🌸

24 1 0
                                    






"I------ eh Vano" mata Van terbelalak, ia cukup kaget melihat cowo datar itu datang ke kedai paman dengan kembarannya(?)




"Hmm, gw pesen mie 2 plus es teh 2" ucap Vano kemudian menyeret Vero yg matanya mulai jelalatan memandangi seorang pelayan mungil didekat Van, ralat... tubuh keduanya sama-sama mungil.





"Baik... ayo la!" Dengan muka yg sudah memerah, Van menyeret Lala yg masih kebingungan kearah dapur kedai.





Brakkk





"Haduhhh malunya" rutuk Van mengingat kejadian kemarin, sedangkan Lala hanya plonga-plongo tidak mengerti.




"Kenapa kak?" Mata gadis itu berkedip lucu




"Eng... engga hehehe, nanti kamu bantuin kaka nganter pesenan ya?"




"Siap!" Lala berpose layaknya seorang paskibra yg di sambut oleh kekehan dari Van.







Kita beralih pada 2 bujank yang kini duduk menunggu pesanan....







"Mata gw katarak apa begimana anying, kok---- argh pasti gw salah liat!" Vero mengomel sendiri, pasalnya pelayan yg ia lihat tadi mirip dengan seseorang.




Vano memutar bola matanya malas, sudah banyak orang yg Vero katakan mirip dengan kekasih hayalannya itu. Sampai Uke yg magang di perempatan pun dibilang mirip, astagaaa kepala Vano serasa ingin copot jika terus memikirkan kegilaan kakaknya itu.




Terlebih lagi, ia masih kaget dengan fakta Van menjadi pelayan disini. Besok, dia akan mengintrogasi gadis itu....
Tunggu saja.





"Permisi... pesanan datang" ucap 2 gadis yg kini membawa satu nampan masing-masing berisi hidangan yg di pesan, sontak kedua cowo yang duduk itu mengangkat wajahnya.





Di perhatikannya gadis yg menaruh pesanan di meja disertai senyum ramah yang tidak pernah luntur, tidak tau saja mereka kalau Duo Kembar di depannya itu rasanya ingin melebur sekarang juga.






"Silahkan dinikmati... permisi" akhirnya 2 gadis cantik itu undur diri, menyisakan suasana sunyi di meja bertuliskan nomor 8 itu.










🌸~









Pukul 13.00



Vano dan Vero baru saja sampai dirumah, mengingat 3 jam sudah mereka berada di kedai mi.





Makan mie = 3jam





Bagus sekali keleletan mereka bertambah ckckck.





Tapi fakta yg sebenarnya bukan itu, kalau soal makanan. Mangkok yg berisi mie itu sudah tandas sejak 30 menit berada di meja. Kalian mau tau dua setengah jam nya lagi untuk apa?





Iyap!
Seratus untuk kaliannnn




Mereka mengabiskan atau bisa dibilang menyia-nyiakan waktu hanya untuk melihat Van dan Lala berwara-wiri melayani pelanggan, aaaa kembaran itu pasti tidak akan lupa senyuman keduanya yg begitu manis.






Buktinya
Si Gila dan Si Datar itu
sama-sama masih menahan senyum sejak tadi, malu sumpah jika sampai tindakan aneh mereka ini tercyduk oleh sang mama. Bisa-bisa diintrogasi sampe mampos!









🌸~









Rumah Van....




Van siang ini baru pulang dari kedai, gadis itu kini sedang mencuci pakaian ditemani oleh penat yg menguasai setiap harinya.








Brakkkk







"VAN!!!! HEHHH ANAK PEMBAWA SIAL!!!"





Entah harus merasa takut atau senang mendengar suara ayahnya, tapi ia harus segera menghampiri sang ayah sebelum kemarahan orangtua tunggalnya itu semakin menjadi.






"I.. iya yah ada apa?" Van bertanya takut-takut, apalagi setelah mencium bau alkohol yg menyeruak dari tubuh ayahnya.





"CEPET MASUK KAMAR! AYAH ADA TAMU! GAUSAH BIKIN MALU KAMU!"






Deg!






Airmata Van seketika langsung meluncur dari tempatnya, ia tahu betul apa dan siapa yg dimaksud sang ayah dengan kata tamu.





Dan benar saja, beberapa saat kemudian. Datanglah seorang wanita berpakaian minim yg tentunya tidak akan ada sopan santun sedikitpun jika orang melihatnya.





Didetik berikutnya, Van sudah berlari dari sana dan masuk kedalam kamar. Tangisannya semakin kencang mengingat ayahnya yang berubah total, sejak kematian bunda. Ayah menjadi seorang pemabuk dan pecandu wanita penjaja diri.





"Hiks... hiks..." gadis itu semakin menenggelamkan wajah pada bantal ketika suara-suara aneh mulai menyapa telinganya, ia hanya bisa menangis dan terus menutupi kedua telinga jika sudah seperti ini.





Ya Tuhan...
Mengapa kau memberikan ujian hambamu sampai seperti ini?




Apakah Van memang di didik oleh Tuhan untuk menjadi gadis yang tangguh?





Dan kapan kah semua ini akan berakhir?






Sungguh
Van sepertinya sudah ingin menyerah saja menjalani hidup, tapi mengingat senyum dan perhatian serta semangat yg di berikan oleh orang tersayang membuat gadis yg kini menangis itu mengurungkan niat.

















Gw ngetik apaan woi😭
Tbc:))))

Because U Are My Home (Fast Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang