Tentu perintah itu tidak Bele lakukan. Apa-apaan pria itu!
Sebelum semakin menjauh, Bele yang mengambil kendali mengejar Damian. Kaki depannya menendang tubuh serigala emas itu hingga sang empu terjatuh.
Tanpa berkata, Damian membalasnya. Menyerang serigala betina itu dengan ganas tanpa memperdulikan hal lain.
Jujur saja Bele terkejut, ada apa sebenarnya dengan Damian dan Agno. Mate nya itu tanpa rasa kasihan melempar tubuhnya hingga mengenai sebuah pohon dan tumbang.
Bele meraung, merasakan sakit karena punggungnya terhantam dengan keras. Ia berdiri dengan tertatih, menatap mata serigala yang menggerang dihadapannya.
"Ini seperti bukan kalian!"
Damian tidak menjawab, dia menatap datar dan berbalik pergi. Bele berlari dan melompat ketubuh serigala itu, menggigit punggung Damian agar mengatakan sesuatu.
Serigala besar itu menyalak keras, menggoyangkan tubuhnya agar Bele melepas gigitannya. Cakarnya meraih serigala diatasnya sehingga terlepas gigitannya.
Pertarungan tak terelakkan, Damian menyerang kembali serigala putih itu. Cakar tajamnya menggores leher serigala didepannya.
Bele mengaing, cakar Damian yang mengandung racun membuat Bele seketika merasakan panas. Untung saja Celine memiliki kekuatan hingga memperlambat racun itu merambat ketubuhnya.
Dan yang terakhir Damian menggigit kaki depan sebelah kiri sehingga Bele mengaum dengan keras hingga terdengar retakan.
Davian dengan cepat melerai keduanya. Mendorong tubuh Damian yang besar. Walau tak sebesar Damian namun wolf Davian juga tergolong besar.
Damian balik membalas, tanpa waktu lama Davian ambruk didepannya. Serigala itu mengaum, menunjukkan dialah penguasanya. Semua menunduk mendengar suara auman itu.
Setelah beberapa saat ia kembali dari balik batu besar, pakaiannya telah koyak. Namun itu bukanlah sesuatu yang tabu. Damian menutupi tubuhnya dengan jubah yang sebelumnya dipakai para vampir yang sudah mati.
"Bele kau baik-baik saja?" Indira yang datang langsung memeriksa kaki serigala Bele. Serigala putih itu berangsur-angsur kembali ke tubuh humannya. Dengan sigap Indira menutupi tubuh polos Bele dengan kain yang selalu dibawanya.
Dalam wujud manusia kondisi Bele tidak terbilang baik. Kakinya berdarah dan memar sedangkan lehernya membiru karena sayatan dari cakar Damian.
Damian menatap keduanya dengan pandangan yang memiliki arti tersendiri. Saat matanya menatap mata gadis itu, Damian memberikan pandangan yang dingin.
"Sudah kubilang, pergi! Jangan temui aku lagi! Sebodoh itukah kau hingga tak bisa memahami perkataanku!" Ucapnya dengan menusuk.
Bele tentu terkejut, apa ada yang salah?
"Aku tak mengerti, aku hanya ingin me-"
Damian mengangkat kelima jarinya, menghentikan ucapan Bele. "Aku muak denganmu!"
Seketika mata Bele membulat tak percaya, "Apa?" lirihnya.
Indira mundur ketika Damian mulai mendekat, sebelah kaki Bele berlutut mensejajarkan dengan tinggi Bele yang terduduk.
Ibu jarinya mengangkat dagu Bele tinggi hingga mendongak kearahnya. "Aku Me-Reject mu, Bele!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA'S DESTINY [ END ]
Werewolf*** Takdir selalu tak terduga, suka atau tidak kita harus menjalaninya. Agnoraga Demetri Apollo, keturunan murni Dewa Serigala itu telah melenyapkan seseorang yang berkuasa. Hingga takdir membawanya bertemu sang mate, ada banyak rahasia dibalik ca...