Happy reading ❤
"Mau kemana ndre?"
"Mau ke café sayang, bentar doang deh janji.. Mau ngecek, udah sebulan gak mengunjungi kesana. Boleh ya?" ujarnya mengelus rambut Rena sayang.
Dahi Rena berkerut, "Tapi ini udah malem, besok aja ya.."
Andreas menggeleng, "Gak bisaa sayang.. Ada client penting yang nawarin kerja sama lagi nunggu, janji deh bentar doang." ujar Andreas lagi.
Rena seketika cemberut, "Cewe apa cowo?"
Andreas terkekeh, "Cowo.."
"Beneran?" tanya nya memastikan.
Andreas mengangguk, "Iyaa sayang beneran."
Pada akhirnya dengan tak rela Rena mengangguk, Andreas yang melihat itu tersenyum..
Mengecup dahi, pipi serta bibir Rena bertubi-tubi.
"Jangan ngambek dong, nanti pulang mau nitip apa hm?""Umm, bakso lava aja hehe.." cengirnya, Andreas menggeleng.
"Jangan yang pedes, ganti bakso biasa ya?" tawarnya.
"Yaudah iya, hati-hatii suami kuu.." goda Rena dengan senyumanya.
Andreas salting, lelaki itu kembali mengecup bibir Rena dan beralih ke perutnya.
"sayang, ngidamnya jangan aneh-aneh lagi ya.. Jangan kontraksi terus, kasian mama nya, jangan nendang kenceng-kenceng, okee.. Tungguin papa pulang yaa, disini kamu sehat-sehat, jagaain mama.. Papa sayang kamu sama mama." cupp.. Andreas mencium lama perut buncit Rena.
"Kalian adalah cahaya semangat buat papa.. Papa sayang kaliann, Te Amo.."
"Te Amo too papa.." cicit Rena menirukan suara anak kecil.
Andreas mendongak kemudian netranya menatap Rena yang berkaca-kaca.
"Kalau aku pulangnya lama, jangan ditungguin ya.. Tidur aja.." pesannya mengelus rambut Rena. Semenjak hamil besar Andreas memperlakuan Rena dengan manis, tak ada lagi panggilan lo-gue..
Rena mengangguk, dan memeluk Andreas seolah Rena tak mau berpisah dengannya walau hanya sedetik saja.
"Hiks.. Kangen, gak pengen kamu pergi." racau Rena.
Andreas mengelus rambutnya, "Sayangg udah dong cuma ke café bentaran, jangan nangis ya.. Udah malem gih tidur." titah Andreas.
Setelah mengantar Andreas sampai depan pintu, Rena masih termangu. Menatap mobil Andreas yang perlahan menjauh.
Jantungnya berdebar dengan kencang, entah mengapa rasa gelisah mulai menyergap.
Rena menghela nafas, dan mulai menaiki ranjang hendak tertidur.
Namun sedari tadi Rena tak kunjung memejamkan mata, pikirannya gelisah.
Bergerak kesan kemari seakan ada hal yang mengganjal hatinya.
Rena melirik jam, pukul 12 malam.. Namun Andreas tak kunjung pulang.
Hatinya dilanda cemas, pikiran negative menghantuinya.
Rena beberapa kali menghubungi nomor lelaki itu, namun hanyalah operator yang menjawab.
Semakin gelisah, "Ndre.. Angkat dong, jam segini belum pulang.." racaunya tak henti merapalkan doa.
Rena mengelus perutnya yang sedikit melilit, usia kandungannya saat ini hampir memasuki sembilan bulan.
Mamanya sempat menyuruhnya untuk tinggal dirumah mama Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arena Vs Andreas [TAMAT]
Fiksi Remaja!!Awas Bengek!! (Gak usah dibaca klo gasuka. Silahkan cuzz go away) "Ndre lo jelek!" "Jelek-jelek gini juga lo suka.." "Dih, pede!" "Dasar cewekk, gengsi nya digedein.. Gue cari istri baru aja dah!" "Lo mau gue sunat dua kali ndre?! Mumpung gue lagi...