🌸

11 1 0
                                    

Puk... puk...

"Sayang ayo bangun" Vano menepuk pelan pipi Van.

Gadis itu nyatanya masih sangat betah terlelap dalam dekapannya, entah sedang bermimpi apa. Kini Van malah tersenyum sendiri dan makin mendusel pada pemuda itu, dengkuran halus juga masih terdengar saking nyenyaknya gadis itu tidur.

"Hei... kita sudah sampai, apakah kau tidak ingin bertemu dengan ayahmu?"

Fyi, Vano melanjutkan perjalanan mereka dengan Van yang tidur memeluknya, bisa dibayangkan sulitnya bagaimana. Belum lagi gadis itu selalu banyak tingkah meski dalam tidur, encok sudah.

Dan yang paling membagongkannya lagi, pemuda itu terpaksa mengganti mode kaca yang sebelumnya berwarna hitam menjadi normal kembali. Otomatis seluruh atensi pengguna jalan selalu tertuju pada mereka, tapi Vano yang memang dasarnya bodoamatan ya santai-santai saja.

Kini mereka berdua sudah sampai di kediaman Xavier, sengaja memang untuk langsung membawa Van kesini. Dean alias ayah gadis itu juga sudah menunggu kedatangan putrinya, apalagi Agatha. Ibu dua anak itu kini tengah mesam mesem melihat tingkah dua anak muda yang masih berada didalam mobil itu.

"Aduhhh romantis pisan!" Kelakar wanita itu sambil berulang kali memotret keduanya.

Lain lagi dengan Agatha, seluruh orang yang menyambut kedatangan mereka kini tampak terbengong-bengong melihat adegan diluar nalar itu. Terlebih lagi Xavier dan Dean, kedua pria dewasa itu tampak kompak meraup muka setelah itu mengelus dada.

Fix!
Harus segera dihalalkan ini!!!

"Sayang..."

"Hum!"

"Ap-"

Cuppp

"Diamlah! Aku masih mengantuk... 5 menit lagi oke" potong gadis itu lemah, kemudian kembali menutup mata.

Tidak tau saja jika kedua Pipi Vano kini tampak merona akibat ulah gadisnya. Cuma ya nanggung, campur malu juga karena dilihat banyak anggota keluarga. Coba saja kalau sepi:)

Huftt!

Vano meringis, akhirnya ia membuka pintu mobil dengan sebelah tangan. Pemuda itu mencoba untuk keluar mobil dengan beban yang tak mau lepas, pelan-pelan ia turun dari tempatnya. Takut-takut nanti anak orang yang ia bawa terpentok mobil, bisa panjang urusannya.

Ini saja nanti mungkin sudah runyam! Siapa suruh nyolong anak orang!
Om! Anakmu diculik sama si Vano noh!

"Bawa ke kamar, setelah itu langsung keruanganku" ucap Xavier tiba-tiba, pria itu hengkang dari sana diikuti oleh Dean yang memandang Vano dingin.

"Ck sudah, jangan perdulikan kepala suku. Ayo!" Ajak Agatha.

🌸

"Jadi?"

Dan disinilah Vano berada, disebuah ruangan bernuansakan hitam pekat namun glamour. Pemuda itu kini terduduk dengan tatapan datar seperti biasanya.

Saat ini ia tengah diintrogasi oleh dua bapak-bapak kepo, ketiga orang beda generasi itu tampak serius sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat ini ia tengah diintrogasi oleh dua bapak-bapak kepo, ketiga orang beda generasi itu tampak serius sekali. Terlebih Dean selaku ayah dari Van, tentu ia akan menjadi oknum yang paling khawatir dan juga marah karena tindakan Vano.

"Nothing else... Vano ga ngapa-ngapain dia. Ya setidaknya ga sampai kebablasan" sahut pemuda itu santai, malah dengan beraninya dia menampakkan sedikit smirk diakhir ucapannya. Membuat Dean yang tadinya hanya diam kini menggebrak meja didepannya.

"Bocah gendeng! Sudah kamu apakan saja anak saya!

"Ssttt! Tenang bro tenang, kita selesaikan secara kekeluargaan oke!"

"Matamu!" Dean menghempaskan tangan Xavier yang merangkulnya, enak saja.

"Sudah kamu apakan saja ha?!!! Jawab!!!!" Lanjutnya.

"Hhh... tidak ada... mungkin ci-"

BUAGH!!!!

Seperti sudah tau kelanjutan dari kalimat yang akan diucapkan Vano, Dean sudah terlebih dahulu menonjok wajah tampan pemuda itu.

Tak main-main, satu kali saja sudah membuat bibir Vano berdarah-darah. Xavier? Jangan ditanya, pria itu hanya menggelengkan kepala kemudian menenggak segelas wine yang kebetulan tersedia disana.

"Kurang ajar! Masa depan Vanny masih panjang! Dia berhak untuk memilih!"

"Ck, masa depan Van itu saya om. Dia ga perlu susah-susah milih, karena cuma ada satu orang yang bakal milikin dia. Yaitu saya!"

"Kamu?! Hahaha gila apa?! Sampai kapan pun saya tidak akan menyerahkan hidup putri saya untuk orang bejat macam kamu!"

"Kalau begitu... saya akan mengambil dia secara paksa dari anda. Siapapun tidak akan ada yang bisa membuat saya berpisah dengan Vanny, meskipun itu anda sendiri!"

BUAGH!!!

Lagi, Dean menghajar Vano tanpa ampun hingga seluruh wajah pemuda itu tampak sangat mengenaskan. Sedangkan si empu yang dihajar hanya terdiam tanpa sedikitpun bergerak untuk melawan.

"Uhukkk menjadi seperti ini tidak akan membuatku mundur... luka kecil ini tidak sepadan jika itu dibandingkan dengan putri anda"

"Hah! Memang! Sampai kau mati pun itu tidak akan pernah menjadikanmu sepadan!" Hardik Dean, pria itu menghentikan aksinya ketika Xavier tiba-tiba saja mencekal dirinya karena sudah bertindak terlalu jauh.

"Uhukk... uhukk..."

Brukkkk!

Tubuh tegap itu pun akhirnya tumbang, dengan berhiaskan darah yang masih segar. Vano yang tampak pucat itu masih saja menampakkan senyum tipisnya.

"Bahkan sampai saya mati pun, Van adalah milik saya" ujar Vano lirih, tak lama kemudian matanya terpejam dan setelah itu ia pun kehilangan kesadaran.

"Lah semaput" Xavier bergeming, ia kemudian mengarahkan pandangannya pada Dean yang kini juga menatapnya.

"Anak lu!"

"Bukan!"

|15 JULY 2023|

Because U Are My Home (Fast Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang