40. Mencoba Memperbaiki
"Agno!"
Panggil Luna Alishas dengan kecewa. Menatap putranya itu yang memandang kearah depan dengan datar sedangkan tangannya mengepal.
Agno sedang menenangkan Damian. Serigala itu mengamuk kepada sang human.
Agno sendiri sangat tersadar akan kesalahannya. Dia terlanjur emosi dan mengatakan perkataan yang menyakiti Bele. Ah sangat menyakiti.
Tanpa mengucapkan apa pun, Agno pergi dari ruangan itu. Mecari seseorang yang telah ia sakiti dengan tidak sengaja.
«««««
"Jangan menangis, jangan menangis!"
Ucap Bele menghafalkan mantra. Tenggorokannya serasa tercekat. Berulang kali ia tersedu-sedu.
Pangeran disini sepi sekali aku takut, aku ingin pulang
Hati Bele seolah berkhianat dengan akalnya. Tak kuasa menahan tangis, Bele menelungkupkan tubhhnya pada lututnya. Menangis. Memang apa yang bisa ia lakukan? Tidak ada. Tanpa Agno dia bukan siapa-siapa karena pria itu yang membuat Bele bergantung kepadanya.
Lagi-lagi pikirannya memikirkan pria itu.
"Kalau saja aku bisa menemukan Indira," guman Bele menatap hutan dari atas bukit. Ia menoleh kesamping, kuda yang ia tunggangi sedang memakan rumput.
"Astaga sakit ini datang lagi," kata Bele sembari memegang dadanya, rasa sakit terus menghantamnya.
"Pasti karena racun itu. Astaga apa yang diberikan Matteo padaku,"
Bele tahu, jika Matteo telah memberi campuran racun pada minumannya saat Alpha Rolex dan Pangeran pergi ke tempat pertempuran itu, sebelum Matteo menyusul dia menyuruh salah satu pelayan agar memasukkan bubuk racun itu.
Telinganya mendengar sendiri perbincangan Matteo dengan omega itu.
Pandangan Bele beralih ke gelang yang ada ditangannya. Pemberian Agno.
Kau hanya werewolf cacat. Kau hanya werewolf cacat.
"Aku hanya werewolf cacat. Dan kau werewolf paling sempurna. Seharusnya kita memang tidak pernah bertemu."
Bele melepaskan gelang itu, memandangnya kemudian membuangnya kedalam jurang.
"Aku akan melupakanmu."
«««««
"SIALAN!" Teriak Agno ketika tidak menemukan Bele diruangan manapun. Dia semakin murka ketika kuda putih yang ia berikan pada Bele hilang.
Sudah pasti gadis itu kabur darinya. Damian tak terkendali. Dia berhasil mengambil alih tubuh Agno.
Tangannya menarik kerah salah satu warrior, mata kuningnya seakan menembakkan leser ke warrior itu.
"Kemana kau hah! Tidak becus sekali menjaga calon Lunamu yang kabur dari istana kecil ini!"
Baiklah, Damian kalau marah memang menyeramkan dan suka sekali memandang sesuatu kecil. Istana sebesar ini kecil katanya. Warrior yang lain menunduk ketahutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA'S DESTINY [ END ]
Werewolf*** Takdir selalu tak terduga, suka atau tidak kita harus menjalaninya. Agnoraga Demetri Apollo, keturunan murni Dewa Serigala itu telah melenyapkan seseorang yang berkuasa. Hingga takdir membawanya bertemu sang mate, ada banyak rahasia dibalik ca...