🌸

116 2 0
                                    




Sshhh


Gadis itu meringis pelan ketika kapas bertetes obat merah mengenai kulitnya, tangan mungil itu bergetar sembari terus menyapukan obat itu hampir keseluruh bagian yg terluka.



Sampai kapan ia akan terus seperti ini, luka yg kemarin saja belum sembuh tapi sang ayah tanpa belas kasihan malah terus menambahnya.



"Huh" Vanny menghela nafas lelah, bagaimana dia besok pergi kesekolah jika keadaannya seperti ini.





Tik.. tik.. tik..


Vanny memandang jam yang tertancap di dinding, ah sudah jam setengah sebelas malam ternyata.



Dengan segera, gadis itu mengemas semuanya dan beranjak menuju kasur kecil yg ia punya. Dengan posisi terlentang, dirinya berusaha menghirup oksigen sebanyak banyaknya.



Semua itu ia lakukan karena hidungnya mampet sehabis menangis, tentu saja untuk beberapa menit kedepan dirinya akan sulit untuk bernafas.




Tolong jangan cap dia sebagai seseorang yang cengeng, cobalah bayangkan jika kalian ada di posisi Vanny. Apakah kalian dapat bertahan selama itu? Apakah yakin jika kalian tidak adan menangis?



Mungkin ada yang iya
Mungkin juga tidak



Porsi orang berbeda-beda kawand, semua punya cara tersendiri untuk melampiaskan luka.





Tap...



Jari lentik Vanny mulai mengetik dengan lincah di layar ponsel, dengan raut wajah murung ia akhirnya menekan tombol kirim.



"Astaga... gajiku pasti akan dipotong oleh paman" rutuknya karena terpaksa harus meliburkan diri untuk esok hari.




Yang dimaksud paman oleh gadis itu adalah seorang laki-laki tua pemilik sebuah kedai, sudah 2 tahun terakhir ini Vanny berusaha menyambung hidup dengan bekerja paruh waktu di kedai mie milik paman Nil. Sebab 2 tahun itu pula ayahnya tidak pernah memberikan sepeser dana pun untuk sekedar membayar biaya sekolah, jadi mau tidak mau dirinya harus membagi tenaganya untuk beraktifitas di sekolah hingga pukul 1 siang dan pulangnya langsung melayani pembeli di tempat kerja hingga larut malam.




Untung saja paman Nil adalah tipe orang yang ramah dan penyayang, ia bahkan sudah menganggap Vanny seperti anaknya sendiri. Jadi ia nyaman-nyaman saja bekerja disana, seniornya pun selalu menyambutnya hangat setiap dirinya baru menginjakkan kaki ditempat itu.




Tanpa pernah diduga
Vanny seperti mendapatkan keluarga baru, meski faktanya mereka adalah orang lain yang tidak ada sedikitpun hubungan darah dengannya.




Ting!


Sebuah notif pesan muncul, Vanny buru-buru membukanya





Paman Nil
|Tidak apa nak...
Kau boleh tidak masuk besok
Dan tenang saja, gajimu tidak akan ku potong😊
Cepat sembuh gadis pintar...





Hati Vanny menghangat melihat pesan itu, kekhawatirannya mendadak hilang. Senang sekali rasanya jika untuk bulan ini gajinya masih utuh, hitung-hitung untuk membayar tunggakan spp.





Me:
Terimakasih banyak paman😊|




Setelah mengetik balasan, gadis  menaruh ponsel di nakas dan kembali membenarkan posisi tidur yang sempat berubah.



Because U Are My Home (Fast Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang