18. FOREIGNERS

7.1K 636 2
                                    

18. Orang Asing

Selene Dalia Cybele

Pagi-pagi sekali Bele berdiri dibalkon kamarnya, memandang hamparan hutan yang lebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi-pagi sekali Bele berdiri dibalkon kamarnya, memandang hamparan hutan yang lebat. Walau sebenarnya dia melamun disana.

Mendengar suara penyambutan Pangeran, Bele bergegas turun. Langkah demi langkah Bele lalui. Setiap Bele melangkah ucapan sang Alpha minggu lalu selalu mendengung ditelinganya.

Bangsa gumiho yang telah membuat Agno kehilangan kakaknya. Putri Luna Alishas yang pertama.

Itulah kenapa Luna Alishas enggan berbicara dengannya semenjak dia tahu kalau Bele berteman dengan gumiho.

Mungkin Luna Alishas masih terbayang dengan peristiwa itu. Bele mencoba memahaminya.

Namun, tidak semua gumiho seperti itu kan? Indira itu sangat baik. Dan Bele masih belum bertemu dengan temannya itu.

"Salam Alpha, Luna," hormat Pangeran Agno kepada ayah dan bundanya.

"Selamat datang kembali putraku. Kau hebat telah menyelesaikan misi ini," puji Alpha Agno.

Luna Alishas memeluk sang Putra erat. Merindukan lelaki kesayangannya.

"Bunda? Kau kurusan?" tanya Agno dipelukan bundanya.

"Kau ini! Jangan meledek bunda! Bunda sedang suka makan," rajuk Luna Alishas. Memang badan Luna Alishas agak sedikit gemuk dari seminggu yang lalu. Entahlah Luna itu akhir-akhir ini memang sering makan.

"Kau akan selalu cantik dengan apapun bentuk tubuhmu,"

"Putraku ini memang hebat!"

"Luna benar sekali, dia memang calon Alpha yang hebat nantinya," ucap seseorang tiba-tiba.  Bele yang daritadi menyimak tak mengenal pria yang semuran dengan Alpha Rolex itu.

" Matteo!" sapa Alpha Rolex pada pria itu. Sepertinya kerabat atau saudara, mereka berpelukan dan saling merangkul nampak sekali kebahagiaan keduanya.

"Kau tahu Alishas? Putramu itu sangat hebat ilmunya. Astaga aku bahkan sangat ingin bercerita kepada kalian bagimana Agno membantai para rogue dan witch penganut sihir hitam itu," bangga pria bernama Matteo.

Semua orang yang ada disitu tersenyum dan tertawa bangga. Mungkin hanya Bele yang tak tahu arah pembicaraan mereka.

Dia terdiam kaku dibelakang. Padahal rasanya ingin sekali memeluk sang mate.

"Tentu saja Putraku ini sudah sangat pantas menjadi Alpha, dia Dewa Serigala!" ujar Alpha Rolex.

"HAHAHA, Kau benar, astaga dia tak menampakkan wujud serigalanya saja aura kepemimpinan sudah menyeruak," sahut Matteo.

"Cocoklah dengan Putriku, dia juga sangat pandai bertarung," lanjut pria yang kini menggenggam seorang gadis cantik yang tinggi dan sangat memawan.

Bele merasakan nyeri di hatinya. Apakah Agno akan memilih gadis itu? Gadis yang sangat sempurna untuk dijadikan Luna. Tak seperti dirinya.

ALPHA'S DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang