"Hahaha kau kesal?" Van tergelak, ia menenggelamkan kepalanya pada dada Vano yang kini berbaring menghadapnya.
"Tidak tau"
"Ohhh jadi benar, ya sudah. Jauh-jauh sana! Dasar tukang ngambek!" Van sedikit mendorong Vano, tapi baru saja dirinya hendak berbalik membelakangi pemuda itu. Tapi Vano sudah lebih dulu mencekalnya, hingga diam-diam bibir gadis itu berkedut menahan senyum.
"Aku marah... peluk..." rengek Vano kemudian semakin merapatkan posisi mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eh? Memangnya ada yang seperti itu?"
"Aku"
"Pfft!"
"Mengejek hm?"
"Tentu saja! Sekalian besok kalau gampang marah lagi, aku cari suami baru... Jake boleh juga"
"Ooo jadi begitu? Mencoba menantangku nona? Bagaimana jika aku membuatmu tidak bisa berjalan bahkan untuk menemui laki-laki khayalanmu itu?"
"Hei! Dia nyata! Dan sama sekali bukan khayalan! Coba saja! Aku tidak takut!"
"Kau yakin?"
"Jake?! Tentu aku yakin suatu saat dia akan menoticeku" ujar Van dengan pedenya.
"Ck! Bukan! Maksudku tantanganku"
"Ooo tentu saja tidak! Wleee" Van menjulurkan lidahnya kemudian segera menyembunyikan dirinya dalam selimut.
Enak saja, dikira bodoh apa! Tentu... Van tentu sangat tau apa yang dimaksud oleh Vano, sial! Otak pemuda itu dipenuhi oleh konten 21+.
Idiot! Bodohnya lagi kenapa Van mau diajak menginap dirumah baru ini? Mana tidak ada orang lain! Sah ya sah! Tapi kan...
Gadis itu diam-diam merutuki semuanya, andai saja ia tidak setuju untuk menginap karena hujan. Lagipula kan mereka tadi berangkat menggunakan mobil... Bisa-bisanya Van lupa! Argh! Van! Kau dijebak lagi!
Brakkk!
Ditengah-tengah acara merutuki diri, tiba-tiba selimut itu tersingkap kemudian melayang tinggi dan jatuh.
Tentu saja pelakunya si Vano, lihat saja. Dirinya kini tiba-tiba sudah nangkring diatas Van, dengan muka konyolnya pemuda itu berkata.
"Kau kira selimut itu bisa menyelamatkanmu?"
Gulp!
Van meneguk ludahnya susah payah...
Gawat! Sepertinya dia salah lawan!
🌸
Dan terjadi lagi....
Namun kali ini Van tidak menyesal sedikitpun, kini justru ia merasa bahagia. Van, ia menatap lembut Vano yang masih terlelap dengan nafas teratur.
Jari-jari lentiknya menyentuh setiap inci wajah sang suami, diam-diam pipi Van merona.
Apakah dia baru sadar jika memiliki suami setampan ini? Oh sial! Dia memiliki hidung tinggi dan bibir yang bagus...
So kissable!
Ohohoho Hentikan pikiran kotormu!
"Sudah puas memandangiku sweetheart?"
Ups!
Van seketika menahan nafas, astaga!
Dengan cepat Van menarik tangannya, ck lancang sekali!
"Kau sudah bangun?" Tanya Van kikuk, ketara sekali dari gayanya jika ia kini sedang berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Emmm mungkin sejak jam lima tadi" jawab Vano yang membuat Van lebih merona lagi.
Sialan! Dasar tukang acting! Argh!
"Apa kau lelah?" Ujar pemuda itu tiba-tiba, ia merapikan rambut Van yang terlihat cukup acak-acakan. Ya benar rambutnya jadi sedikit rapi, tapi sekarang gantian hati Van yang amburadul dibuatnya.
Sepertinya Vano tidak memberikan jeda sedikitpun untuk Van agar bisa bernafas normal, ada saja tingkahnya.
Sedangkan yang ditanya hanya diam...
YA MASALAHNYA ITU PERTANYAAN TABU!!!! NGAPAIN NANYA KALO UDAH TAU! NANGIS NIH!
Cupppp
"Morning kiss"
Kan'-'
"Ekhem!" Van berdehem, bola mata gadis itu belingsatan kesana kemari. "Apakah disini tidak ada bahan makanan?"
Vano yang tau maksud Van tersenyum tipis, "Kau lapar?"
"Ya seperti yang kau lihat"
"Tentu saja ada sayang, mau kumasakkan untukmu?" Tawar pemuda itu, dirinya masih tidak membiarkan Van bergerak se inci pun. Lihat, gadis itu masih terlihat lelah akibat pergulatan semalam.
"Biarkan aku turun, aku yang akan memasak"
"Tapi-"
"Sepertinya kau tidak ingin merasakan masakanku"
"Bukan be-"
"Kan!"
"Huh... baiklah, sebelum itu ayo membersihkan diri dulu" ajak Vano, ia sudah akan menggendong Van ala Bridal style sebelum akhirnya gadis itu berceletuk.
