istrinya yang dalam mode singa.
"Beneran?" tanya Rena memastikan, tatapannya sedikit lunak. Bukan tanpa alasan, gadis itu takut jika Andreas pergi ke tempat dugem.. Apalagi ke kopi lendot argh, rasanya pikiran negative terus berkeliaran.
"Iyaa sayang, gue benerann suer.. Ga macem-macem!" ucap Andreas meyakinkan.
Rena mengangguk, "Oke, awas aja kalo macem-macem.. Gue cincang anu lo!" ancam Rena sadis.
Andreas meneguk ludahnya kasar, dia mendekat ke arah Rena kemudian meniup pucuk kepalanya yang ngebul. Berharap mengusir setan jahat di dalam diri Rena.
"Ngapain lo?"
"Ngusir setan di kepala lo yang ngebul." celetukan Andreas, berhasil menghidupkan singa yang lunak tadi, kini menjadi mode sangar.
"ANDREAS!" teriak Rena marah.
Sedangkan lelaki itu, malah ngibrit berlari keluar rumah demi menghindari amukan Rena.
"Anjir! Setannya keluar," gumam Andreas.
Rena kini mengatur nafasnya yang ngos-ngos an, menghirup udara dengan rakus.. Meredakan gejolak amarah yang menggebu-gebu di dada.
"Astaghfirullah, sabar Ren.. Dia suami lo, ga boleh durhaka dan ngebatin nanti dosaa." gumamnya mengelus dadanya sabar.
Rena kini berbalik, menuju kamarnya hendak melanjutkan acara menonton drakornya sambil maskeran.
Semenjak menikah dengan Andreas gadis itu dipaksa perawatan, Andreas lah yang membelikannya.. Rena pun senang wajahnya jauh lebih cantik dari sebelumnya.
Saat sedang asyik menonton drakor, bell rumahnya berbunyi.
Rena menyernyit, "Siapa yang namu? Jam setengah sembilan loh.. Duh gue takut!" Batin Rena.
Pada akhirnya Rena memilih beranjak turun, hendak membukakan pintu tersebut.
Dengan ragu-ragu Rena membuka knop pintu, dan ceklek..
Terpampanglah disana seorng pria bertubuh tegap, dengan wajahnya yang kusut serta matanya yang memerah..
"Adrian, lo kenapa?" lontar Rena, Adrian tak langsung menjawab melainkan menubruk tubuh Rena.
Menumpahkan tangisannya di pelukan Rena, Rena yang mendapat serangan tiba-tiba terkejut.. Dengan ragu membalas pelukan tersebut.
Dilihatnya bahu Adrian berguncang disusul isak tangis yang begitu lirih menyayat hati Rena.
"Lo kenapa?" tanya Rena sekali lagi, Adrian kemudian melepas pelukannya dengan wajah sembab.
Rena menatap serius manik coklat tersebut, "Ra-raya.."
"Raya kenapa?!" tanya Rena panik.
Adrian menunduk, menyembunyikan air matanya yang menetes."Raya, dia.. Depresi Ren." lirih Adrian.
Rena menutup mulutnya tak percaya, gadis kecil yang manis dan polos tersebut mengalami gangguan mental? Seakaan tak percaya, Rena menggeleng. Bagaimana mungkin? Raya adalah anak yang ceria setau Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arena Vs Andreas [TAMAT]
Teen Fiction!!Awas Bengek!! (Gak usah dibaca klo gasuka. Silahkan cuzz go away) "Ndre lo jelek!" "Jelek-jelek gini juga lo suka.." "Dih, pede!" "Dasar cewekk, gengsi nya digedein.. Gue cari istri baru aja dah!" "Lo mau gue sunat dua kali ndre?! Mumpung gue lagi...