36. Bertemu 'Dam'
"Biarkan aku memeriksa dirimu, ulurkan tanganmu!" pinta Grace dengan lembut pada Bele yang baru tersadar.
Gadis itu enggan berbicara dengan siapa pun, racun dari cakar Agno sudah disembuhkan oleh dokter pack, tinggal memulihkan tenaganya.
Dan kakinya yang terkeda pedang Gita, Bele masih belum mendapatkan kemampuan untuk menyembuhkan diri dengan cepat.
"Kau akan pulih sebentar lagi, istirahatlah!" kata Grace dengan canggung.
Semenjak apa yang terjadi kemarin, Grace menjadi sungkan dengan Bele. Banyak rahasia yang diri Bele miliki namun Grace tak tahu apa itu.
Bele menatap Grace dengan bingung, "Kau terlihat menghindarku kenapa?" tanya Bele,
Grace terdiam, dia tersenyum terpaksa kepada Bele, "Tidak, hanya aku buru-buru harus pergi untuk membuat racikan ramuan lagi," kata Grace dengan gugup, dia menggaruk lehernya ketika tatapan Bele seperti mengintimidasinya.
"Kenapa Agno menyerangku Grace?" tanya Bele dengan berguman, Grace menoleh mendengar ucapan Bele,
"Apa?"
"Aku sungguh bingung, kenapa aku terbaring disini dengan racun Pangeran? Seingatku aku hanya berjalan mengejarnya," ungkap Bele,
Grace berlari kearah Bele, mendekati gadis itu hingga melupakan rasa canggungnya.
"Kau apa?" tanya Grace dengan bingung,
"Aku apa?" tanya Bele kembali juga dengan bingung.
"Kau tak memingat kejadian ini sebelumnya?" jawab Grace dengan gemas,
Bele menggeleng, "Maka dari itu aku bingung Grace, apa salahku? Bukankah seharusnya aku yang marah?" ujar Bele lirih,
Mengingat dirinya yang bukan menjadi pasangan Pangeran. Tentu jika dilihat dari sudut pandang takdir, Bele adalah pasangan Agno, tetapi kenyataannya dia bukan. Pangeran itu kini milik Gita.
"Hei, jangan menangis kumohon," Garce mengusap air mata dipipi Bele, "Aku tahu menjadi kau pasti tidak mudah, tapi kau kuat. Kau hebat," lanjutnya.
Bele tersenyum, dia menatap Grace dengan serius, "Jadi, bisa kau ceritakan kenapa Pangeran menyerangku?
Garce kemudian menceritakan apa yang telah Bele lakukan, dia begitu heboh ketika menceritakan saat Bele mengendalikan sulur,
"Aku? Menyerang mereka?" tanya Bele terkejut, apa ini. Dia bahkan tidak ingat sama sekali, Bele sungguh tak merasa jika dia berbicara dengan alam dan mengendalikan mereka untuk menyerang.
Grace menyadari satu hal, "Ada yang salah disini. Kenapa kau tidak ingat apa yang telah kau lakukan ?"
«««««
Bele membuka matanya kala mencium aroma wewangian yang segar, ikatan mate ini terkadang membuat Bele bingung. Haruskah ia yang menyatakan reject?
Agno melangkah mendekat, karena tirai yang tersingkap Agno dapat melihat Bele yang menatap kearahnya.
Lelaki itu berhenti melangkah, menatap mata yang kemarin merah itu kini menjadi biru cerah kesukaanya.
Keduanya saling menatap, namun mereka saling diam. Hingga akhirnya Agno melangkah mendekati Bele,
"Aku membawakanmu makanan, kau harus makan agar cepat pulih!" Ujar Agno meletakkan nampan berisi steik daging dan macam-macam sayuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA'S DESTINY [ END ]
Werewolf*** Takdir selalu tak terduga, suka atau tidak kita harus menjalaninya. Agnoraga Demetri Apollo, keturunan murni Dewa Serigala itu telah melenyapkan seseorang yang berkuasa. Hingga takdir membawanya bertemu sang mate, ada banyak rahasia dibalik ca...