part 11

1.3K 106 2
                                    

Happy reading ❤

Kini Andreas membopong Rena ke kamar Rena, hingga sampai disana dia merebahkan Rena dengan pelan agar tidak membangunkan gadis itu.

Andreas tidak langsung beranjak, dia malah asyik memandangi wajah damai Rena. Tangannya terulur mengelus rambut Rena.

"Ren, jangan gini." lirih Andreas tersenyum kecut.
Kemudian dia beranjak, namun sebelum itu ia sempatkan memberi kecupan singkat dipelipis Rena.

Cupp.
"Sweet dreams, si bar-bar nya Andre." dia berlalu menutup pintu kamar Rena pelan.

Kemudian berpamitan pada mama dan papa Rena yang tengah duduk disofa.

"Nak andre, sini duduk dulu tante mau bicara." ucap mama Rena.

Andreas mengangguk.

"Huft, sebenernya tante gak rela kalo Rena tunangan diusia yang masih terlalu dini.. Tapi apa boleh buat udah terjadi."

"Em, maaf sebelumnya tante memotong pembicaraan.. Jadi apa yang dilihat tante dan mommy saya itu tidak benar, itu cuma kesalahpahaman. Rena jatuh terpleset dan saya menangkapnya jadilah dia menindihi saya." ucap Andreas menjelaskan.

"Begitu?"

"Sudah, tidak usah dijelaskan mama ngerti. Mama titip Rena mungkin dengan ini dia bisa jadi lebih dewasa lagi, bisa lebih berfikir dengan bijak." penuturan mama Rena seperti lampu hijau, itu artinya mama Rena menyerahkan Rena ke Andreas sepenuhnya..

"Nak Andre, om tau kalian masih mudaa.. Tolong dijaga Rena yaa, om serahkan sama kamu. Om yakin kamu bertanggung jawab," jawab papa Rena, sedangkan Andre mengangguk antar takut ingin menolak namun sudah terlanjur.

"Jadi..?" tanya Andreas. Membuat kedua orang tua Rena tersenyum.

"Kalian jalanin dulu, kalo emang belum jodohnya bisa dibatalkan. Intinya om nitip rena, tolong dijaga, om takut pergaulan anak jaman sekarang. om serahin ke kamu.."

"Iya nak Andre. Tergantung keputusan kalian.. " imbuh mama Rena.

Andreas tersenyum simpul dia mengambil tangan papa Rena kemudian menyalim nya.

"Makasih, om tantee. Andreas bakal jagain Rena!" ucap Andreas berwibawa dengan nada tegasnya membuat papa Rena menepuk bahu Andreas bangga.

Kemudian Andreas berpamitan kepada orang tua Rena, entahlah ia saat ini bingung mau bahagia atau sedih. Perasaannya campur aduk, aneh memang..

*******
Seminggu telah berlalu begitu cepat, bagi Rena ini adalah hari terkutuk dimana dia dan Andreas bertunangan.

Walau hanya tunangan namun tetap saja mendebarkan, perasaannya campur aduk.

Rena masih senantiasa bungkam, hingga acara pertukaran cincin pun tak ada raut bahagia diwajahnya. Oh ya, pertunangannya tentu hanya dihadiri oleh keluarga kedua belah pihak. Tak banyak hanya beberapa orang untuk menjadi saksi.

Andreas menghela nafas gusar, mereka berdua kini tengah duduk di ranjang Rena. belum sah ya manteman jangan berpikir macam-macam.

Dengan keheningan yang menyelimuti, membuat Andreas tak betah, seminggu tak ada ocehan serta omelan Rena membuat dunianya suram.

"Ren.. "panggil Andreas, namun tak ada sahutan.

"Rena." dua kali dia memanggil, yang ia dapat hanya keheningan.

Karna kesal Andreas beranjak, kedepan Rena yang tengah melamun..

"Kalo lo gak bahagia dan gak suka pertunangan ini, bilang! Gue bakal batalin dan ngomong baik-baik ke ortu kita!"

Arena Vs Andreas [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang