30. Bertarung Dengan Cantik
"Tidak!"
"Kumohon?"
"Sudah kukatan tidak!"
"Tapi aku mau dan aku ingin, kenapa kau tak memperbolehkannya?"
"Untuk apa melakukan itu,"
"Tentu saja melindungi diriku sendiri,"
"Aku yang akan melindungi mu, tenang saja!"
Bele memberenggut akan jawaban Agno. Bele berusaha membujuk Agno agar mau melatihinya bela diri. Mungkin menggunakan pedang atau panah.
Namun, lelaki itu tampaknya tak suka dengan idenya.
"Kenapa tidak boleh?" tanya Bele kecewa,
"Aku tak ingin kau terluka itu saja," jawab Agno memalingkan wajahnya. Melihat raut kecewa Bele membuatnya merasa sakit,
"Aku- aku hanya ingin bisa bela diri. Kau bilang kau hanya ingin aku yang menjadi Luna," ujar Bele dengan mengejar Agno.
Lelaki itu terus berjalan melewati anak tangga tanpa menghiraukan ucapan gadis dibelakang nya.
"Memang hanya kau!" tekan Agno sambil terus melangkah,
"Maka dari itu, ijinkan aku ya Pangeran?" mohon Bele mencoba lembut dan manis untuk meluluhkan pria keras kepala itu.
"Tidak! Tidak ada hubungannya menjadi Luna dengan berlatih bela diri!"
"Tentu ada! Apa kau pikir rakyatmu mau menerima aku yang lemah? Oh atau kau ingin memberi kesempatan untuk Gita?" tuduh Bele kepada Agno, spontan Agno langsung menghentikan langkahnya. Dia mendorong Bele, merapatkannya pada tembok. Bele terkejut dan sedikit meringis karena benturan dengan tembok,
"Kenapa kau selalu menuduhku seperti itu? Harus ku tekankan berapa kali lagi Bele? Aku hanya menginginkan dirimu!"
Senyuman hampir mengembang dibibir Bele jika ia tak menahannya, Bele langsung mengubah raut wajahnya menjadi marah,
"Maka? Kau harus melatihku bela diri, oke?"
Agno menatap gadis di rengkuhannya itu dengan seksama, didalam pikirannya dia dan Damian berdebat mengenai permintaan mate mereka,
Agno dan Damian hanya tidak ingin Bele kesakitan atau terjadi sesuatu. Mengingat masih banyak masalah yang belum terpecahkan mengenai Bele.
Terutama tentang panah yang dulu mengandung racun itu. Siapa yang melakukannya?
"Pangeran! Kenapa malah melamun? Katakan iya!" kata Bele menyadarkan Agno dari lamunannya
"Tidak!"
"Maka aku tidak akan mau satu kamar denganmu, tidak seranjang dan tidak mau bertemu denganmu!"
"Hei!" Agno memotong ucapan Bele, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Bele, membuat gadis itu terintimidasi,
"Apa yang kalian lakukan?" ucap seseorang yang ternyata Gita,
Gadis itu syok dengan posisi Bele dan Agno, apakah mereka melakukan itu diluar ruangan seperti ini? Seakan hati Gita teremas. Sakit.
Melihat Gita yang terkejut seperti itu, Bele mengambil kesempatan,
"Kami berciuman,"
"Hah?" ucap Gita dan Agno, lelaki itu sedikit terkejut dengan ucapan Bele. Karena niatnya hanya ingin menghentikan ucapan Bele bukan mencium gadis itu.
Sedangkan Gita menyembunyikan tangannya yang mengepal. Rasa cemburunya membakar hatinya.
Melihat lelaki yang kau sukai bersama dengan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA'S DESTINY [ END ]
Hombres Lobo*** Takdir selalu tak terduga, suka atau tidak kita harus menjalaninya. Agnoraga Demetri Apollo, keturunan murni Dewa Serigala itu telah melenyapkan seseorang yang berkuasa. Hingga takdir membawanya bertemu sang mate, ada banyak rahasia dibalik ca...