28. Kemarahan Bele
"Kita satu atap tapi tak pernah mengobrol berdua bukan?"
Gita mendekati Bele yang berdiri dibalkon melihat luasnya depan istana.
Setelah sampai didepan Bele, dia ikut melihat ke luar.
"Bagaimana kabarmu?" sapa Gita, Bele melirik kearah Gita,
"Baik," jawabnya singkat, Bele merasa hawa tak nyaman. Dia sungguh marah pada Gita karena mendengar tempo hari,
"Bele, kau sedang tidak menghindari ku kan?"
"Kenapa kau berpikir seperti itu?"
"Hanya menebak?" ujar Gita, terlihat dari raut wajahnya yang cantik itu dia tersenyum meremehkan.
"Kalaupun aku menghindarimu tak masalah kan? Selama itu bukan Agno menghindarimu?" sarkas Bele menatap langit biru diatas.
"Apa maksudmu Bele? Kau menuduhku apa?" tanya Gita tak percaya, dia sangat mendalami peran protagonis nya.
"Tidak perlu berpura pura Gita! Kita perjelas saja, tolak tawaran yang menyuruhmu menjadi pendamping Agno! Sanggup?" kata Bele dengan menantang.
Gita menatap tak percaya gadis didepannya, dia kemudian tertawa , "Lalu kau pikir kau pantas dengan Agno?"
"Lihat kau mudah terpancing, aku tau niat busukmu,"
Mereka bertatapan sengit, "Kau hanya menumpang disini Gita, tak perlu mengarapkan apa yang telah ditakdirkan untuk diriku malah kau menginginkannya. Karana itu tidak akan pernah terjadi!"
"Kau pikir kau berguna disini? Shewolf cacat sepertimu bermimpi menjadi takdir Agno? Pernah kau berkaca jika kau tak pantas?" ujar Gita dengan sinis,
"Apapun itu, akulah matenya!"
"Ya, mate tidak berguna, oh betapa sialnya Agno mendapatkan mate sepertimu?" ejek Gita,
Bele marah, jika kalian pikir dia akan diam dan merima semua hinaan itu maka kalian salah.
Karena saat ini yang terjadi, Bele menarik rambut Gita sampai Gita memekik kesakitan, tetapi dia tak tinggal diam.
Gita membalas jambakan dirambut Bele, keduanya saling menarik, sampai para omega yang melihat berusaha meleraikan,
Gita yang merasa jengkel mulai menendang kaki Bele hingga gadis itu terjatuh, Bele bangkit lagi kemudian mencakar wajah Gita,
"Cukup! Ada apa ini!" perintah Luna Alishas yang terkejut melihat apa yang terjadi dia datang dengan Hera digandengannya,
Para omega mulai membantu Gita yang wajahnya mengeluarkan darah disekitar pipi dan hidungnya karena cakaran Bele,
Sedangkan Rora membantu Bele untuk berdiri,
"Astaga Gita wajahmu? Kenapa kalian bertengkar?" marah Luna Alishas. Tentu saja Gita adalah anak dari sepupunya. Matteo, jika terjadi sesuatu dengan Gita, Alishas yang akan merasa bersalah.
"Dia duluan bunda, Bele marah karena para tetua lebih memilih saya daripada dia, dan kemudian Bele menyerang saya karena saya tidak bisa apa-apa untuk menolak para tetua," kata Gita dengan sendu, ah liciknya.
"Bele?" Luna Alishas bertanya karena tak percaya,
"Itu benar, saya yang memulai dulu Yang Mulia, maafkan saya, anda berhak menghukum saya. Saya permisi!" kata Bele dengan datar.
Apa? Membela diri? Percuma. Lebih baik membuat semua cepat selesai. Sungguh memuakkan.
Bele pergi dari kerumunan itu, Hera yang melihat mengikuti Bele dengan berlari.
«««««
"Kakak?"
Suara lembut itu membuat Bele menoleh, dia menemukan Hera kecil mendekat kearahnya,
"Kenapa Putri kecil ini disini?" tanya Bele dengan lembut, Hera menggeleng lalu memandang kamar ini,
"Ini kamar kakak Agno?" tanya Hera dengan lucu, Bele tersenyum gemas,
"Benar sekali, Hera sangat pintar," pujian itu membuat Hera malu malu. Ah manisnya.
"Kakak beldalah?" kaget Hera melihat luka disudut bibir Bele,
Tangan kecil itu menyentuh luka bibirnya, Bele sedikit meringis, "Tidak papa sayang. Hanya luka kecil," kata Bele dengan memeluk Hera.
Bau Hera sangat harum, anak yang manis.
«««««
"Kudengar kau bertengkar dengan Gita, apa benar?" tanya seseorang dengan tergesa,
Bele hanya mengiyakan dengan anggukan kepala, "Wahhh luar biasa! Kau hebat!" ujar Grace dengan semangat,
"Apa?"
Perempuan itu mengangguk, "Iya, selama ini Gita pasti besar kepala karena semua orang takut padanya, kau taulah memang dia pandai dalam peperangan, namun kau hebat! Sekali kali memang orang itu harus dilawan agar tak merasa paling kuat!" cerocos Grace dengan tangan bekerja mencari beberapa buku,
Mereka saat ini ada diruangan perpustakaan, Grace membantu Bele mencari Buku tentang Chil Of Moon. Buku itu Grace pernah menemukannya.
"Ah aku menemukannya!"
Bele berhenti menjelajah, dia mendekat kearah Grace, perempuan itu membawa sebuah buku usang.
Tulisannya latin kuno. Bele tidak paham dan tidak mengerti membacanya,
"Tenang saja, sampul ini memang tulisannya kuno, namun dalamnya kau pasti bisa membaca,"
"Baiklah," Bele menerima buku tua dan terlihat seperti peninggalan zaman dahulu sekali. Bahkan beberapa halaman sudah terlepas.
"Kenapa dulu aku diasuh oleh ibu Thea, dimana mereka menemukan aku?" guman Bele mengingat masa kecilnya.
Dia yang terbangun waktu umur 8 tahun dan bekerja keras untuk hidupnya.
"Cobalah membaca nya, aku akan mencari buku yang lain di istana ayahku,"
"Terimakasih telah membantuku Grace, kau sangat baik,"
Grace terharu, "Ah sayang, aku akan melakukan apapun untukmu dan Pack ini. Karena mate adalah juga seorang Beta bukan?"
Dia memeluk Bele, gadis ini memiliki takdir yang luar biasa.
«««««
Update lagiiiii asiik,
Semoga suka dan selamat membacaa,
Vote juga ya, kalaupun cerita ini nantinya dah tamatt tetep vote dan comment dong guysss,
Targetnya, aku mau cerita ini ku selesai'in cepet biar segera tamat
Keep stay and happy reading,
With Love,
Author ❤💛💚
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA'S DESTINY [ END ]
Werewolf*** Takdir selalu tak terduga, suka atau tidak kita harus menjalaninya. Agnoraga Demetri Apollo, keturunan murni Dewa Serigala itu telah melenyapkan seseorang yang berkuasa. Hingga takdir membawanya bertemu sang mate, ada banyak rahasia dibalik ca...