🌸

5 0 0
                                    


"Kangen kak Saga..."

Gumam Van tiba-tiba, posisinya ia kini masih menindih Vano dengan kedua tangan yang menjambak rambut pemuda itu.

Entahlah,
Ditengah aksi saling gelud itu bayangan Saga dan Oma tiba-tiba saja melintas. Sudah lama juga dirinya tidak berkunjung. Ya mungkin sejak bertemu dengan bajingan Vano, ah tidak.

Bagaimana keadaan mereka disana?

"Shhh... Saga?"

Vano yang mendengar itu pun mengernyit? Siapa?

"Lupakan!" Tonyor Van, gadis itu kini sudah bangkit dari posisinya.

"Aku ingin mengunjungi Oma... Kak Saga juga. Aku ijin keluar ya hari ini..." Ucap Van, dirinya memasang senyuman lebar.

"Ehhh..."

"Apa?!"

"Mau selingkuh?"

"Menurutmu?"

"Jadi Saga monyet itu selingkuhanmu?"

"Emmm... Bagaimana ya? Boleh juga sebenarnya... Kak Saga itu tinggi, mancung, juga berotot. Awww tampan sekali!" Van menyengir, sengaja.

"Halahhh! Palingan ga punya duit!"

"Heh! Sejak kapan kadar ketampanan itu diukur berdasarkan duit? Jelek mah tetep jelek aja meski banyak duit!"

"Fakta sayangggg"

"Engga!"

"Fakta! Buktinya tuh cowo buluk kayak pulu-pulu kalo banyak duit juga cewe-cewe bening pada nemplok"

"Sotoy! Kamu aja gaada duit aku mau! Lagian yang ganteng itu duitnya bukan orangnya!"

"Cieee... Cerita nya mengakuiiii... Ututututu... tapi sayangnya aku banyak duit pfftt" Vano monyong-monyong.

"Iwwwh! Mohon maaf anda salah dengar tuan!"

"Uuuu sayang dehhh"

"Vano!! Sejak kapan kamu jadi menye gini!" Van bergidik, perasaan dulu pas masa sekolah kayak es deh. Kenapa mendadak berubah jadi letoyyy.

"Just for you babe"

"Astagaaaa! Jadi gimana? Aku diijinin kan keluar sebentar?"

Tuk... Tuk... Tuk...

Vano tampak mengetuk- ngetuk dagunya sambil memandang Van intens, sesekali pemuda itu menjilat bibirnya sendiri.

Van yang ditatap seperti itu pun mendadak seperti kena sawan.

"Haish! Berhenti berlagak gila!" Tangan gadis itu meraup wajah Vano yang terlihat berkali-kali lipat lebih mengerikan daripada seorang pedofil. Entahlah, meskipun sudah tinggal satu atap. Terkadang Van masih saja merasa takut dan merinding jika Vano kumat.

"Ahahaha, boleh... But, one rules"

Van merotasikan bola matanya, hahhh kali ini apa lagi?
"Hummm apa?"

"Give me a kiss"

"Aihhh... For what? I don't want to"

"Give...or not at all"

"Nooo" Van bersidekap tidak setuju, ya jika benar kalau hanya sekedar cium. Kalau bablas!

"Yasudah kalau tidak mau"

"Memang... Dan aku akan tetap pergi~"

"Hei! Lewati aku dulu!"

"Hushhh shut up!"

Because U Are My Home (Fast Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang