part 49

843 49 0
                                    

Happy reading ❤

Setelah insiden tersebut, Andreas kini trauma akan tukang urut.

Saat ini keadaannya sudah lumayan pulih, rumah barunya kedatangan tamu spesial yaitu Arkan, cila, beserta keluarganya.

Dua bocah yang tempo hari bersekolah kini mengunjungi rumahnya.

Rena asyik bermain dengan para anak tersebut, mama serta papanya pun turut hadir.

Tak lupa sang mertua, ikut hadir dalam acara kumpul mengenai calon Andreas junior.

Mendengar kabar Rena hamil, menggemparkan keluarganya.

Apalagi mama dan mertuanya, begitu antusias sedari tadi tak berhenti mengoceh serta memberi petuah-petuah.

"-Nah, kamu kurangin makan pedes! Terus kalau ngidam bilang aja sama Andreas, pokoknya wajib diturutin! Paham kan ren." ujar mommy.

Rena mengangguk, masih memperhatikan dua bocah tersebut.

Perihal Arkan dan Cila, Rena dan Andreas sudah memberi tahu asal usul bocah menggemaskan itu.

"Rena semenjak hamil, makannya banyak banget mah.. Andreas sampe heran beneran." celetuk Andreas.

Mama rena terbahak, begitupun mommy Andreas yang terkekeh.

"Wajar, itu salah satu perubahan hamil.. Kamu jangan heran, turuti aja kemauan bumil." papar mommy.

"Ck, tapi Andreas yang muntah-muntah.. Tiap makan juga gak nafsu," decak Andreas mengingat kemarin-kemarin sebelum Rena dikabarkan hamil Andreas merasa badannya tidak enak, mual, dan juga pusing.

"Calon debaynya pengen nyiksa ayahnya haha, dulu papa juga gitu waktu Ria [mama Rena] hamil Rena." celetuk Ryan papa Rena.

"Ada-ada aja ya.. Lucu kalau diinget-inget ngidamnya aneh-aneh, waktu saya hamil Andreas juga gituu.. Yang ngidam bapaknyaa haha.." tawa penuh bahagia menggema diruangan tersebut.

Penuh kehangatan dan canda tawa, Bara sedari tadi menyimak sedikit iri akan keluarga Rena dan juga Andre. Keluarga yang jauh dari kata pertengkaran dan juga keretakan, tidak seperti keluarganya eh- apakah ia masih punya keluarga? Pertanyaan tersebut melintas dibenaknya membuat wajahnya murung.

Bara hanya mampu tersenyum kecut, bagi dirinya dua anak dihadapannya ini adalah keluarganya ya begitu, bagi Bara mereka berdua semangatnya.

"Arkan, Cila. Kita pulang dulu yuk.. Udah sore, Nanti kesini lagi." ujar Bara mengelus rambut Arkan.

Arkan mengangguk, membuat Bara tersenyum.

Bara kemudian berpamitan kepada Rena dan keluarganya.

******
"Sayang.." Andreas memeluk Rena dari belakang dengan nada manja.

Rena yang tengah mencuci piring menggeliat geli.

"Hm?" Rena berdehem, masih asyik membilas piring.

Tadi keluarganya sudah pulang sekitar satu jam yang lalu, saat ini Rena tengah sibuk membereskan ruang tamu dengan Andreas.

Perempuan yang berstatus istri tersebut, kini tengah mencuci piring kotor tadi.

"Kangen, pengen jengukin dede bayinya.." bisik Andreas tepat ditelinga Rena.

Rena meremang, sedikit gugup.

"Apa si.. Lagi sibuk ih! Sana ah." usirnya dengan pipi yang sedikit merona.

Andreas terkekeh pelan, tangan kekarnya masih asyik memeluk perut Rena dari belakang.

Dagunya ia topang dibahu Rena, "Ayolah.. Boleh kata dokter, janji deh pelan-pelan." frontalnya.

Arena Vs Andreas [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang