11. Aku milikmu
Dhugg
Agno menjatuhkan Bele keranjang. Walaupun kasur itu empuk, tapi cukup membuat nyeri pantatnya.
Segera Agno menindih Bele, mengunci pergerakan yang ingin melepaskan diri. Agno meraih tangan gadis itu dan menariknya keatas kepala Bele.
Dengan gesit ia mencium bibir merah itu. Memangutnya pelan, mencumbu seakan ingin memakannya.
Sedangkan Bele tampak pasrah. Tanganya yang dipegang kuat keatas oleh Agno membuat Bele kehilangan kendalinya. Terutama karena terbuai lemas oleh cumbuan Agno.
Agno melepaskan pangutannya, menatap Bele dibawahnya yang terengah-engah, dadanya nampak naik turun. Membuat Serigala didalamnya berontak ingin mengambil alih.
"Pangeran?" panggilan dari Bele yang lemas membuat Agno berpikiran liar. Ditambah keringat yang membuat aroma Bele menguar, membuat Agno pening.
Agno kembali mencium Bele, namun dilehernya. Membuat kecupan kecupan dan jilatan. Bele hanya menatap kearah atas memberi akses Agno menjilat leher mulus itu.
"emmh, stopp please!"
Namun Agno tak mengindahkan itu, tangannya merambat kedada Bele. Meremas lembut membuat lenguhan sang empu terdengar jelas.
Dengan jahil dia menelusupkan tangannya kearah belakang, meremas pantat Bele dengan gemas.
"Sudah hentikan kumohon!" Bele kembali mendapatkan kesadarannya. Terkahir, Agno kembali membuat cupang dileher Bele lalu menyudahi kegiatan nya.
"Bagaimana?"
"Kau gila!" tekan Bele.
"Bukankah kau menikmatinya?" goda Pangeran, Bele mengalihkan pandangannya.
Agno melepaskan genggaman tangan yang mengunci tangan Bele, "Dengarkan aku, aku tidak bermaksud membentak mu tadi, aku hanya khawatir kau tak ada dikamarmu,"
Membelai anak rambut Bele yang berantakan, "Kau tahu? Aku tak ingin kehilangan dirimu."
"Tapi aku bukan Putri, kita tidak sama!" Bele menatap mata emas yang bersinar itu.
"Kau akan segera menjadi putri bahkan Luna,"
"Tapi aku -"
"Sudah, aku tak ingin mendengar penolakan,siapapun kamu. Kamu milikku Bele, dan aku milikmu. Selamanya seperti itu," ucap Agno kemudian kembali membungkam bibir itu dengan ciuman.
«««««
Agno bangun dari tidurnya, melirik kearah samping tepat dimana mate nya tertidur pulas. Semalam tidak terjadi apa-apa, hanya Bele yang tidur didekapan hangat sang Pangeran.
Beranjak dengan hati-hati karena tak ingin membangunkan gadis itu, Agno memilih untuk mandi terlebih dahulu.
"Kau sudah bangun?"
Bele tergelonjak saat mendengar suara itu, lantas ia melihat Agno yang hanya memakai handuk yang melilit dipingangnya.
Agno mendekati gadis yang menatapnya dari ranjang itu. "Lebih baik kau mandi!" perintahnya halus.
"Dimana aku bisa mendapatkan pakaian?"
"Akan kusuruh omega menyiapkan perlengkapanmu, Bele aku harus pergi. Ada urusan dengan ayah hari ini, kau baik-baik disini. Tetap istirahat!"
Bele tersenyum kecil, lantas berdiri dan memeluk tubuh kekar Agno.
"Baiklah Pangeran, terimakasih atas perhatianmu,"
"Lihatlah dia Agno, dia sangat manis. Aku ingin keluar dan bertemu dengannya!"ujar Damian dipikiran Agno.
"Tidak sekarang Dam! Kau ingat, kita tidak boleh membuat Bele tertekan dan mengingatkan dia dengan kelemahannya."
"Kau benar. Tapi sampai kapan?"
Agno tidak menjawab pertanyaan Damian, dia memusatkan perhatiannya pada Bele yang berada dipelukannya, begitu manja dan Agno suka.
"Kau ingin bertemu dengan diriku yang lain?" tanya Agno hati-hati.
Bele yang semula menutup mata langsung membuka matanya. "Maksudnya?"
"Serigala ku, Damian. Tapi tidak sekarang. Aku hanya ingin kau tahu Damian sangat ingin bertemu denganmu," ucap Agno yang diprotes Damian karena Agno bilang Bele belum siap.
"Aku tentu saja mau, tapi apa Damian akan suka? Maksudku aku belum bisa mempertemukan Damian dengan serigala ku," ujar Bele tak enak hati. Kemudian mundur dari pelukan Agno. Berdiri canggung juga sedih karena mengingat Bele tak memiliki wolf hingga saat ini.
"Hei, sayang. Jangan seperti ini!" Agno mengambil sebelah tangan Bele karena mata Bele berkaca-kaca.
"Percayalah, Damian ingin berjumpa denganmu karena kau juga mate nya. Ada atau tidak wolf mu itu bukan masalah bagi aku dan Damian,"
"Ya, aku tahu. Terimakasih. Bilang pada Damian aku juga ingin bertemu dengannya," Bele terdiam.
"Aku harus mandi, kau pergilah karena mungkin ayah sudah menunggu!"
Bele berlalu dari hadapan Agno. Meninggalkan pangeran itu yang hanya diam.
«««««
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA'S DESTINY [ END ]
Werewolf*** Takdir selalu tak terduga, suka atau tidak kita harus menjalaninya. Agnoraga Demetri Apollo, keturunan murni Dewa Serigala itu telah melenyapkan seseorang yang berkuasa. Hingga takdir membawanya bertemu sang mate, ada banyak rahasia dibalik ca...