🌸

64 4 2
                                    





Ctakkkk



"Haishh"
Gadis yg berada di depan kompor itu mengerang frustasi.



Selalu saja saat semua bahan sudah siap, gasnya habis.
Arghhh
Itu adalah sebuah mimpi buruk bagi si jurig dapur, hilang sudah semangat memasak yg sudah berkobar sedari tadi.



Dengan raut wajah kesal, Van mencabut selang regulator dan membawa tabung itu untuk ditukarkan dengan yang baru. Untung saja meski tanggal tua ia masih memiliki uang meski hanya satu lembar, tapi lumayan lah berwarna biru.




Selama perjalanan dirinya tidak berhenti untuk menggerutu, kesal sekali rasanya.



Sambil sesekali menendang kerikil dijalanan, Van mengedarkan pandangan untuk mencari toko yang menjual tabung gas.
Sebenarnya hal itu tidak perlu ia lakukan jika stok tabung di toko mak Ijah tidak habis, tapi apa daya. Semua sudah ludes tak tersisa, sampai-sampai si empu yg punya toko juga kelimpungan mencari jelmaan melon 3 kilo itu untuk kebutuhan memasaknya sendiri.




"Akhirnya nemu"
Haha sekarang Van dapat bernafas lebih lega ketika dirinya melihat sebuah spanduk bertuliskan "JUAL TABUNG GAS"




Sekilat mungkin ia berlari menahan sakit disekujur tubuh sambil menenteng tabung kosong, bagaimana tidak. Banyak sekali ibu-ibu yang juga menuju toko itu, pokoknya ia harus dapat.





"Hosh... hosh... b... buk, tabung gas nya sa---tu" Van terlihat susah payah mengeluarkan suara karena masih ngos-ngosan akibat berlari mendahului para ibu-ibu yang ternyata malah menuju ke gerobak perabot-_-




Aih tertipu pula dirinya
Seharusnya tidak perlu lari-lari tadi.




"Ini neng tabungnya"

"Iya buk, berapa ya?"

"25 ribu aja"


"Ini" Van tersenyum kecut ketika uang terakhirnya berpindah tangan, ada rasa tidak rela jika harus berpisah dengan uang itu.

"Terimakasih, ini kembaliannya neng" ibu yg punya toko menyerahkan satu lembar uang berwana hijau dan satu lagi berwarna cokelat.



"Iya bu hehe, saya pamit"



Kali ini Van melangkah santai, tabung yang tadinya bisa diajak lari kini beratnya bertambah.






Sretttt





Nyaris saja Van memekik keras ketika ada sesuatu yg menarik pergelangan tangannya dari belakang.




Sampai matanya menatap seseorang dengan wajah datar namun bernetra teduh, Van sepertinya tidak asing dengan orang ini.




"EKHEM"


Eh


Cepat-cepat Van menepis tangan orang itu.



"Kenapa tadi tidak masuk?" Tanya cowo itu tanpa nada



"Eung aku ada urusan, permisi" bukannya menjawab, Van malah berniat untuk melarikan diri.





Srettt




Namun lagi-lagi dirinya ditahan, astaga orang itu memang benar-benar kepo!




Dengan terpaksa Van memutar tubuh, mensejajarkan diri dengan laki-laki jangkung itu.




"Apa?" Tanya Van dengan kepala mendongak karena perbedaan tinggi mereka yg lumayan.



Because U Are My Home (Fast Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang