12. Bunga Lavender 1
Bele sedang berada didapur istana. Tadi saat selesai mandi, Bele tidak melihat Pangeran Agno.
Sebenarnya bukan tidak mau bertemu serigala Agno, hanya saja Bele malu karena dirinya yang tidak sempurna.
"Astaga!"
Teriakan itu membuat Bele menoleh kebelakang. Disana para omega datang, mereka baru saja masuk kedapur karena tadi semua omega dan warrior berada didepan untuk mengantar kepergian Alpha Rolex dan Pangeran Agno untuk urusan Pack.
"Kenapa Tuan Putri ada disini?" tanya ketua omega.
"Ah, aku hanya ingin membantu memasak, bolehkan?" melihat respon para omega itu hanya diam memandangnya membuat Bele gugup,
"Te-tenang saja, aku biasa memasak dan tak akan membuat orang istana keracunan, aku janji," cicit Bele.
"Aku membantu saja! Dan tidak akan mengacau," sambungnya,
"Tentu saja, Tuan Putri boleh memantau kami disini," jawab ketua omega itu. Bele tersenyum, memang sulit beradaptasi disini. Istana sebesar ini menampung banyak omega. Mengingat semua omega di Redmoon Pack dulu juga dipindahkan kesini.
Semua omega berjalan menuju ke tempatnya masing-masing. Mereka walaupun dulu dari Pack berbeda tapi kini telah menyatu.
Bele melihat satu kuali yang kosong, tidak diambil oleh omega lain. Mungkin ia bisa gunakan itu untuk membuat sesuatu.
Saat ingin mengambil kuali itu, tangan lain juga mengambilnya, "Maaf Tuan Putri, saya tidak bermaksud," ujar omega itu. Dari gestur tubuhnya gadis itu ketakutan.
"Tidak papa, kukira ini tidak ada yang memakai, jadi kupikir aku akan membuat sesuatu untuk Pangeran, tapi jika kau mau menggunakan itu, ambilah. Aku bisa mencari yang lain," kata Bele
"Ti-tidak Tuan Putri, saya tidak -,"
"Rora! Apa yang kau lakukan? Jangan mengganggu Tuan Putri dan cari hal untuk dilakukan!" ujar ketua omega memarahi gadis itu, kemudian beralih menatap Bele,
"Maafkan saya Tuan Putri, saya lalai terhadapnya, dia hanya omega baru, tolong jangan dihiraukan. Tuan Putri perlu sesuatu?"
Bele tersenyum lembut menatap ketua omega, "Tidak papa, dia tidak mengganggu ku, bolehkah kau tinggalkan aku dengannya? Sepertinya aku akan memasak bersamanya,"
Ketua omega bernama Christi itu menatap gadis kecil itu, lalu kembali menatap Bele dengan senyuman, "Baiklah Tuan Putri, jika dia melakukan kesalahan beritahukan saya saja, saya akan segera menghukumnya,"
"Oh tentu,"
Setelah kepergian ketua Omega, Bele menggenggam tangan omega yang ada didepannya. "Kau baik-baik saja?" tanya Bele. Bele tahu walaupun omega itu menunduk dia sedang gugup.
"Sa-saya tidak apa-apa Tuan Putri," jawabnya.
"Kalau begitu, temani aku memasak untuk Pangeran, kau mau?"
Omega itu mengangguk, mungkin masih sungkan dengan Bele. Padahal sebenarnya Bele juga masih sungkan dengan semua orang yang ada disini.
«««««
"Sepertinya kau lebih muda dari aku," kata Bele memulai percakapan antara mereka. Omega itu sedang menyiapkan kuali dan kayu untuk memasak.
"Iya mungkin begitu Tuan Putri,"
"Siapa namamu?"
"Saya Aurora, Tuan Putri bisa panggil saya Rora,"
"Baiklah Rora, bagaimana jika kau menolongku membuat api, bisakah kau mengambilkan aku beberapa pemantik api?"
"Ehm bagaimana kalau saya menggunakan kekuatan saya?"
Bele menoleh menatap Rora, "Kekuatanmu?"
"Iya Tuan Putri," Kemudian Rora seperti merapalkan sesuatu, dengan tangannya tiba-tiba api muncul dikayu itu.
"Waww haha, aku tak menyadari, kau seorang Elf?" kagum Bele. Rora Menyerngit bingung,
"Bukankah Tuan Putri bisa mencium aroma Elf saya?" tanya Rora, Bele terdiam. Memang tak banyak yang mengetahui jika Bele itu tidak seperti yang lain. Bele tak sempurna.
"Aku tak bisa, aku berbeda," ujar Bele kecut, mengambil beberapa bumbu untuk dimasak yang sebenarnya untuk mengalihkan pembicaraan.
"Tuan Putri tahu? Terkadang sesuatu yang istimewa perlu disembunyikan terlebih dahulu, karena jika terbongkar itu akan merugikan diri sendiri,"
"Maksudnya?" tanya Bele bingung. Rora tersenyum manis, calon Lunanya itu sangat baik dan cantik membuat Rora melupakan ketakutannya,
"Anda cantik," perkataan Rora membuat Bele tertawa,
"Jadi Rora, apakah kau tahu apa makanan kesukaan Pangeran selain daging Rusa segar yang dia buru sendiri?"
«««««
"Ternyata Tuan Putri sangat lihai memasak," ujar Rora takjub,
"Terimakasih, aku belajar saat aku masih kecil," Rora menganguk mengerti.
"Jadi Rora, sepertinya aku suka dengan kepribadian mu, jadi temanku bagaimana?"
"Ah? Saya tentu tidak pantas, saya adalah Omega, dan Tuan Putri adalah calon Luna,"
"Lupakan saja status itu, aku tak punya teman Rora, kenapa kau tak mau?"
"Bukan seperti itu Putri, hanya saja saya merasa tidak sepadan,"
"Rora, jika kau menganggap aku calon Luna, harusnya kau menuruti perintahku bukan begitu?" Bele tersenyum melihay Rora menjawab iya.
"Lihat! Bukankah itu Lavender?" tanya Bele melihat sekeranjang bunga ungu cantik itu.
"Benar Tuan Putri, daridulu Goldmoon Pack pasti menghias ruangan dengan Lavender itu, apa Tuan Putri suka?"
"Ya! Lavender adalah kesukaanku. Bahkan aku berharap aku bisa pergi ketempat dimana Lavender tumbuh banyak dan cantik, itu pasti menyenangkan," ujar Bele antusias.
"Maka kau akan mendapatkannya," ujar seseorang dibelakang Bele dan Rora.
«««««
Tap tap bintang untuk vote ya gaes yaaa
Aku bakal sering rajin up dalam satu minggu sampai beberapa kali, tapi nggak bisa kaya dulu yang setiap hari.
Semoga kalian suka dan stay dengan Alpha's Destiny
Typo nya juga ditandai yaa kalau adaa, belum sempat Revisi soalnya ><
Terimakasih sudah membaca,
With Love,
LIBRAA ❤💛💚
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA'S DESTINY [ END ]
Werewolf*** Takdir selalu tak terduga, suka atau tidak kita harus menjalaninya. Agnoraga Demetri Apollo, keturunan murni Dewa Serigala itu telah melenyapkan seseorang yang berkuasa. Hingga takdir membawanya bertemu sang mate, ada banyak rahasia dibalik ca...