19. ALPHA'S LITTLE FRIEND

7K 668 10
                                    

19. Teman Masa Kecil Alpha

"Merasa baik?"

Bele menganguk saja. Mukanya datar tak ada senyuman membuat Agno begitu pula Damian frustasi.

Jika saja mereka sudah melakukan penyatuan, Damian pasti bisa mendengar dan merasakan apa yang Bele rasakan.

Teka teki dari perempuan dari dulu membuat Agno sangat pusing. Kaum perempuan sangat suka mencari masalah. Kenapa tidak terus terang saja?

"Sayang?"

Bele menatap kearah Pangeran tampan itu. Mata emasnya yang mempesona, pahatan wajah yang sempurna dan semua kepribadian yang melekat di Pangeran sungguh luar biasa.

Bele merasa lucu. Bagaimana Agno yang sempurna bisa mendapatkan pasangan seperti dirinya.

Itu membuat Bele Badmood seketika.

"Kenapa?" tanya Agno lagi serta mencoba sabar.

"Aku tadi sudah kedepan untuk menyambutmu kau tahu?" kata Bele dengan marah, Agno mencoba menenangkan Bele yang sepertinya terpancing emosi dengan diam mendengar unek-unek matenya.

"Tapi tadi itu sangat ramai dan apalagi teman Alpha Rolex sepertinya sangat mengharapkan kau menjadi pasangan anaknya, huh aku tak ingik merusak kebahagiaan itu dengan muncul didepan kalian,

"Dan sepertinya kau tak keberatan dengan itu. Kau bahkan tersenyum saat orang itu menginginkan kau dengan Putrinya," lanjut Bele berapi-api. 

"Aku tak begitu! Aku hanya mau kau menjadi mate ku. Dan kapan aku tersenyum? Aku tidak tersenyum," ujar Agno membela diri.

Bele menggeram pelan, dia melepaskan tangannya yang digenggam Sang Pangeran.

Dia menerjang tubuh tegap itu sampai Pangeran terjatuh diranjang, Bele langsung menduduki perut Agno sebelum pria itu bangkit.

"Tak usah mengelak! Pikirmu aku tak melihat hah? Dasar! Kau mengaku menjadi mate ku tapi matamu masih jelalatan dengan perempuan yang lebih cantik!"

Bele mengguncang bahu pria yang ditindihnya, "Mengaku saja dasar brengsek!" sunggutnya dengan berani.

Sedangkan Agno hampir saja tertawa, dia merasa bahagia ketika matenya bersikap seperti ini.

Berani dengannya dan juga agresif. Ah pikiran yang terakhir sepertinya dari Damian.

Lamunannya kembali saat merasakan pukulan didadanya bertubi-tubi.

"Hey hey tenang! Dengarkan dulu," kata Agno seraya menggenggam tangan kecil yang memukulinya.

"Aku mengingatnya, aku tersenyum ketika melihat Hera yang menahan kantuk bersama pengasuhnya, kau pasti tak melihat karena tertutupi yang lainnya," jelas Agno dengan tenang,

"Lagipula aku lebih suka kau yang berani seperti ini, cantik saja tak cukup untukku. Aku lebih menyukaimu yang Agresif dan sangat panas," usil Agno yang membuat Bele seketika tersadar dengan posisinya.

Bele akan turun tapi malah dipeluk oleh Pangeran. Membuatnya terjatuh didada pasangannya itu.

"Mau secantik apapun gadis diluar sana, kau yang kupilih Bele. Kau pasanganku, kau takdirku. Kumohon berhenti berpikir aku akan mengabaikamu," kata Agno dengan serius. Tangganya mengusap punggung dipelukannya. Bele mendengarkan detak jantung pangeran yang membuatnya terbuai.

"Tapi kalian sempat dijodohkan," guman Bele kecil,

"Dan tetap kau takdirku, belahan jiwaku. Ini adalah hidupku, tak akan bisa ada yang mengaturnya selain diriku sendiri."

ALPHA'S DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang