🌸

9 1 0
                                    



Tok... tok... tok...

Vano mengetuk pintu didepannya, masih dalam konteks yang lumayan sopan dan wajar. Tampak berbanding terbalik dengan wajah pemuda itu yang tampak lebih dingin dan datar dari biasanya, auranya pun berbeda. Jika Vano dikehidupan sehari-hari hanya menguarkan aura yang terkesan lempeng tapi dingin, kini auranya menjadi menyeramkan.

Tok... tok... tok...

Ketuk pemuda itu lagi, merasa jika orang di dalam sana mungkin masih tidak menyadari suara ketukan pintu barusan. Ah, dia tuli ataukah memang tidak memiliki telinga? Atau ruangan tersebut kedap suara?
Bisa tidak tapi bisa juga iya.

"Permisi" akhirnya Vano buka suara, jika sampai tidak dengar lagi. Ia tidak akan segan untuk masuk dengan cara apapun.

Tetap saja...

"Ck! Saya masuk!"

Finalnya, kemudian dengan kasar mendorong pintu kaca itu.

"Sia-" laki-laki dewasa yang kini duduk di kursi kerja itu menggantungkan ucapannya, matanya yang tadi melihat komputer dengan serius beralih menatap Vano heran.

Sedangkan yang ditatap kini hanya memandang Jio balik, tapi siapa sangka. Satu tangan dibelakang tubuh pemuda itu diam-diam menarik perlahan sebuah pistol yang ia sembunyikan.

"Tuan Jio" ucap Vano, Jio yang mendengar itu semakin mengkerutkan kening.

"Siapa?" Tanya Jio dengan nada angkuh.

"Apakah saya harus menjawab?" Balas Vano tak mau kalah.

"Tentu saja bodoh! Kalau tidak, kenapa anda berada disini?!" Sentak laki-laki itu, Vano berdecih.

"Ck, ini CEO Reamur Corp? Pantas saja perusahaannya seperti sampah, dan penipu? Umm..."

"Heh! Jangan asal bicara! Apa tujuanmu berada disini?!" Jio yang mulai naik pitam berdiri dari duduknya, tangan pria itu menunjuk Vano.

"Saya? Tentu saja untuk bertemu anda. Omong-omong apakah kantor anda memang tidak memiliki penjaga? Ck... ck... keamanannya buruk sekali, bahkan saya hanya bertemu dengan 1 security yang bertugas dilantai atas. Sepertinya kalian benar-benar kekurangan dana untuk sekedar menyewa mereka, bahkan sampai jalang pun anda pekerjakan dibagian depan kantor" cemooh Vano, sengaja untuk semakin memancing emosi Jio.

Dari sebuah data yang pernah pemuda itu baca, dapat ia ketahui bahwa CEO Reamur ini memang bersifat pemarah dan arogan. Apalagi setelah bertemu dan berbicara langsung, ah... dia jadi ingin memotong lidah pria itu.

"KAU!"

"Ya?" Respon Vano santai, dia menaikkan satu alisnya. Berusaha bersifat sejahil dan sebodoh Vero itu ternyata menyenangkan, Vano menikmatinya hari ini.

Klak...

Pria itu tiba-tiba saja menodongkan pistolnya,Vano refleks tersenyum miring.

"Ohooo santai bung"

"Jangan banyak bicara! Katakan! Apa tujuanmu?!"

"Hehe, hanya untuk ini" Vano balik mengeluarkan pistolnya dan menodong Jio.

Adegan saling todong pun terjadi, sampai detik ini belum ada satu gerakan pun setelah itu.

Pertimbangan yang matang mungkin dibutuhkan oleh keduanya, salah langkah sedikit saja. Salah satu dari mereka pasti akan celaka, tentu saja tidak ada yang mau.

"Dasar bocah gila! Turunkan pistolmu!"

"Tidak akan... ikut saya! Pertanggungjawabkan perbuatan anda!"

"Apa maksudmu?"

"Pura-pura bodoh atau memang benar-benar bodoh heh?"

"Aku tidak melakukan apapun!" Kekeh Jio, wajah pria itu mulai terlihat tegang. Tentu hal itu membuat Vano semakin senang.

"Dean Corp? Anda pernah dengar? Oh... tentu saja, kalian bahkan sempat menjalin kerjasama bukan? Hummm...
Katakan, sejauh apa anda sudah menipu pihak mereka?" Vano membawa kakinya melangkah semakin maju, mengikis jarak antara dirinya dan Jio.

"A-pa?" Mata Jio nampak sudah tidak fokus, alias melirik kemana-mana pertanda pria itu kini sedang mencari-cari kosakata untuk menjawab Vano.

"Pemalsuan dokumen, cek transaksi, pencemaran nama baik dan masih banyak lagi... percuma jika anda ingin melarikan diri sekarang, semua bukti sudah kuat juga valid. Dan... percuma saja jika anda ingin meminta pertolongan pada orang kepercayaan anda, mereka semua sudah saya urus"

Dukkk...

Punggung Jio terbentur rak dibelakangnya, dia sudah tersudut dengan Vano yang kini mendominasi keadaan.

"Jadi? Anda ingin ikut saya atau..."

Nyess...

Moncong pistol milik Vano menempel pada pelipis Jio.

DOR!!!

|5 JULI 2022|




Because U Are My Home (Fast Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang