13. LAVENDER FLOWER 2

8.6K 815 5
                                    

13. Bunga Lavender 2

Bele dan Rora sama-sama menoleh kebelakang. Nampak Pangeran Agno yang berjalan mendekat kearah Bele.

Rora membungkuk hormat ke Pangeran, Bele yang masih sedikit terkejut jadi gagal fokus dan mengikuti gerakan Rora membungkuk,

"Apa yang kau lakukan?" ujar Pangeran Agno menegapkan kembali tubuh matenya.

"Eh, apa aku salah?" tanya Bele malu-malu. Pipinya merona, Agno pun tersenyum menawan melihat itu, apalagi Damian. Dia sudah salting setengah mati melihat wajah Bele.

Agno mengusap rambut matenya, kemudian berkata, "Sudah cukup, kau boleh pergi!" ujarnya pada Rora.

"Nanti temui aku lagi oke?" Kata Bele saat Rora berjalan menjauh dari mereka. Rora menganguk dan tersenyum.

"Siapa dia?"

"Ah, hanya teman baruku disini. Dia sangat baik, bolehkan aku berteman dengannya?"

Agno membelai pipi Bele, "Asalkan kau senang dan hati-hati, apapun itu pasti ku ijinkan," jawab Agno dan Bele menganguk senang.

"Kau ingin kesuatu tempat dimana kau bisa melihat Lavender?"

«««««

"Bisa aku membuka mataku sekarang?" tanya Bele antara sebal dan antusias. Agno menyuruhnya menutup mata dengan kain. Pangeran itu bilang dia ingin memberi sesuatu yang pasti Bele suka.

Agno berjalan kearah belakang tubuh Bele, memeluknya dari belakang. "Ya, biar kubantu!"

Perlahan Agno melepas ikatan kain itu, ketika membuka matanya, mata Bele melihat hamparan bunga lavender yang sangat indah.

"Wahh, indah sekali," guman Bele, Agno tersenyum melihat wajah berseri Bele

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wahh, indah sekali," guman Bele, Agno tersenyum melihat wajah berseri Bele. Seakan senyum itu adalah penawar rasa sedih dan lelahnya.

"Aku tahu kau akan suka," ujar Agno sembari melihat taman Lavender ini. Tempat ini adalah  tempat dikawasan gunung dekat dengan wilayah Elf.

Dulu entah mengapa, Agno kecil sangat ingin menanam bunga Lavender. Dan ketika ia menemukan tempat ini dia mulai menanam bunga ungu itu.

Ternyata terjawab sudah, karena sang matenya memiliki aroma yang sama dengan Lavender, menenangkan.

"Terimakasih, ini sangat luar biasa," kata Bele tersenyum haru. Agno meraih kepala Bele, menyatukan bibirnya dan bibir gadis itu.

Bele mengalungkan tangannya dileher Sang Pangeran. Membalas ciuman lembut dari matenya.

«««««

"Apa kau yang membuat semua ini Pangeran?" tanya Bele. Bele sedang mengusap rambut hitam Sang Pangeran yang tidur sambil menjadikan paha Bele menjadi bantalnya.

"Aku hanya menanam beberapa bunga dan sisanya aku meminta tolong temanku untuk menumbuhkan dengan cepat, dia seorang Elf," jelas Agno, Pangeran itu memejamkan matanya karena udara disini sangat sejuk, ditambah elusan tangan Bele yang membuatnya terlena.

"Tadi pergi kemana? Mengapa banyak warrior ikut?"

"Aku dan ayah pergi ke wilayah vampir. Semua bangsa dan klan Elf berkumpul membahas pengangkatanku, juga aku memilih Beta dan Gamma untuk kepimpimanku,"

"Vampir?"

"Ya, Vampir. Kenapa? Semua bangsa immortal, dan Vampir termasuk didalamnya,"

Bele menganguk, mengingat dia pernah diculik oleh kaum itu. Bele mengalihkan pembicaraan mereka,

"Kau hebat sudah berteman dengan Elf ya, pasti masa kecilmu indah?"

"Hmm bisa dibilang tak semua kehidupan indah. Kecuali jika kau ada disampingku,"

Bele tertawa kecil, "Kenapa kau pintar menggombal Pangeran? Bukankah kau dulu sangat kaku?"

"Hmm, jangan lupakan kau dulu menipuku menjadi seorang Putri disini!"

"Hehehe, jangan mengungkit itu hey!"

"Bagaimana dulu aku bisa tertipu denganmu?ah ya, karena Tiara itu, kau memiliki Tiara langka Bele, dimana kau mendapatkannya?" Pangeran menegakkan tubuhnya, menatap mata matenya intens.

"Aku menemukannya, aku mengejar seekor rubah dan lalu menemukan Tiara itu,"

"Dan apakah kau tahu jika kita sepasang mate sejak dulu?" tuntut Pangeran Agno,

"Yaa, bisa dibilang begitu. Aku mencium aroma mu dari jauh. Kau dulu masih sangat muda, dan sekarang kau,"

Bele menggantungkan kalimatnya yang kemudian disela Agno, "Apa? Sekarang pun aku masih muda, kau tahu!"

Bele tertawa, lalu menyenderkan kepalanya didada Pangeran, sambil melihat hamparan bunga lavender.

"Tapi Bele, kenapa dulu aku tak bisa mencium aromamu?"

"Entahlah, Indira berkata jika ada sesuatu yang menahanku. Tapi aku tak paham maksudnya dan dia tak pernah menjelaskan dengan detail," curhat Bele,

"Siapa Indira?"

"Indira, dia gumiho yang menolong dan mengantarku saat kau hilang kendali,"

Bele bangkit dan tersadar sesuatu, "ASTAGA INDIRA! Kemana dia? "

Bagai disambar petir, ingatan tentang Indira baru muncul. Dimana Indira sekarang?

«««««

ALPHA'S DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang