part 50

942 49 0
                                    

Happy reading ❤

Empat bulan berlalu dengan sangat cepat, acara syukuran tujuh bulanan pun digelar dirumah Rena.

Rena, Dengan setelan gamis berwarna putih dipadukan dengan hijabnya yang menambah kesan anggun.

Dengan perut buncitnya yang semakin besar, membuat Andreas semakin protective .

Bahkan tak mengizinkannya bergerak aktif, Andreas kini menjelma menjadi suami siaga.

"Ndre pengen buah jeruk, ambilin dong." pinta Rena.

Andreas yang semula sedang memakan, dengan sigap berdiri dan meraih jeruk yang terletak di karpet sebelah.

Rumah Rena sangat ramai, bahkan setelah syukuran tujuh bulanan tersebut rumahnya masih ramai.

Para sahabatnya pun turut hadir, selama hamilnya Rena yang semakin membesar.. Rena tidak diizinkan bersekolah, dirinya bahkan homeschooling.

Perempuan yang sedang mengandung tersebut pun menuruti sang suami, demi kebaikan dede bayinya.

"Hallo sayang, kenalin ini aunty chikaa.. Kamu kalau keluar langsung keluar gigi gak sih, langsung bisa jalan gak? Nant-" pletak

"Adoh!" Chika meringis saat dahinya dijitak oleh irfan sahabat Andreas.

"Tolol dipelihara, jangan sampe keponakan gue ikutan aneh bin ajaib kek lo." cibir Irfan.

Chika mendengus kesal, memandang tajam ke arah lelaki bermulut pedas dihadapannya.

"Sinting lo!"

Para sahabatnya termasuk Rena dan Andreas terkekeh.

"Awas lohh, nanti ada benih-benih cinta diantara tatapan mata kalian asekk wiuwitt!" goda vino.

Membuat Chika dan irfan melotot kesal.

"Amit-amit.. Gue udah punya ayang!" ujar Chika.

Irfan pun memutar bola matanya malas, "gue juga udah punya ayang kali! Najisun demen sama lo iuh.." cibirnya yang mendapat jeweran maut dari Chika.

"Eh Ren.. Yang Bentar lagi jadi ibu ciee, enak gak sih jadi istri diusia muda?" celetuk Chika mencomot buah salak dihadapannya.

Rena terlihat berfikir, "Ada enaknya, ada enggaknya.. Enaknya tuh lo bisa mesra-mesraan tanpa takut dosaa, dapet pahala.. Menyempurnakan ibadah, gak enaknya tuh lo gak bisa bebas seperti masa remaja lagi, udah punya tanggung jawab.. Punya batasan, karena statusnya udah bukan main-main lagi." jelas Rena.

Semua nya terdiam, "Pasti capek ya Ren, ngelayanin gue setiap hari.. Mulai dari masak, nyuci baju, bersihin rumah, semua lo yang lakuin." ucap Andreas menatap netra Rena.

Rena tersenyum, "Itu udah kewajiban sebagai seorang istri Ndre, lo juga pasti cape. Kerja bolak-balik, membagi waktu antara tugas sekolah, tugas kerjaan, dan juga tugas sebagai seorang suami." Rena mengelus rambut hitam Andreas yang tertutupi peci.

Andreas yang mendengar itu tersenyum, mendekap Rena dan menumpukan wajahnya di ceruk lehernya yang tertupi hijab.

"Gue cinta, gue sayang banget!! Sama lo Ren. Makasih, makasih udah jadi bagian hidup gue yang terindah.. Dan juga makasih udah sabar mengandung anak kita.." lirihnya sedikit bergetar.

Rena terenyuh, gadis itu memeluk kepala Andreas sambil tersenyum haru.

Tak menyangka Andreas yang dulunya jahil, petakilan, kini lebih dewasa dan bijak.

Menjadi seorang ibu diusia muda bukanlah hal yang mudah bagi Rena, namun karena dukungan serta perlakuan Andreas membuat Rena menjalani hari-harinya dengan ceria.

Arena Vs Andreas [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang