16. Masalah
Bele terbangun dari tidurnya, dia merasakan usapan lembut secara teratur di punggungnya.
Dengan posisi Bele yang menyamping sambil meletakkan kepalanya didada bidang Pangeran dan memeluk pria itu.
Bele menjauhkan kepalanya saat sadar dia tidur dengan lengan Pangeran menjadi bantalannya.
"Selamat pagi, bagaimana kabarmu? Apa tubuhmu masih sakit? " tanya Pangeran Agno. Bele tersenyum, menatap Pangeran itu.
"Kenapa?" melihat Bele menatapnya seperti itu, rasanya menjadi panas, sepertinya ada yang salah dengan pipinya.
"Aku baik-baik saja Pangeran, dan semua ini berkat dirimu," jawab Bele.
Agno memincingkan matanya, "Apa kau sedang merayuku Tuan Putri?"
Bele tertawa kecil lalu tersenyum lagi. Rasanya senyuman itu sangat indah dan Agno sangat menyukainya.
"Pangeran apa akan pergi karena urusan istana?"
Mengerti kemana arah pembicaraan mereka, Agno menyusupkan tangannya dipunggung Bele, memeluk dengan posisi tidur.
"Ya, itu tugasku. Tidak akan lama aku janji,"
Bele mengangguk lesu, "Baiklah,"
"Kenapa? Biasanya kau malah ingin aku cepat pergi dari hadapanmu?" sindir Pangeran, Bele yang tak terima mencubit lengan pria itu.
"Enak saja! Kapan saya seperti itu?" rajuknya.
"Kenapa kau formal begitu hmm? Dengan Damian kau sepertinya lebih lepas. Kau bahkan tak memanggilnya dengan embel-embel 'pangeran'. Kenapa denganku beda?"
Bele menyengir lucu. Dia juga lupa kalau Damian juga Pangeran seperti Agno.
"Hehehe, ntahlah"
"Kau ini! Kau tahu? Damian sekarang menggonggong kesenangan karena dia menganggap jika dirimu lebih nyaman dengan dia,"
"Memang saya lebih nyaman dengan Damian," kata Bele mengundang tatapan datar Agno. Dia memeluk erat Bele,tidak bahkan terpikir meremas tubuh kecil ini. Namun, dia urungkan karena Bele masih sakit.
"Kau pasti lebih nyaman denganku! Dan itu harus!" ujar Agno dengan mengencangkan pelukannya.
Bele tertawa lepas, karena tubuhnya dalam dekapan Agno.
"Hahahaha! Ih jangan seperti itu, itu geli! Pangeraan!" Bele berontak.
Agno melepaskan pelukannya, "Ayo kita mandi, lalu sarapan. Aku akan menyuruh omega mengambilkanmu sarapan, kau masih harus istirahat,"
"Tapi aku sudah baik-baik saja?" protes gadis itu.
"Tidak, ini perintah!" telak Pangeran. Dia tak mau berdebat dengan gadis dipelukannya itu, mengingat Bele keras kepala.
Sedangkan Bele cemberut.
"Jangan memajukan bibirmu seperti itu jika kau tak mau menerima resikonya!" kata Pangeran yang spontan membuat Bele mendatarkan kembali bibirnya.
"Ayo mandi, kebantu kau kesana. Atau kau mau aku mandikan sekalian?" gurau Agno, dia tahu Bele pasti akan menolaknya.
Namun jawaban Bele membuat Agno menatap Bele dengan intens, "Ya aku mau," tiga kata membuat Agno membeku.
Seringai miring tercipta dibibirnya, "Maka akan kau dapatkan."
«««««
Wanita dengan membawa nampan berisi ramuan melangkah pelan. Sampai disebuah lorong dia berpapasan dengan Luna Alishas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA'S DESTINY [ END ]
Werewolf*** Takdir selalu tak terduga, suka atau tidak kita harus menjalaninya. Agnoraga Demetri Apollo, keturunan murni Dewa Serigala itu telah melenyapkan seseorang yang berkuasa. Hingga takdir membawanya bertemu sang mate, ada banyak rahasia dibalik ca...