part 1

4K 250 195
                                    

Pagiku cerahku, matahari bersinar
Kugendong tas merahku dipundak
Slamat pagi semua
Kunantikan diri mu
Didepan kelasku menantikan..

"WOY BAYAR KAS WOYY, DUIT LO SINII!"

"Aduh Ren, gue gada duit sumpah abis beli silverqueen buat ayangg bebeb, besok aja ya Rena cantikk." papar Vino memelas.

"Apa besok-besok! Gak ada.. POKOKNYA SEKARANG TITIK! Lo udah nunggak ye bulan kemaren aja lo belum bayar hah!" Rena berkacak pinggang.

Arena menatap sinis lelaki dihadapannya ini, dengan mencengkram erat kerah bajunya.

"Aduh iya-iya nantii, pliss lah ntar gue bayar 2 kali lipat suer deh gak bohong tapi lepasin dul-u.. Aww shh sakit cok!" Vino meringiss kesakitann.

Rena mencubit keras pinggang Vino, ia kesal setengah mampus pada lelaki didepannya ini.

"Besok ya awas lo kalo boong lagi!" Vino menatap memelas kearah rena, 'haishh menyebalkan' batinnya kemudian berlalu pergi.

Arena Anindy, gadis bar bar yang tidak tau malu, selalu menguncir kuda rambutnya tidak seperti gadis pada umumnya Arena itu gak jaim, malu-maluin.

Gak pernah jaga Image, galak, kang malak, Dan bendahara di kelas wow paket lengkap sekali.

Dalam hidupnya seseorang yang ia benci setengah mampus ialah andreas, laki-laki menyebalkan yang selalu mengrecoki hidupnya.

Mulutnya lemes seperti perempuan yang lagi ngeroasting, Arena saja sampai heran. Menurut nya Andreas tak ada nilai plus nya sama sekali, terlihat banyak minusnya.

Rena dibuat pusing oleh kelakuan Andreas, yang tiap hari tidak ada capeknya mengganggu bahkan menguntitnya, Hell apa laki laki itu tidak ada kerjaan sama sekali!

"Lo gada kerjaan ya Ndre, recokin idup gue mulu hah!"
Tanyanya dengan wajah garang.

"Kerjaan gue kan ngrecokin idup lo, biar marah-marah terus muka lo keriput cepet tua hahahaahahah." Andreas tertawa puas..

Rasanya Rena ingin mencekik Andreas saat itu juga, benar benar menyebalkan hah!

"Hay cantik, kok mukanya cemberut gitu senyum dong nanti mukanya cepet tua lhoo." Andreas bertanya menggoda dengan wajah khas slengekannya.

Kan kan, baru dibilang tadi sekarang laki-laki itu sudah muncul dihadapannya dengan seragam berantakan 'pasti habis tawuran ck.' pikir rena

"Minggir!" ketus Rena, menatap sinis lelaki dihadapannya.

"Aduhh jangan ketus-ketus dong, nanti cantiknya ilang utututu, gemes banget si.. calon istrinya siapa ini?" Andreas mengerling jahil.

Rena dibuat geram dengan kelakuannya, ia memejamkan mata menghirup udara sebanyak-banyaknya.

'Huftt sabar ren, orang sabar pantatnya lebar rejekinya lancar' batinnya.

"Andreass yang ganteng, lo mau apa hmm?" ujar Rena dengan senyum terpaksa, terlihat gedeg dengan manusia didepannya.

Andreas tersenyum lebar memperlihatkan gigi rapihnya, tanpa berkata dia menarik tangan Rena menuju rooftop.

Rena yang ditarik hanya pasrah, ia kesal tapi mau memberontak pun percuma.

"Duduk, dan obatin luka gue." Titah Andreas tak terbantah.

Andreas membuka kancing seragamnya yang sudah lusuh tak beraturan akibat tawuran, Rena yang melihat itu shock.

"Ehh, lo mau ngapain buka baju segala! jangan macem-macem ya lo, atau gak gue teriakk nih!" Rena shock kedua pupil matanya membulat lebar.

Andreas yang mendengar itu menatapnya jahil, ia mengikis jarak dan tersenyum penuh smirk.

Rena yang melihat itu bergidig ngeri, terlanjur kesal tangannya terangkat menampol wajah mesumnya.

Plakk..
"Awsh, kok lo nampol gw si Ren." protesnya sembari meringis.

"Ya sorry, refleks ini abisnya lo ngeselin sih."

"Cepetan obatin, keburu bell masukk!" rena mendengus, tak urung tangannya mulai mengobati luka tersebut.

"Mana lagi yang mau gue obatin?"

"Punggung gue lebam, Shh buru dingin nih ah.." titahnya.

Rena memberenggut kesal, se enak jidat Andreas menyuruhnya dikira dia babu kali ya.

Rena dengan sengaja menekan keras luka tersebut, membuat Andreas meringis keras.

"Shh, sakit goblok! Pelan-pelan anjir." Rena tersenyum puas.

'hahah mampus!'batinnya tertawa jahat

"Iyaa, ini udah pelan-pelan monyet! udah selesai tuh.. Udah ah gue mau masuk kelas." Rena membereskan kotak p3k yang dibawa Andreas tadi, tapi tiba tiba..

Cupp..
"Makasih Rena sayang hahaa." Sang empu yang menjadu tersangka langsung berlari keluar, sebelum Rena mengamukk dan memaki nya.

Rena mematung, masih tak menyangka..

Andreas baru saja mencium pelipisnya? OMOO!
Saat akan megomel sang pelakuu malah sudah berlari keluar Rooftop.

'Aishh ngeselin awas lo Ndre!! Berani-beraninya lo cium jidat suci gue!!' batinnya mengamukk.

*****
Sepulang sekolah, Rena berniat mengembalikan buku yang ia pinjam ke perpus.

Gadis dengan tangan yang memegang buku, serta mulutnya yang asyik mengunyah cilok mamang ali.

Dikejutkan dengan penampakan Andreas, yang tengah menangkring di atas pohon mangga.

"Cosplay jadi monyet lo?" celetuk Rena, saat tiba dibawah Andreas yang tengah memanjat.

"Syutt, diem bego! Nanti ketauan pak mamat." ujar Andreas, lanjut memetik mangga, dan menaruhnya di kresek hitam.

Rena tersenyum smirk, ide jahilnya terlintas dalam benaknya.

Gadis itu mengangguk-ngangguk, "Oke deh, gue pamit dulu ya Ndre.. Pstt, jangan sampai ketahuan." pamit Rena tersenyum penuh arti.

Dalam hitungan detik, teriakan melengking Rena menggema dikoridor yang sepi tersebut.

"PAK MAMAT!! MANGGANYA DI COLONG ANDREAS!" teriak Rena, dan berlari menuju parkiran.

Sembari terbahak, saat tak sengaja melihat Andreas yang terjatuh dari pohon mangga tersebut.

"Mampus! Anggap aja impas.." gumam Rena, senyum kemenangan tercetak jelas disudut bibirnya.

Rena tak jadi mengembalikan buku tersebut, gadis itu memilih menaiki motornya menjauhi halaman sekolah.

Demi menghindari amukan Andreas.






Hii guyss gimana ceritanya semoga suka dan menghibur yaa.

Yg belum follow akun ini ravelchann silahkan follow dulu!

Jangan lupa tnggalkan jejak berupa vote! Jangan silent Readers😔

Next lanjut baca part selanjutnya, jngn hanya mampir di awalan ygy.

See you ❤

Arena Vs Andreas [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang